Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Wisata Kerajinan Tangan di Dusun Rejoso Kota Batu Azis, Baskoro
Local Wisdom Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol. 9 No. 1 (2017): Januari 2017
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v9i1.1862

Abstract

Kearifan lokal yang baru pada masyarakat Jawa di Dusun Rejoso terbentuk daripenyesuaian kearifan lokal yang lama tehadap globalisasi yang salah satunya berdampakke ekonomi. Dampak globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan terpengaruhi,sistem ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia. Hal tersebut menyebabkankearifan lokal yang berlaku dalam masyarakat mulai terkikis. Masyarakat memiliki tradisiyang dikenal sebagai ada kedaerahan (kearifan lokal) yang merupakan symbolkebangsaan, akan tetapi hampir tidak lagi makna yang berarti di era globalisasi. Tujuan utama dari kajian ini adalah mendeskripsikan kearifan kampung kerajinan tangan diDusun Rejoso. Penelitian kearifan lokal menggunakan metode kualitatif denganwawancara dan dan survey melui pendekatan studi naratif yaitu penceritaan kembalicerita tentang pengalaman individu, atau progresif-regresif, di mana peneliti memulaidengan suatu peristiwa penting dalam kehidupan sang partisipan. Pengumpulandatanya dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi kemudian dianalisisuntuk mendapatkan gambaran dan kesimpulan yang dapat menjawab permasalahandan mencapai tujuan penelitian. Dusun Rejoso secara langsung dan tak langsungmemunculkan identitas dan tradisi baru dan berjalan dengan tradisi yang lama secaraberiringan. Terbentuknya kearifan lokal yang baru dari dampak globalisasi yaitu HomeIndustry karena untuk menaikkan taraf hidup warga. DOI: https://doi.org/10.26905/lw.v9i1.1862
Exploring Gumuruh Village's Upcycling Potential Using Creative Innovation To Turn Plastic Waste Into Commercial Products Amalia, Friska; Simarmata, Andriano; Suliastuti, Iftika; Azis, Baskoro; Sabiella, Imanda Dea
SEEIJ (Social Economics and Ecology International Journal) Vol. 8 No. 2 (2024): October
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/seeij.v8i2.12038

Abstract

Plastic waste presents a major environmental challenge worldwide, with improper disposal endangering ecosystems. Upcycling offers a solution by conserving natural resources, reducing carbon emissions, and minimizing waste, all while lowering the demand for new production. Additionally, recycling generates significant economic benefits, particularly by producing high-quality commercial products in sectors like furniture. In Gumuruh Village, Bandung, the community actively participates in recycling efforts, including the processing of organic waste, to create sustainable products. Through the Design Thinking approach and Service Learning, academics and local SMEs collaborate to design and develop products that directly benefit the community.
PENERAPAN UPCYCLING LIMBAH KAIN PERCA PADA KURSI FLAT-PACK Pramono, Andi; Azis, Baskoro; Primadani, Tiara Ika Widia; Putra, Wahyu Waskito
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6075

Abstract

Limbah kain perca merupakan limbah anorganik yang memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya dengan tujuan untuk keberlanjutan lingkungan. Metode yang sering digunakan dalam pengelolaan limbah adalah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dari teknik pengolahan Reuse kemudian berkembang menjadi upcycling yang lebih menekankan kepada peningkatan nilai manfaat material. Dalam bidang interior, kain perca di-upcycling menjadi pembungkus busa untuk dudukan dan sandaran pada kursi flat-pack. Konsep dasar pembuatan kursi flat-pack adalah pemanfaatan limbah kardus yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk kursi yang dapat digunakan pada ruangan interior seperti ruang tamu dan ruang keluarga. Kemudian konsep pembuatan bahan ini dikembangkan dengan menggunakan papan MDF yang lebih keras dan kokoh. Untuk lebih memberi kenyamanan pada kursi, perlu ditambah busa yang dibungkus kain. Teknik sambungan yang digunakan dalam menyambung kain perca berupa patchwork, quilting, dan applique. Untuk mempercantik produk dan sekaligus sebagai identitas pembuatan, dapat menambahkan teknik sablon, baik sablon manual ataupun sablon digital.Fabric waste is inorganic waste that requires special treatment in its handling with the aim of environmental sustainability. The method often used in waste management is 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Reuse processing methods then developed into upcycling, emphasising more on increasing the value of material benefits. In the interior, fabric waste is upcycling into foam coverings for backrests and seats. It mounts on a flat-pack chair. The main idea behind flat-pack chairs is to use cardboard trash that has been arranged in such a way that chairs may be made. It is suitable for usage in indoor spaces such as living rooms and family rooms. Then the concept of making this material was developed using a more rigid and sturdy MDF board. Comfortable on the seat need to be applied by adding foam that covered by the fabric.  Joint techniques to combine fabric waste can use patchwork, quilting, and applique technique. To decorate the product and simultaneously as the identity of manufacture, can embed screen printing techniques, either manual screen printing or digital screen printing.
Penilaian Persepsi Masyarakat Terhadap Bangunan Besejarah Di Koridor Kayutangan, Malang, Indonesia Azis, Baskoro; Santosa, Herry; Ernawati, Jenny
Local Wisdom Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol. 11 No. 1 (2019): January 2019
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v11i1.2514

Abstract

Malang is well-known for colonial buildings. Visual quality of historic buildings in the Kayutangan corridor makes it an icon of Malang City. Assessment of visual quality is affected by daytime conditions. Day lighting are factors that influenced the visual quality assessment of historic buildings. This study meant to assess the visual quality of historic buildings and aspects that influence by society during the day. This study used a descriptive quantitative method explaining public perception about the visual quality of historical buildings in Kayutangan street corridors during the day. Semantic Differential Scale (SD) was the instrument to describe the respondents’ perceptions (positive and negative ones). From the result showed that visual quality of 1 of 10 historic buildings in Kayutangan was below the average scores and the most influential variables by society with day lighting in the historic building.DOI: https://doi.org/10.26905/lw.v11i1.2514