seri astuti
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan

Pendidikan Inklusi dan Pendidikan Luar Biasa Seri astuti; Chanifudin
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 1 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to explore the application of psychoeducational techniques in group counseling services to enhance students' emotional regulation skills at Daya Private High School. Good emotional regulation helps students manage feelings, reduce stress, and improve social interactions. However, many students struggle to control their emotions, often becoming easily angered and displaying aggressive behavior. The methods used include observation, interviews, and documentation, with data analysis conducted through triangulation. Interventions were carried out through two cycles of group counseling that implemented psychoeducational techniques, aimed at helping students recognize and manage their emotions appropriately. The results indicate a significant improvement in students' emotional regulation skills, evidenced by a reduction in impulsive behavior and an increase in emotional control as well as more positive social interactions. The conclusion of this research is that psychoeducational techniques in group counseling are effective in enhancing students' emotional regulation. Pendidikan inklusi dan pendidikan luar biasa merupakan dua pendekatan yang saling terkait dalam rangka memberikan layanan pendidikan bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pendidikan inklusi bertujuan untuk mengintegrasikan siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam kelas reguler, dengan menyediakan dukungan dan penyesuaian yang diperlukan agar mereka dapat belajar bersama dengan siswa lainnya. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip keadilan dan hak asasi manusia, yang menekankan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa diskriminasi. Sementara itu, pendidikan luar biasa merujuk pada program pendidikan khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan individual siswa dengan disabilitas atau gangguan perkembangan yang signifikan. Program ini biasanya melibatkan kurikulum yang disesuaikan, metode pengajaran khusus, serta layanan pendukung seperti terapi fisik, terapi wicara, dan konseling. Kedua pendekatan ini memiliki tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan potensi setiap anak dengan memberikan akses ke pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Implementasi yang efektif dari pendidikan inklusi dan pendidikan luar biasa memerlukan kolaborasi antara pendidik, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif. Tantangan utama yang dihadapi meliputi kurangnya sumber daya, pelatihan guru yang memadai, dan stigma sosial yang masih ada terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus. Meskipun demikian, dengan komitmen dan dukungan yang tepat, pendidikan inklusi dan pendidikan luar biasa dapat memberikan manfaat besar bagi seluruh siswa, termasuk peningkatan pemahaman dan toleransi di antara semua peserta didik.
PERBANDINGAN PENDIDIKAN: SISTEM PENDIDIKAN DI INONESIA DAN SINGAPURA Sofiani, Ika Kurniati; Sari, Shinta Maya; Oktofia, Fitri; Elmiah, Tanti; Astuti, Seri
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 2 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang program-program refomasi pendidikan di dua Negara dengan latar belakang dan kondisi serta ideologi yang berbeda yaitu Singapura dan Indonesia. Diantara program reformasi pendidikan di Singapura adalah Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, dan School Excellent Model. Sedangkan kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia diantaranya diselenggarakan dengan desentralisasi pendidikan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013, serta program sertifikasi guru. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa Singapura telah berhasil menyelenggarakan reformasi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas pendidikan Singapura yang masuk dalam ranking teratas Negara-negara dengan pencapaian standar pendidikan internasional. Sementara itu, Indonesia nampak masih harus berjuang untuk mencapai tujuan reformasi pendidikan. Hasil implementasi pendidikan yang berbeda di kedua Negara ini tentu dikarenakan perbedaan latar belakang, serta kondisi sosial, ekonomi, politik budaya dan geografis kedua Negara tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelengaraan reformasi pendidikan di sebuah Negara. Abstract This article discusses on educational reformation programs conducted in two countries which have different background as well as different ideology, social, economic, political, and geographical circumstances i.e., Singapore and Indonesia. Some of the main educational reform agendas in Singapore are Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, and School Excellent Model. Meanwhile, educational reform programs in Indonesia are conducted through educational decentralization within the framework of school based management, School-level Curriculum and the 2013Curriculum and teacher certification. It can be understood that Singapore has succeeded in conducting educational reform. This can be seen from the quality of Singaore’s education which has been ranked high in achieving he benchmark of international education standard. Meanwhile, Indonesia still needs to struggle to achieve the desired outcomes of educational reforms agendas. The differing result of educational reform revealed in these two countries resulted from different background of the countries. Thus, it can be concluded that there are a number of factors influencing the success of educational refoms agendas in a country.