Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONTEKSTUALISASI MISTERI KENOSIS ALLAH DALAM TEOLOGI ST. MONTFORT DAN KAITANNYA DENGAN PENERAPAN OMNIBUS LAW Adon, Mathias Jebaru; Wotan, Fidelis Bolo; Riyanto, Eko Armada
Jurnal Lektur Keagamaan Vol 22 No 1 (2024): Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 22 No. 1 Tahun 2024
Publisher : Center for Research and Development of Religious Literature and Heritage, Agency for Research and Development and Training, Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31291/jlka.v22i1.1041

Abstract

This research explores the role of theology in relation to socio-political challenges in Indonesia, particularly in light of the Omnibus Law Bill. The study draws on the theology of Kenosis as taught by St. Louis-Marie de Montfort, applying it to the contemporary Indonesian context. The Omnibus Law, favoring capital holders over workers, has prompted a call for the Indonesian Church to intervene. This study employs quali­tative approach, relying on a literature review for data collection. The study finds parallels between the current situation in Indonesia and 17th-century France under Louis XIV, where Montfort developed the Theology of Kenosis in response to the king’s centralization of power and heavy taxation. The Theology of Kenosis, emphasizing leaders’ duty to serve their people, is found to be highly relevant to Indonesia today. The study concludes that this theological model can guide leaders in creating public policies that prioritize people’s welfare over corporate interests. This aligns with the principle of divine solidarity with humanity, particularly the poor. The application of Kenosis theology to the Omnibus Law could result in greater consideration for worker welfare, environmental sustainability, and the overall well-being of the Indonesian people.
Menggugat Tuhan: Harmoni Teodisea Leibniz dalam Realitas Krisis dan Penderitaan Liyan di Gaza simbolon, krisma; Riyanto, Eko Armada
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 17 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v17i1.131

Abstract

Perang yang berlangsung antara Palestina dan Israel di Jalur Gaza sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Pada tahun 2023, perang kembali terjadi lagi di Jalur Gaza, yakni antara Kelompok Hamas (militan Palestina) dengan tentara Israel. Akibatnya, banyak korban berjatuhan dan mengalami penderitaan. Korban ini bukan hanya dari kalangan militer, melainkan juga orang-orang yang tidak bersalah seperti anak-anak, lansia, balita, wanita, penyandang disabilitas, dan sebagainya. Armada Riyanto menyebut kelompok ini sebagai Liyan. Keadaan ini kontradiksi dengan pengalaman akan Tuhan yang menjadi sumber kebaikan, sumber kebijaksanaan, dan sumber keadilan. Mengapa Liyan mengalami penderitaan? Apakah penderitaan tersebut berasal dari Tuhan? Dimana posisi Tuhan dalam penderitaan mereka? Fokus dari tulisan ini adalah untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan. Leibniz menyatakan Allah merupakan sumber dari segala sesuatu. Allah menciptakan dunia yang terbaik dan tidak pernah menghendaki penderitaan manusia. kejahatan merupakan konsekuensi dari ketidaksempurnaan manusia dan kehendak bebasnya. Penderitaan yang dialami Liyan dalam perang tersebut bukan berasal dari Tuhan, melainkan akibat dari kejahatan sesamanya. Akibat keegoisan dan persaingan yang terjadi di antara pihak yang berperang membuat Liyan mengalami penderitaan. Mereka menjadi korban dari kehendak bebas manusia yang dipergunakan secara keliru. Tuhan selalu mendampingi Liyan yang menderita. Tuhan meminta pertanggungjawaban dari kehendak bebas manusia. Tuhan selalu berkarya dalam hidup manusia, bahkan pada saat manusia itu mengalami penderitaan. Perang ini harus segera dihentikan. Krisis kemanusiaan yang terjadi akibat perang tersebut harus membutuhkan penanganan dan perhatian yang serius dari berbagai pihak, khususnya mereka yang terlibat secara aktif dalam perang tersebut.
IMPLEMENTATION OF PAULUS HENDRIKUS JANSSEN’S PASTORAL TECHNIQUES IN THE MISSION WORK OF STP IPI ALUMNI IN MALANG DIOCESE Gulo, Helena; Riyanto, Eko Armada; Bonusu, Yeremias
Journal of Asian Orientation in Theology Vol 6, No 01 (2024): Journal Asian Orientation in Theology
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jaot.v6i01.7196

Abstract

Pastoral work requires certain techniques or strategies. The success of such work depends on how accurately the techniques or strategies the pastoral agent selects and uses. One of the pastoral theologians who introduced pastoral strategies was Father Paulus Hendrikus Janssen, CM. This research focuses attention on the implementation of Paulus Hendikus Janssen's pastoral strategy in the pastoral work of STP IPI alumni who work in the Malang Diocese. In an effort to obtain data related to this theme, the approach used was qualitative, using an interview method with several alumni involved in pastoral work in the Malang Diocese. The research results show that there is implementation of Paul Janssen's pastoral strategy by alumni of the Indonesian Pastoral Institute Pastoral College in the Diocese of Malang. This is practiced, because there are many benefits to be gained, namely they know the context of the mission better, understand the problems of the people in depth, there is a lot of local wisdom and religious wealth that is discovered and is useful for developing the faith of the people, there is a mission framework that is structured by following a pattern. -pattern developed by Paul Janssen. Apart from the benefits, there are also challenges and difficulties that must be overcome by pastoral agents. This research is expected to contribute to the development of pastoral patterns in the Malang diocese in particular and in Indonesia in general. At a theoretical level, Paul Janssen's pastoral strategy enriches the knowledge of pastoral theology. 
REFLEKSI ETIS FILOSOFIS MENGENAI VONIS HUKUMAN MATI BERSYARAT DI INDONESIA PADA PASAL 100 UU NO. 1 TAHUN 2023 Pasalima, Petrus; Riyanto, Eko Armada; Adon, Mathias Jebaru
DATIN LAW JURNAL Vol 5, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/dlj.v5i1.1314

Abstract

ABSTRAK Fokus tulisan ini terletak pada tema Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) baru mengenai vonis hukuman mati bersyarat di Indonesia. Artikel ini juga mengambil beberapa referensi lain untuk memperdalam pembahasannya. Peristiwa pokok yang diangkat dalam artikel ini adalah adanya pengesahan KUHP Mengenai Vonis Hukuman Mati Bersyarat yang Terbaru di Indonesia Pada Pasal 100 UU No. 1 Tahun 2023. Metodologi yang digunakan ialah membaca, merefleksikan, dan mencoba untuk menemukan permasalahan yang ada pada KUHP tentang vonis hukuman mati bersyarat yang terbaru di tahun 2023 ini. Ada tiga temuan dalam karya ini. Pertama, seorang pidana yang mendapatkan vonis hukuman mati akan diberikan kesempatan 10 tahun untuk mendapatkan sertifikat berperilaku baik. Kedua, seorang pidana yang telah menjalani masa tahanan lebih dari 10 tahun dan mendapatkan sertifikat berperilaku baik, maka hukuman mati dibatalkan. Ketiga, seorang pidana yang di vonis hukuman mati tidak langsung di eksekusi melainkan diberikesempatan 10 tahun oleh negara untuk bisa berperilaku baik selama dalam masa tahanan itu sendiri.Kata Kunci: Hukuman Mati, Berperilaku Baik, KUHP, Negara, Indonesia