Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DOT FINGERPRINT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK DENGAN HAMBATAN KECERDASAN RINGAN Aflahah, Nurbaeti; Een, Ratnengsih
JASSI ANAKKU Vol 18, No 1 (2018): JASSI Anakku: Volume 18, Issue 1, 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.776 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v18i1.15392

Abstract

Anak dengan hambatan kecerdasan merupakan anak yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata dibandingkan anak seusianya. Dari hambatannya tersebut muncul salah satu hambatan belajar pada proses pembelajaran di sekolah yaitu berkaitan dengan kemampuan konsentrasi. Pada kasus penelitian ditemukan anak dengan hambatan kecerdasan ringan yang mengalami hambatan pada kemampuan konsentrasi dengan durasi kemampuan anak untuk berkonsentrasi masih berada pada jangka pendek yaitu kurang dari satu menit serta memperlihatkan perilaku off task pada saat kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Hal tersebut menjadi dasar peneliti untuk melakukan intervensi terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi belajar anak. Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa penggunaan dot fingerprint dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar anak dengan hambatan kecerdasan ringan di salah satu Sekolah daerah Cicalengka. Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Single Subject Research Experimental. Target behavior dalam penelitian ini lebih dari satu yaitu konsentrasi belajar anak pada tes mewarnai dengan menggunakan dot fingerprint serta perilaku konsentrasi belajar anak pada saat on-task dan off-task. Pola desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola desain penelitian A-B-A dengan menggunakan satuan ukur durasi dan persentase. Setelah dilakukan proses intervensi terhadap kemampuan konsentrasi anak dengan kegiatan mewarnai menggunakan dot fingerprint, secara bertahap terdapat peningkatan subjek dalam kemampuan berkonsentrasi pada anak dengan hambatan kecerdasan ringan. Oleh karena itu, kegiatan mewarnai dengan menggunakan dot fingerprint dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi anakdengan hambatan kecerdasan ringan.
PROGRAM PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK HAMBATAN KECERDASAN RINGAN Dedeh, Badrullaela; Een, Ratnengsih
JASSI ANAKKU Vol 18, No 2 (2018): JASSI Anakku: Volume 18, Issue 2, 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.081 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v18i2.15399

Abstract

Pendidikan seks membekali siswa agar memiliki perilaku seksual yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku serta terhindar dari pelecehan seksual. Anak dengan hambatan kecerdasan ringan memiliki kesulitan dalam memahami gejala seksual yang dialami. Berdasarkan observasi pendahuluan, di SLB YPLAB Lembang terdapat beberapa permasalahan seksual, namun belum terdapat program khusus yang menangani permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program pendidikan seks untuk anak dengan hambatan kecerdasan ringan di SLB YPLAB Lembang. Metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan pendekatan kualitatif. Pengembangan yang dilakukan sampai tahap validasi oleh ahli. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang kemudian di analisis melaui langkah-langkah yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini didapatkan program pendidikan seks untuk anak dengan hambatan kecerdasan ringan yang telah divalidasi oleh ahli. Program ini terdiri dari empat tahapan, yaitu mempelajari topik pendidikan seks, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi. Melalui program pendidikan seks ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah SLB YPLAB Lembang dalam memberikan layanan pendidikan seks yang lebih sistematis dan dapat dievaluasi sehingga siswa diharapkan dapat memiliki perilaku seksual yang sesuai dengan nilai dan norma.