Santoso, Ivan Hadi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Identifikasi Panasbumi Krakal dengan Menggunakan Metode Geomagnetik sebagai Informasi Pengembangan dan Pembangunan Lanjutan Daerah Berpotensi Chaerunnisah, Lela Fahmi; Santoso, Ivan Hadi; Sukmaya, Fajar; Saputro, Eko; Winahyu, Diah Ika; Khumaedi, Khumaedi
Journal of Creativity Student Vol 1, No 2 (2016): July 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jcs.v1i2.7797

Abstract

Potensi panas bumi Krakal terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Fenomena panas bumi di daerah ini ditunjukkan dengan adanya mata air hangat yang terletak di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Untuk   memanfaatkan   potensi   panas   bumi   suatu   area   dibutuhkan   suatu   proses   penelitian   yang   bertujuan mengidentifikasi sistem panas buminya. Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi panas bumi. Pengukuran geomagnetik dilakukan dengan menggunakan alat Proton Precession Magnetometer (PPM), Global Positioning Sistem (GPS), kompas geologi, log book dan meteran. Dari pengukuran di lapangan diperoleh data intensitas medan magnet total. Pengukuran intensitas medan magnet total di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal dilakukan di titik-titik pengukuran sebagai titik-titik sampel pengambilan data geomagnetik. Titik-titik sampel pengambilan data geomagnetik dianggap mewakili seluruh populasi yaitu batuan bawah permukaan di daerah penelitian. Analisis utama terhadap data penelitian adalah anomali magnetik di sekitar Pemandian Air Panas (PAP) Krakal. Selanjutnya data anomali diinterpretasikan dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan bumi. Hasil pengolahan dan interpretasi data menunjukkan daerah penelitian termasuk dalam kelompok anomali magnetik sedang berkisar antara -120 nT  sampai 80 nT. Nilai negatif dari anomali magnetik mencerminkan efek dimineralisasi batuan sebagai akibat adanya zona temperatur tinggi, daerah ini ditafsirkan sebagai daerah prospek panas bumi.