Kawasan Bendungan Jatigede, Sumedang, merupakan suatu kawasan pembangunan nasional yang direncanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan primer energi di kawasan Jawa – Bali. Sebuah upaya strategis dan kolaboratif yang diinisiasikan oleh PT BioFarma (Persero) melalui departemen TJSL yaitu memberdayakan masyarakat terdampak dengan istilah orang terkena dampak (OTD) di wilayah relokasi ataupun wilayah marginal. Hal ini tentunya memiliki nilai strategis ditingkat lokal (kabupaten sumedang) maupun nasional bahkan mancanegara. Secara demografis, tidak sedikit penduduknya yang menjadi OTD dari pembangunan waduk Jatigede, sementara dilihat dari aspek politis wilayah ini dijadikan sebagai sebuah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Kabupaten Sumedang. Oleh karena hal itu, potensi yang dikembangkan untuk membangun Masyarakat OTD, perlunya peninjauan secara komperhensif dari aspek ekonomi, ekologi, sosial dan kebudayaan. Melalui kajian komperhensif pemetaan sosial yang dilakukan PT BioFarma (Persero) bersama dengan Universitas Padjadjaran tahun 2022, didapati rekomendasi pemberdayaan di bidang pertanian yaitu di Desa Mekarasih. Desa ini memerlukan suatu upaya pertanian yang merubah pola tani tradisional menjadi tani yang berintegrasi dengan teknologi, agar meningkatkan nilai produktivitas dari pertanian di lahan marginal. PT BioFarma (Persero) melalui program CSR berhasil mendorong penggunaan kecerdasan buatan (AI) dengan sistem Raspberry Phi dalam mengelola kebutuhan air di wilayah marginal. Air menjadi faktor pembatas di lahan tersebut, sehingga menjadi sebuah dilematis ketika air digunakan untuk kebutuhan pertanian. Sumber air yang digunakan juga berasal dari limbah domestrik air wudhu dari masjid, yang sudah diolah sedemikian rupa melalui mekanisme filterisasi. Komoditas pertanian yang ditanam yaitu pisang dan rumput BBU yang menjadi komoditas unggul CSR PT BioFarma (Persero). Hasil dari penggunaan AI yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kebutuhan air untuk kegiatan pertanian.