Arief Kurniawan Siregar
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Treating depression in diabetic patients: Latihan pasrah diri (LPD) revisited Agus Siswanto; Arief Kurniawan Siregar; Ahmad Husain Asdie
Acta Interna The Journal of Internal Medicine Vol 6, No 1 (2016): Acta Interna The Journal of Internal Medicine
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.529 KB) | DOI: 10.22146/actainterna.27007

Abstract

The condition accompanying depression will always be progressing into poor prognosis if the depression itself is not recognized and treated properly. Among diabetic patients, depression was associated with increased mortality and poor quality of life . It was observed that diabetes and depression has a bidirectional relationship, where the clinical course of both conditions are affecting each other. Despite the effectiveness of psychological and psychopharmacological interventions in treating depressive symptoms in diabetic patients, the effect of such interventions on glycemic control is still inconsistent. Complementary alternative medicine (CAM) alone or in combination with standard medical treatment, targeting both depression and diabetes, appears to be promising. Latihan Pasrah Diri (LPD) has been recognized as a type of relaxation technique under CAM. It is initially directed to provide adequate relieve of depression using both religious and relaxative approach. Among patients with comorbid diabetes and depression, this approach has long been known and utilized over the counter, but its formal practice is seldom advocated, whereas, many clinical trials has been conducted locally to reveal its potential use. Combined with standard therapy, LPD is expected to show its beneficial effects.
STRATEGI BADAN PENDAPATAN DAERAH (BAPENDA) DALAM MENCAPAI TARGET PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DAN BEA HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) KABUPATEN LABUHANBATU PROVINSI SUMATERA UTARA Arief Kurniawan Siregar; Ella Wargadinata; Yana Sahyana
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 14 No 1 (2022): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v14i1.522

Abstract

Berdasarkan data laporan Kabupaten Labuhanbatu dalam angka Tahun 2020, dapat dipahami bahwa ada tiga sumber pendapatan daerah dari pajak yang belum maksimal yaitu Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan merumuskan; 1) Strategi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu dalam mencapai target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); 2) Faktor internal dan faktor eksternal dalam mencapai target penerimanaan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode diskriptif dengan cara pendekatan kualitatif, maka dari itu penulis sebagai instrumen kunci harus melakukan survey lokasi langsung ke objek penelitian yang dituju. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, Wawancara, dan Teknik Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, strategi yang efektif yang sudah dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu terbagi menjadi tiga bagian yaitu; 1) verifiikasi data; 2) validasi data; 3) update data. Strategi ini sudah berjalan baik dan terus dilakukan oleh BAPPEDA Kabupaten Labuhanbatu. Kedua, analisis faktor Lingkungan Internal, Kekuatan; 1) Tersedia sarana dan prasarana yang memadai; 2) Memiliki Sumber Daya Manusia yang mencukupi dalam kedisipilinan dan kompetensinya; 3) Memiliki payung hukum Pusat dan Daerah sebagai dasar penetapan. Kelemahan; 1) Belum memiliki sistem informasi berbasis IT/Online; 2) Terbatasnya tempat-tempat pembayaran dan pelayanan: 3) Belum memiliki fasilitas kendaraan operasional jemput bola pelayanan dan pembayaran PBB ke setiap Kelurahan, Peluang; 1) Semakin solidnya kerja sama; 2) Adanya dukungan kemajuan informasi dan komunikasi. Ancaman; 1) Terdapat sebagian besar wajib pajak yang kurang kooperatif dan menghindari membayar pajak; 2) Masih terdapat masyarakat yang belum menginformasikan tanah dan bangunan nya ke Kantor Pelayanan Pajak.