Obesitas merupakan suatu kondisi di mana jumlah asupan energi melebihi kebutuhan sehingga terjadi ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Masa remaja merupakan masa yang rawan mengalami masalah gizi. Salah satu masalah gizi yang sering dialami remaja adalah obesitas. Obesitas terjadi karena adanya kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor-faktor seperti genetik, aktivitas fisik, pola makan, lingkungan dan hormonal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Kota Samarinda. Metode ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah remaja yang memiliki IMT ≥27kg/m2 di SMP Negeri 2 Samarinda, SMP Negeri 16 Samarinda, SMP Negeri 29 Samarinda berjumlah 131 responden. Hasil penelitian dapat diketahui, responden yang melakukan aktivitas fisik rendah sebanyak 45 remaja, kategori sedang sebanyak 40 remaja, dan kategori tinggi sebanyak 11 remaja. Remaja dengan pola makan kurang baik sebanyak 65 remaja dan pola makan baik sebanyak 31 remaja. Remaja dengan obesitas I sebanyak 25 remaja dan obesitas II sebanyak 71 remaja. Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Kota Samarinda dengan nilai p-value= 0,029< α= 0,05. Ada hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Kota Samarinda dengan nilai p-value= 0,001< α= 0,05. Aktivitas fisik yang minim serta pola makan yang tidak baik merupakan faktor utama yang harus dihindari untuk mencegah obesitas. Gaya hidup aktif dan memilih makanan bergizi seimbang sangat penting untuk menjaga berat badan ideal.