Sa'adah, Sri Lumatus
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peran BMT Mentari Sekawan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang Kecil: Studi Kasus di Pasar Yosowilangun: The Role of Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Mentari Sekawan in Improving the Welfare of Small Traders: A Case Study at Yosowilangun Market Sa'adah, Sri Lumatus
Fenomena Vol 5 No 2 (2006): FENOMENA: Journal of the Social Sciences
Publisher : LP2M UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/fenomena.v5i2.394

Abstract

-
Peran BMT Mentari Sekawan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang Kecil di Pasar Yosowilangun: The Role of Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Mentari Sekawan in Improving the Welfare of Small Traders in Yosowilangun Market Sa'adah, Sri Lumatus
Fenomena Vol 6 No 2 (2007): FENOMENA: Journal of the Social Sciences
Publisher : LP2M UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/fenomena.v6i2.412

Abstract

-
Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Masyarakat Kraton, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember: Implementation of Islamic Inheritance Law in the Kraton Community, Kencong District, Jember Regency Sa'adah, Sri Lumatus
Fenomena Vol 7 No 1 (2008): FENOMENA: Journal of the Social Sciences
Publisher : LP2M UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/fenomena.v7i1.423

Abstract

-
Sigar Semongko and Gilir Waris: The Controversy of Customary Law and Islamic Law in The Inheritance System Sa'adah, Sri Lumatus; Qudsy, Saifuddin Zuhri; Laila, Nur Quma
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol. 23 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v23i2.31266

Abstract

This study aims to explain the differences between the inheritance rights of the Jember community and Islamic law, then look at the contextualization of this practice with Islamic inheritance law based on maṣlaḥah and ‘urf (tradition). This research is based on a qualitative paradigm, with observation techniques, interviews and literature studies, and descriptive analysis. Results of the study show  that  the  people  of  Jember  share  the  same  inheritance  amount  (sigar semongo). There is also a turn system for heirs to utilize the benefits of assets. This differs from the provisions of Islamic law, which regulate the 2:1 system for boys and girls. Viewed from the Islamic perspective, this contains maṣlaḥah for heirs because it minimizes division between siblings based on the principle of disadvantage that should be avoided. The system is based on harmony and balanced  justice  (Boys  and  girls  have  equal  rights).  It  has  become  customary and agreed upon by religious and community leaders so that it can become law. Abstrak:  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menjelaskan  adanya  perbedaan antara pembagian hak waris masyarakat Jember dan Hukum Islam, kemudian melihat kontekstualisasi praktik tersebut dengan hukum waris Islam dengan melandaskan pada aspek maṣlaḥah dan ‘urf (tradisi). Penelitian ini berdasarkan paradigma kualitatif, di mana data yang terkumpul melalui teknik observasi, wawancara  dan  studi  literatur  serta  menggunakan  analisis  deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, masyarakat Jember membagi warisan dalam jumlah yang sama (sigar semongko), ada juga sistem giliran ahli waris dalam memanfaatkan aset/harta warisan. Hal ini berbeda dengan ketentuan hukum Islam yang mengatur sistem 2:1 bagi anak laki-laki dan perempuan. Ditinjau dari perspektif Islam, hal ini mengandung maṣlaḥah (manfaat) bagi ahli waris karena meminimalisir adanya perpecahan antara saudara dengan mendasarkan pada kaidah kemudharatan harus dihindari. Sistem tersebut didasarkan pada asas  kerukunan,  dan  keadilan  berimbang  (anak  laki-laki  dan  perempuan mempunyai  hak  yang  sama).  Ini  sudah  menjadi  adat  dan  disepakati  oleh para tokoh agama dan masyarakat sehingga dapat menjadi hukum.