Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN INSIYUR DALAM PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS (ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENEBARAN KEMBALI / RESTOCKING BENIH IKAN ENDEMIK DI PERAIRAN UMUM DARATAN PROVINSI LAMPUNG TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN PROTEIN HEWANI) Arsyita, Muhammad Aprizal
Jurnal Rekayasa Lampung Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrl.v4i1.54

Abstract

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang murah dan mudah diperoleh, terutama dari perairan umum daratan. Protein ikan menjadi solusi komprehensif di tengah efisensi anggaran dan pesimisme keberhasilan program makan bergizi gratis sebagai janji kampanye Presiden Prabowo Subianto. Menariknya, tekanan ekologis di perairan umum daratan akibat sampah domestik dan limbah industri menghadirkan ancaman pencemaran, mikroplastik dan reservoir penyakit. Masalah ini dianalisis secara kualitatif melalui pendekatan pengelolaan sumber daya alam dengan teori peran dan teori pemberdayaan masyarakat. Pemerintah Provinsi Lampung tahun 2019 hingga 2024 telah melakukan terobosan signifikan melalui penebaran kembali (restocking) benih ikan endemik hampir di seluruh perairan umum daratan Provinsi Lampung yang terkonfirmasi mengalami degradasi sumber daya ikan dan lingkungan. Benih ikan endemik merupakan indikator kesehatan lingkungan sekaligus pembasmi agen patogen tanpa menimbulkan polemik ikan invasif yang mengubah konstelasi habitat murni di dalamnya. Di sisi lain, pendekatan kearifan lokal melalui pemberdayaan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) di sepanjang lokasi penebaran menjadi ujung tombak pelaksanaan restocking. Keterlibatan Insinyur berkolaborasi bersama masyarakat setempat dianggap penting sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya alam yang ada di sekitarnya dan memastikan keberlanjutan mandiri atas upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka memulihkan ekosistem seperti sediakala. Kesimpulannya, bahwa kreatifitas dan integritas Insinyur melalui kegiatan restocking benih ikan endemik merupakan sebuah program elaborasi sederhana, cepat dan murah yang terbukti mampu mengolaborasi antara eksploitasi, eksplorasi, dan konservasi di perairan umum daratan, serta menghadirikan sinergitas pemberdayaan masyarakat (social empowerment) secara terukur dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam menyukseskan program makan bergizi gratis.
SMUGGLING OF THE LAW IN DIFFERENT RELIGIOUS MARRIAGE AS A LEGAL ACTION IN THE STATE OF PANCASILA Arsyita, Muhammad Aprizal; Khair, Damrah; Pane, Erina; Ja'far, A. Kumedi; Mahmudah, Siti
SMART: Journal of Sharia, Traditon, and Modernity Vol. 1 No. 1 June (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/smart.v1i1.9781

Abstract

Marriage in Indonesia is a legal act that is valid in an external forum based on the legal contract of each religious law or belief. Interestingly, interfaith marriages continue to occur and experience problems related to illegal acts against various attempts to smuggle laws to obtain legal recognition from the State. This issue will be analyzed based on the Civil Code, Law Number 1 of 1974 concerning Marriage, Law Number 39 of 1999 concerning Human Rights, Law Number 23 of 2006 concerning Population Administration, and the Decision of the Constitutional Court Number. 68/ PUU-XII / 2014. To find out the legal arrangements in interfaith marriages, a normative juridical legal research method and a statutory approach were carried out by collecting literature study data. Secondary data were analyzed using qualitative juridical analysis. The results of this study explain that positive law in Indonesia does not prohibit interfaith marriage, but does not regulate it. The substance of the validity of a marriage is pluralistic based on religious law and belief, even though the majority prohibits its followers so that a juridical understanding emerges that it is impossible to legalize interaction marriages, but in reality, some religions and beliefs provide dispensation or permission. Law smuggling by individuals adhering to religions or beliefs with low quality and/ or not obeying the forum internum which prohibits interfaith marriages, but imposes themselves on various motives (Al-Baits) based on positive law. The conclusion is that even though there is disharmony of norms, the smuggling of law in interfaith marriages fulfills the elements of acts against the law, which deliberately contradicts positive law, and reduces the authority of law and religion in the Pancasila State. Juridically, the determination of the legality of marriage is based on religious norms or beliefs, not a Court Ruling mechanism, because the State only determines administrative validity.Keywords: Smuggling, Marriage, Different Religions, Acts against the Law, Pancasila
PERAN INSIYUR DALAM PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS (ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENEBARAN KEMBALI / RESTOCKING BENIH IKAN ENDEMIK DI PERAIRAN UMUM DARATAN PROVINSI LAMPUNG TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN PROTEIN HEWANI) Arsyita, Muhammad Aprizal
Jurnal Rekayasa Lampung Vol. 3 No. 3 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrl.v3i3.49

