Heni Emawati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kesesuaian Media Tumbuh Stek Akar Sukun Jumani Jumani; Heni Emawati
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 11, No 2 (2012): Oktober
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v11i2.1

Abstract

The results showed that the average growth of roots at the age of 4 months was very real different between treatments and the best growth was in medium roasted husk fuel (SB), husk fuel humus (SBH) and then burn the chaff sand (SBP) with the following average husk fuel the growth of root length 4.33 cm, 3.33 cm and 2.00 cm.Shoot growth showed that the average growth of shoots at the age of 4 months was very real different between treatments and the best growth medium roasted husks (SB), husk fuel humus (SBH) and husk sand burns (SBP) with the following average husk fuel shoot growth was 3.67 cm, 3.00 cm and 2 cm. Best growth in medium roasted husks due to aeration and water absorption media quite well when too wet and dries quickly when the watering less easily monitored and medium roasted husks too sterile of fungus and nest for easy root growth and subsequent shoot will also grow.  
The Influence of Regulator Grow Essence Auksin IAA And The Onion Extract to Multiplication Cuttings Meranti Sabut (Shorea parvifolia Dyer.). Muhammad Masli; Maya Preva Biantary; Heni Emawati
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i1.4127

Abstract

The purpose of this research are to know hormone Auksin IAA response and onion extract to the ability live of shoot cuttings Shorea parvifolia Dyer.This research using by Completely Randomized Design pattern by 3 x 3 factors and every repetition contain 30 cuttings with the hormone treatment or regulator grow  essence auksin IAA (A) by 0,1 gr/ml close, onion extract (B) content by 100% and didn’t by treatment or control (O).The result of this research are : (1) the influence of regulator grow auksin IAA essence and the onion extract to multiplication cuttings meranti sabut (Shorea parvifolia Dyer.) that indicate using hormone auksin IAA is the best with 91,11% presentation live by onion extract have 87,78% while presentation live and did not by control have 85,56% live presentation. (2) the influence of regulator auksin IAA essence and extract onion to multiplication cuttings meranti sabut (Shorea parvifolia Dyer.) to the sum of root, the long of root, the sum of new leaf and the new shoot are different and not real.
POTENSI TEGAKAN TINGKAT TIANG DAN POHON DI AREAL KHDTK HUTAN DIKLAT LOA HAUR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sukirno Sukirno; Muhammad Taufan Tirkaamiana; Jumani Jumani; Heni Emawati
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4351

Abstract

Kegiatan Penataan Hutan Diklat diperlukan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi hutan diklat yang akan dikelola. Dari Hasil kegiatan penataan tersebut akan diperoleh potensi mengenai keadaan hutan, topografi, iklim serta keadaan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar hutan, yang mana data tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai dasar dalam menyusun pengelolaan hutan lebih lanjut sesuai dengan kondisi lapangan dan program diklat yang akan dilaksanakan.Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan tingkat Tiang di areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda, Mengetahui potensi tegakan tingkat Pohon di areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda dan Mengetahui keanekaragaman jenis tegakan yang mendominasi areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda. Metode yang digunakan dalam Penelitian dan pengambilan data di lapangan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun metode pengujian Potensi Tegakan dengan menggunakan Rumus Total Volume dalam satuan Kubikasi dimana parameter yang diukur meliputi  Diameter tegakan, Tinggi tegakan dan jumlah Populasi keseluruhan Plot penelitian.Sedangkan untuk nilai keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan rumus Nilai Indeks Keragaman Shannon-Wiener 1992.Hasil yang didapatkan berdasarkan  rekapitulasi dari 5 plot sampel penelitian seluas 26 Ha dengan Intensitas Sampling sebesar 5% pada Areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur diperoleh hasil bahwa Potensi tegakan tingkat Tiang sebesar 111 m3 dengan jumlah populasi sebanyak 1.159 tegakan atau sama dengan 4,269 m3/ha dengan populasi 45 tegakan/ha. Sedangkan pada tingkat Pohon diperoleh potensi sebesar 189,7 m3 dengan jumlah populasi sebanyak 497 tegakan atau sama dengan 7,30 m3/ha dengan populasi 19 tegakan/ha.Nilai indeks keanekaragaman H’ pada kelompok jenis Meranti tingkat Tiang sebesar 2,14 dan tingkat pohon sebesar 1,72. pada kelompok jenis Rimba Campuran Nilai indeks Keanekaragaman tingkat Tiang sebesar 1,98 dan tingkat Pohon sebesar 2,31. Baik untuk Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba Campuran Nilai Indeks Keanekaragaman H’ masih termasuk dalam kategori Sedang. Pada kelompok Kayu Indah nilai indeks Keanekaragaman tingkat Tiang sebesar 1,20 dan tingkat Pohon 0,94 nilai H’ pada kelompok jenis ini nilai indeks keanekaragamannya masih tergolong dalam kategori.Dan berdasarkan hasil penelitian terhadap 5 plot sampel seluas 26 Ha dengan intensitas sampling 5% diketahui bahwa tegakan yang memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi baik untuk tingkat Tiang dan Pohon adalah jenis Mahang (Macaranga sp), dimana untuk tegakan tingkat Tiang diperoleh jumlah tegakan sebanyak 312 tegakan dengan nilai indeks keanekaragaman 0,153, sedangkan tegakan tingkat Pohon dengan jumlah tegakan sebanyak 94 pohon nilai indeks keanekaragamannya sebesar 0,137, dan nilai indeks keanekaragaman ini masih termasuk dalam kategori.