Patabang, Denselina Lilis
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Madu Trigona Mampu Menghambat Pertumbuhan Jamur Curvularia sp. yang Diisolasi dari Anjing Patabang, Denselina Lilis; Suartha, I Nyoman; Sudipa, Putu Henrywaesa
Indonesia Medicus Veterinus Vol 11 (1) 2022
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2022.11.1.117

Abstract

Curvularia sp. merupakan jamur dermatiaceae atau jamur dengan pigmen hitam yang menyebabkan berbagai macam penyakit pada hewan. Peningkatan invasi dan proliferasi jamur Curvularia sp. diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia secara berlebihan. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif lain dalam mengobati penyakit jamur yaitu dengan obat herbal. Madu trigona mengandung senyawa flavonoid dan polyphenol karena lebah trigona dapat mengumpulkan nektar dari bagian bunga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang efektivitas madu trigona dalam menghambat pertumbuhan jamur Curvularia sp. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap terhadap enam perlakuan yaitu madu trigona konsentrasi 20%, 25%, 30% dan 100%, kontrol positif dan kontrol negatif terhadap biakan jamur Curvularia sp. pada media Sabouraud Dextrose Agar. Madu trigona kemudian di uji sensitivitasnya dengan teknik lubang sumuran pada media Sabouraud Dextrose Agar dan dilihat hingga terbentuknya zona hambat. Terbentuknya hambatan di sekitar lubang sumuran yang tidak ditumbuhi jamur menunjukkan hasil positif dan zona hambat dapat diukur. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa madu trigona konsentrasi 20%, 25%, 30% dan kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat (0 mm). Madu trigona konsentrasi 100% menghasilkan zona hambat sebesar 2,14 mm, sedangkan kontrol positif menghasilkan zona hambat sebesar 5,15 mm. Madu trigona yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Curvularia sp. yaitu madu dengan konsentrasi 100%.
Laporan Kasus: Dermatofitosis Akibat Infeksi Jamur Curvularia sp. pada Kucing Peranakan Persia Patabang, Denselina Lilis; Anthara, Made Suma; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (4) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.4.563

Abstract

Dermatofitosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Tujuan dilakukan pemeriksaan pada kucing kasus adalah untuk mengetahui genus jamur penyebab dermatitis pada kucing. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya tanda klinis seperti pruritus, eritema, alopesia, scale/sisik disertai kulit yang lembap pada area telinga dan wajah. Kemudian bagian lesi tersebut dilakukan pemeriksaan dengan tape smear yang menunjukkan hasil adanya jamur Curvularia sp., pemeriksaan diteguhkan dengan melakukan kultur pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan menunjukkan hasil positif. Pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadinya penurunan nilai hemoglobin, MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), dan trombositopenia serta peningkatan nilai MCV (Mean Corpuscular Volume). Pengobatan yang diberikan yaitu antijamur itraconazol 5mg/kg BB satu kali sehari selama 14 hari per oral, multivitamin B kompleks satu kali sehari selama 10 hari per oral, minyak ikan satu kali sehari selama 14 hari, dan mandi sabun yang mengandung asam salisilat satu kali sehari dalam seminggu secara topikal. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan kucing peranakan persia bernama Tom didiagnosis mengalami dermatofitosis akibat infeksi jamur Curvularia sp. Evaluasi selama 14 hari pengobatan, pruritus menghilang, kulit area telinga yang awalnya eritema, lembap dan alopesia mulai merendah kemerahannya, kulit yang lembap mengering dan ditumbuhi rambut. Pada area wajah eritema telah menghilang dan mulai ditumbuhi rambut.