Perkembangan pariwisata Indonesia memiliki potensi besar dalam wisata berbasis komunitas budaya, sejalan dengan Program Pembangunan Nasional. Pariwisata berperan dalam memanfaatkan sumber daya alam dan budaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Seni bela diri tradisional Pencak Silat berpotensi menjadi elemen soft power yang meningkatkan daya tarik wisata budaya, khususnya di Kota Madiun, yang dikenal sebagai 'Kota Pendekar'. Dengan sejarah panjang dan budaya yang erat kaitannya dengan Pencak Silat, serta pengakuan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 2019, seni bela diri ini memiliki nilai strategis sebagai aset budaya nasional dan internasional. Namun, potensi Pencak Silat di Kota Madiun belum tergarap optimal, karena masih terbatas pada lingkup lokal tanpa kemasan profesional yang menarik bagi wisatawan. Penelitian ini mengkaji potensi pengembangan Pencak Silat sebagai daya tarik wisata budaya melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara, observasi partisipatif, dan studi literatur..Penelitian ini memperoleh dua hasil yakni potensi nilai historis dan budaya, potensi komitmen keterlibatan komunitas, potensi wisata budaya seni bela diri pencak silat, potensi penyelenggaran Event dan pertunjukan yang diselenggarakan padepokan, potensi paket wisata edukasi pencak silat paket, potensi infrastuktur dan potensi ekonomi lokal. Dilanjutkan dengan temuan strategi efektif dalam mengembangkan wisata budaya seni bela diri Pencak Silat yakni dengan membangun kesadaran budaya, integrasi dengan pariwisata berkelanjutan, kolaborasi antar sektor, pengembangan media dan konten kreatif, optimalisasi infrastruktur wisata dan pemberdayaan komunitas lokal. Kesimpulannya, seni bela diri Pencak Silat dapat menjadi soft power yang efektif dalam meningkatkan daya tarik pariwisata Kota Madiun jika dikembangkan dengan strategi yang terarah dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan