Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Penyebab Kematian Lansia Di Ruang Perawatan Intensive Rsud Andi Makkasau Parepare 2024 Bahriah, Bahriah; Tena, Andreas; Selvia, Heni; Asri, Muhammad
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 20 No. 1 (2025): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v20i1.2259

Abstract

Lansia adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada orang dengan usia diatas 60 tahun dan termasuk kelompok manusia yang memerlukan perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan. Penyebab kematian pada lansia adalah suatu keadaan yang terjadi pada proses kematian 3 keadaan yaitu gagal fungsi otak (Central Nervous System), gagalnya fungsi jantung (Circulatory System), dan gagalnya fungsi paru-paru (Respiratory System. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan instrument berupa lembar observasi. Subyek penelitian sebanyak 161 kasus kematian. Hasil penelitian dari kategori usia mengambarkan bahwa jumlah responden yang berusia 45- 59 tahun sebanyak 71 orang ,60- 74 tahun sebanyak 69 orang, 75 – 90 tahun sebanyak 18 orang dan >90 tahun sebanyak 3 orang. Berdasarkan data usia menunjukkan yang tertinggi adalah usia 45-59 tahun yaitu 71 orang. Dari data yang telah di peroleh menggambarkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki laki 78 dan perempuan 83. Berdasarkan data jenis kelamin menunjukkan yang tertinggi adalah jenis perempuan dengan jumlah 83 orang. Dari data yang diperoleh mengambarkan bahwa penyebab kematian yang di sebabkan gagal fungsi otak sebanyak 63 kasus, gagal fungsi jantung 73 kasus, dan gagal fungsi paru sebanyak 25 kasus kematian. Berdasarkan data penyebab kematian tertinggi disebabkan oleh gagal funsi jantung sebanyak 73 kasus kematian. Kesimpulan penyebab kematian lansia tergolong 3 penyebab utama yaitu gagal fungsi otak, gagal fungsi jantung, dan gagal fungsi paru
EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (HBOT) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK: LITERATURE REVIEW Selvia, Heni; Syam, Yuliana; Yusuf, Saldy
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 1 (2022): EDITION MARCH 2022
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v10i1.3095

Abstract

Diabetic Foot Ulcer (DFU) is one of the complications that cause big problems in diabetics. One of the management of DFU management is by utilizing hyperbaric oxygen therapy (HBOT) which is an additional therapy that has been proven to be used in the treatment of DFU. However, the results of its benefits and use are still being debated, so the purpose of this review is to evaluate the effectiveness of HBOT on healing diabetic foot wounds. The method of this research is to use a literature review design. By using three international databases, namely PubMed, Science Direct, and Ebscohost, six articles were included. The results of the review explained that from six articles conducted by the literature review, it was reported that hyperbaric oxygen therapy (HBOT) can accelerate the healing process of diabetic foot wounds (DFU), by reducing wound size, lowering levels of C-reactive protein (CRP) and white blood cells (WBC)), induces angiogenesis of EGF, VEGF, PDGF, FGF-2 and CXCL10 and changes serum interleukin 6 (IL-6) and VEGF levels to be greater. Conclusion (HBOT) is an appropriate adjunct therapy, which can provide effectiveness in the treatment of DFU by accelerating the healing of DFU and preventing further infection in DFU, so as to reduce the risk of amputation.