Penelitian ini berangkat dari kebutuhan untuk mengungkap penerapan etnomatematika dalam sebuah tradisi yang sarat nilai dan konteks budaya lokal, khususnya di lingkungan pesantren. Salah satu tradisi yang belum banyak dikaji dari sudut pandang etnomatematika ialah Diba’an, yakni kegiatan pembacaan kitab yang telah tumbuh dan diwariskan secara turun‑temurun di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. Walaupun selama ini Diba’an lebih dikenal sebagai bentuk kesenian dan ritual keagamaan, pelaksanaannya ternyata mengandung berbagai pola dan struktur matematis, mulai dari pola pembagian syair, pola pengulangan bacaan, penghitungan waktu pelaksanaan, hingga bentuk dan ukuran alat musik rebana yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep‑konsep etnomatematika dalam pelaksanaan Diba’an. Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari para santri, ustadz, dan pengelola pesantren yang aktif terlibat dalam pelaksanaan Diba’an. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa berbagai konsep matematis dapat diidentifikasi dalam pelaksanaan Diba’an, mulai dari penerapan aritmetika sosial (penghitungan dan pembagian jumlah peserta), rasio dan proporsi (distribusi kerja antar kelompok), pola pengulangan struktur syair, perhitungan waktu pelaksanaan, hingga penerapan konsep geometri (bentuk dan ukuran alat musik rebana). Dengan demikian, Diba’an tidak hanya dapat dipandang sebagai bentuk kesenian dan ritual agama semata, tetapi juga sebagai contoh nyata penerapan etnomatematika dalam konteks pesantren. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan bahwa etnomatematika dapat memperkaya pembelajaran matematika dengan nilai kerja sama, disiplin, struktur, dan keteraturan, sekaligus berkontribusi dalam pelestarian nilai‑nilai budaya dan agama yang tumbuh dan diwariskan dalam kehidupan pesantren.