Perceraian menjadi akhir dari hubungan suami istri namun tidak dengan hubungan orang tua dan anak. Opsi-opsi pengasuhan setelah perceraian menjadi topik hangat yang dicari oleh orang tua. Co-parenting merupakan salah satu opsi pengasuhan bersama untuk orang tua yang bercerai. Di Indonesia, co-parenting masih menjadi topik yang belum dikenal masyarakat luas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi regulasi emosi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi regulasi emosi pada orang tua yang melakukan co-parenting. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologis. Jumlah partisipan adalah 5 orang wanita dan data penelitian dianalisis menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan antecedent focused strategy digambarkan lebih mampu menjaga kesehatan mental partisipan dalam jangka panjang. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi strategi regulasi emosi partisipan, yaitu: kesadaran & usaha diri serta dukungan pihak luar. Penelitian ini dapat menjadi landasan teoritis bagi praktisi dan orang tua yang melakukan pola asuh co-parenting pasca perceraian dalam membentuk strategi regulasi emosi.