Abstract

Beberapa ruas jalan nasional di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya di sepanjang Jalan Lintas Tengah Sumatera dan jalan yang menghubungkan Lahat dengan Pagar Alam, berada di daerah yang rawan longsor. Hal ini disebabkan oleh kondisi medan dan geologi yang kurang stabil. Wilayah ini terbentuk dari formasi geologi Talang Akar, yang terdiri dari batu pasir halus, batu lempung, lanau, dan serpih. Jenis batuan ini memiliki sifat yang mudah menyerap air, sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi, tanah di daerah tersebut kehilangan kekuatan gesernya. Akibatnya, tanah menjadi lebih mudah mengalami pergerakan dan longsor. Selain faktor geologi, perubahan iklim juga turut mempengaruhi stabilitas tanah di daerah ini. Pola hujan yang mengalami perubahan, di mana musim hujan menjadi lebih singkat tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi, mempercepat proses erosi dan meningkatkan tekanan air pori dalam tanah. Hal ini semakin memperbesar kemungkinan terjadinya longsor, terutama di kawasan dengan kemiringan lereng yang curam dan drainase yang buruk.Salah satu kejadian longsor yang cukup parah terjadi pada tahun 2021, di mana hujan deras memicu pergerakan tanah yang menyebabkan akses jalan nasional dari Lahat ke Pagar Alam terputus. Akibatnya, aktivitas masyarakat terganggu, distribusi barang dan jasa terhambat, serta perekonomian lokal mengalami dampak yang cukup besar. Berdasarkan pengamatan lapangan, ditemukan bahwa sistem drainase yang ada tidak mampu mengalirkan air dengan cepat, sehingga air tergenang di sisi bukit. Genangan air ini memperburuk kondisi tanah yang sudah lemah, mempercepat proses pelongsoran.Hasil penyelidikan geoteknik menunjukkan bahwa lapisan tanah di daerah tersebut memiliki karakteristik yang beragam. Pada kedalaman 1 hingga 14 meter, tanah didominasi oleh kerikil dan batu lempung yang terfragmentasi, sedangkan pada kedalaman 14 hingga 18 meter terdapat lapisan batu pasir sangat halus. Lebih dalam lagi, pada kedalaman 18 hingga 30 meter, ditemukan lapisan batu lempung-lanau. Pengukuran resistivitas listrik juga menunjukkan bahwa zona yang jenuh air mencapai kedalaman 6 hingga 15 meter. Hal ini menunjukkan bahwa air tanah dapat dengan mudah meresap ke dalam lapisan tanah dan menyebabkan tekanan air pori meningkat, yang pada akhirnya membuat lereng semakin tidak stabil. Lebih lanjut, analisis perhitungan balik terhadap stabilitas lereng menunjukkan bahwa faktor keamanan di daerah ini hanya sebesar 1,02. Angka ini sangat mendekati batas kritis, yang berarti lereng berada dalam kondisi sangat rawan longsor. Dengan kondisi yang demikian, perlu dilakukan berbagai upaya stabilisasi lereng agar longsor serupa tidak terjadi lagi di masa depan.Beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain adalah perbaikan sistem drainase agar air hujan tidak lagi menggenang di lereng, pemasangan dinding penahan tanah untuk memperkuat struktur lereng, serta penggunaan teknik perkuatan tanah seperti pemasangan paku bumi atau geotekstil. Selain itu, pemantauan berkala dan peringatan dini juga perlu diterapkan untuk mengurangi risiko bencana dan memberikan waktu bagi masyarakat serta pihak berwenang untuk melakukan langkah mitigasi sebelum terjadi longsor yang lebih besar. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan akses jalan nasional di wilayah Sumatera Selatan dapat lebih aman dan terhindar dari gangguan akibat bencana longsor.