D. Augustine
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERKEMBANGAN ENZIM PENCERNAAN LARVA IKAN PATIN, Pangasius hypophthalmus sp. Effendi, Irzal; Widanarni, .; Augustine, D.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 2 No. 1 (2003): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.744 KB) | DOI: 10.19027/jai.2.13-20

Abstract

Development of digestive enzymes; protease, lipase and amylase were observed in patin catfish, Pangasius hypophthalmus, larvae.  The 1 day old larvae (day after hatching), with 3,37-3,97 mm length and 0,62-0,79 mg weight, were reared in aquarium 60x50x40 cm with stocking  density of 20 fish/l.  Larvae were fed  Artemia dan tubificid worms 2-8 dan 7-15 days after hatching (dAH),  respectively (schedule I);  2-6 and  5-15 dAH (schedule II); and 2-4 and 5-15 dAH (schedule III).  Chlorella was ready to eat by larvae at the entirely rearing.  For enzyme assay, larvae were sampled from each aquarium at stages of 1, 2, 3, 5, 7, 10 and 15 dAH.    Protease and lipase activity were detected in digestive tract of  1 dAH larvae.   Digestive enzymes development have a similar pattern in larvae for all feeding schedules.  Protease activity  decreased with the increasing of age until 3 dAH, then increased  until the larvae reached 7 dAH, and sharply decreased until 10 dAH and then slowly decreased thereafter. Lipase activity tended to increase slowly with age up to 3 dAH, and increased sharply until 5 dAH, and then decreased sharply until 7 dAH  before decreased again up to the end of rearing.  Amylase activity in larvae increased slowly with the increasing of age up to 5 dAH, then increased sharply until 7 dAH, and decreased thereafter.  In dimly lighted larvae, amylase activity decreased before increased up to 12 d AH, then decreased thereafter.  The amount of food organisms in larval gut, body weight and length, and survival rate of larvae were also measured and discussed.Key Words:  Digestive enzymes, development, larvae, patin catfish, Pangasius hypophthalmus ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan enzim protease, lipase dan amilase saluran pencernaan larva ikan patin akibat perubahan skedul pemberian pakan.  Larva ikan patin (panjang 3,77–3,97 mm dan bobot 0,62-0,79 mg) berumur 1 hari dipelihara di akuarium 60x50x40 cm dengan kepadatan 20 ekor/l.  Larva diberi pakan dengan tiga skedul pemberian; skedul I, Artemia dan cacing diberikan ketika larva ikan patin berumur masing-masing 2-8 dan 7-15 hari; skedul II, Artemia 2-6 hari dan cacing 5-15 hari; skedul III, Artemia 2-4 hari dan cacing 5-15 hari. Chlorella diberikan sepanjang pemeliharaan larva. Contoh larva umur 1, 2, 3, 5, 7, 10 dan 15 hari diambil sebanyak 0,5 g setelah dipuasakan selama 4 jam.  Asai protease, lipase dan amilase terhadap homogenate larva  dilakukan dengan menggunakan masing-masing substrat kasein 1%,  minyak kelapa sawit dan pati 1%.  Anatomi, isi saluran pencernaan, pertumbuhan bobot dan kelangsungan hidup larva juga diamati.  Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan larva yang diberi pakan dengan skedul berbeda, namun larva yang diberi Artemia lebih lama (skedul I) memiliki kelangsungan hidup lebih baik.  Larva ikan patin umur 1 hari setelah menetas ternyata sudah mengandung enzim protease dan lipase di saluran pencernaannya.  Perkembangan enzim pencernaan memiliki pola yang hampir sama pada setiap skedul pemberian pakan.  Aktivitas protease menurun pada larva umur 3 hari, selanjutnya meningkat tajam hingga larva umur 7 hari, kemudian menurun tajam hingga larva umur 10 hari dan akhirnya menurun landai.  Aktivitas lipase meningkat lambat hingga larva umur 3 hari, kemudian meningkat tajam hingga larva umur 5 hari, selanjutnya menurun tajam hingga larva umur 7 hari dan akhirnya menurun landai.  Aktivitas amilase semakin meningkat lambat dengan bertambahnya umur larva hingga 5 hari, selanjutnya meningkat tajam hingga larva berumur 7 hari dan kemudian menurun.  Perkembangan enzim pencernaan larva ikan patin ini sejalan dengan perkembangan (diferensiasi) anatomi saluran pencernaan.  Saluran pencernaan larva berisi Artemia, cacing dan plankton dengan jumlah yang semakin meningkat dengan bertambahnya umur larva.  Kata kunci:  Enzim pencernaan, perkembangan, larva, ikan patin, Pangasius hypophthalmus
Development of Digestive Enzyme of Patin Pangasius hypohthalmus Larvae Effendi, I.; Augustine, D.; Widanarni, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 5 No. 1 (2006): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.131 KB) | DOI: 10.19027/jai.5.41-49

Abstract

Culture of patin Pangasius hypophthalmus especially larval rearing  very depends on the supply of natural food as energy source.  Artemia is the main natural food for fish larvae as a starter food, but its price is high.  To reduce production cost, farmers tend to reduce the feeding frequency and shorten  the Artemia feeding period.  Altering feeding regime however may reduce fry quality. This relate to the availability of digestive enzymes.  The objective of this study was  to examine digestive enzymes activity in patin larvae fed with  different feeding regime.  By shorten feeding period with Artemia to 2-4 days and Tubifex,substitution, the enzymes activity of protease, lipase and amylase were revealed similar pattern   The enzymes activity tends to increase and reach the peak at day 7 , and decrease later on until day 15 after hatching.  Survival rate of fish were varied for each treatment, and the highest survival rate was obtained when larvae were fed by Artemia for 8 days.  Blood worm were not fully digested by patin larvae at early stage. Keywords: enzyme, digestion, patin, Pangasius hypophthalmus   ABSTRAK Proses budidaya ikan patin, Pangasius hypophthalmus terutama pembenihan sangat tergantung oleh ketersediaan pakan alami sebagai sumber energinya. Artemia merupakan pakan alami yang banyak diberikan pada saat larva ikan mulai makan, namun harganya relatif tinggi. Untuk menekan biaya produksi, petani ikan patin cenderung mengurangi frekuensi pemberian Artemia dan mempersingkat waktu pemberiannya. Penggeseran jadwal ini diduga mengakibatkan penurunan kualitas benih ikan patin yang dihasilkan yang berhubungan dengan kesiapan enzim pencernaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim pada larva ikan patin dengan jadwal pemberian pakan yang berbeda. Dengan memotong waktu pemberian Artemia 2 - 4 hari dan disubstitusi dengan Tubifex, aktifitas enzim protease, lipase dan amilase pada larva ikan patin, memiliki pola yang sama. Aktifitas enzim cenderung meningkat dan mencapai puncak pada umur 7 hari, selanjutnya terus menurun sampai larva berumur 15 hari. Kelangsungan hidup ikan selama penelitian berbeda-beda untuk setiap perlakuan dengan nilai tertinggi dicapai oleh larva yang diberi pakan Artemia sampai berumur 8 hari. Larva ikan patin belum siap sepenuhnya untuk menerima pakan berupa cacing sutera sejak stadia awalnya. Kata kunci: Enzim, Pencernaan, Patin, Pangasius hypophthalmus