Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Pengaruh Sloof terhadap Penurunan Fondasi Telapak dengan Simulasi Numeris Adityawan, Muh. Handy Dwi; Adi, Agus Darmawan; Saputra, Ashar
Semesta Teknika Vol 22, No 2 (2019): NOVEMBER 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.222245

Abstract

Sloof yang menghubungkan dua kolom selama ini diperhitungkan sebagai balok ikat (tie beam) agar kolom tidak bergeser. Sloof diasumsikan menggantung atau tidak bertumpu di atas tanah. Sehingga sloof murni sebagai pengikat antar dua kolom. Namun, kenyataan di lapangan sloof bertumpu di atas tanah atau di atas pasangan batu. Oleh karena itu sloof akan menerima beban vertikal dari bangunan. Desain sloof perlu diubah karena kondisi ini. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SAP2000. Tanah dan pasangan batu dimodelkan sebagai spring dengan input parameter modulus reaksi tanah dasar (ks). Hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan fondasi telapak pada kondisi sloof bertumpu di atas tanah atau di atas pasangan batu lebih kecil dibandingkan kondisi sloof menggantung. Selisih penurunan rata-rata sekitar 26%. Beda penurunan dan angular distortion antara dua kolom menjadi lebih kecil ketika sloof bertumpu di atas tanah atau di atas pasangan batu dibandingkan kondisi sloof menggantung. Momen lapangan yang bekerja pada sloof menggantung adalah positif sedangkan momen tumpuan adalah negatif. Sebaliknya, momen lapangan yang bekerja pada sloof bertumpu di atas tanah maupun di atas pasangan batu adalah negatif, sedangkan momen tumpuan adalah positif.Sloof connecting two columns has been calculated as a tie beam to keep them from moving apart. It was assumed as the hanging sloof or not rested on the ground. Hence it was purely as a tie between two columns. However, in the field, sloof is rested on the ground or the stone foundation. Therefore the sloof will receive the vertical load of the building. The sloof design need to be changed due to this condition. An analysis was conducted using SAP2000. The ground and the stone foundation were modeled as springs at which the modulus subgrade reaction (ks) was the input parameters. The results showed that the settlement of footing when the sloof resting on the ground or the stone foundation was smaller than the hanging sloof. The difference of the settlement was about 26% on average. Differential settlement and angular distortion between two column footings became smaller when the sloof was rested on the ground or the stone foundation compared to the hanging sloof. The field bending moment that occurred on the hanging sloof was positive, while the restraint moment was negative. In contrary, the field bending moment that occurred on the sloof rested on the ground or the stone foundation was negative, while the restraint moment was positive. 
Tinjauan Tingkat Kerusakan Jalan Berdasarkan Metode Surface Distress Index (SDI) Studi Kasus: Ruas Jalan Brigjen Katamso Kota Kendari Nasar, Ahrun; Mursidi, Baso; Soeparyanto, Try Sugiyarto; Adityawan, Muh. Handy Dwi
MEDIA KONSTRUKSI Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : PRODI D3 TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmk.v8i4.42589

Abstract

Abstrak Jalan Brigjen Katamso is to identify the type of damage to the surface layer, assess the condition of the road surface, provide solutions to overcome it, and calculate the budget plan required for handling costs. The analytical method used is the Surface Distress Index (SDI) method and the segment length is 200 m. The results of this study are that there are 4 elements of damage, namely the percentage of crack area, the average crack width, the number of holes, and the average rutting depth of the ruts. With the SDI value obtained, it has an average value of 53 which is included in the value range of 50-100 for moderate road conditions, with the worst level of damage in segment 7, which has an SDI value of 133, while the lowest value is in segment 6 which has an SDI value of 0. The handling method for alligator cracks is additional layers, elongated cracks, namely crack repair based on the size and level of damage and holes, namely patching throughout the depth. As well as obtaining a budget plan needed for handling damage to the Brigadier General Katamso road, which is Rp. 135,400,000.00-. Abstrak Jalan Brigjen Katamso Kecamatan, Baruga Kota Kendari merupakan jalan 2 arah yaitu jalur kanan dan jalur kiri yang memiliki panjang keseluruhan yaitu 1,6 km, telah mengalami kerusakan yaitu mulai dari retak-retak, kerusakan pada permukaan perkerasan, dan berlubang.. Tujuan dari penelitian Jalan Brigjen Katamso adalah untuk mengidentifikasi jenis kerusakan lapis permukaan, menilai kondisi permukaan jalan, memberikan solusi penanggulangannya, dan menghitung rencana angara biaya yang di butuhkan untuk biaya penanganan. Metode analisis yang digunakan adalah metode Surface Distress Indeks (SDI) dan Panjang persegmennya yaitu 200 m persegmen. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 4 unsur kerusakan yaitu persentase luas retak, rata - rata lebar retak, jumlah lubang, dan rata-rata kedalaman rutting bekas roda. Dengan niai SDI yang di dapatkan yaitu memiliki nilai rata – rata sebesar 53 dimana termasuk pada rentang nilai 50 – 100 untuk kondisi jalan sedang, dengan tingkat kerusakan terparah terdepat pada segmen 7, yang memiliki nilai SDI sebesar 133, sedangkan nilai terendah terdapat pada segmen 6 yang memiliki nilai SDI 0. Cara penangannya untuk retak buaya yaitu lapisan tambahan, retak memanjang, yaitu perbaikan retakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan dan lubang yaitu penaambalan diseluruh kedalaman. Serta didapatkan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk penanganan kerusakan jalan Brigjen Katamso yaitu sebesar Rp. 145.4000.000,00-.