Jhon Leonardo Presley Purba
Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia, Semarang

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Grammatical-Exegetical Wahyu 3:20 dan Implikasinya Terhadap Relevansi Penggunaan Wahyu 3:20 Dalam Model Penginjilan Kontemporer Jhon Leonardo Presley Purba; Riang Hati Waruwu; Amran Manullang; Robinson Rimun
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.195

Abstract

Revelation 3:20 is a popular verse that used in contemporary evangelism to encourage the unbelievers to believe in Jesus. Nevertheless, is such usage relevant to the text and context of Revelation 3:20? Using a descriptive qualitative research form with an interpretative model of Grammatical-Exegetical analysis, the aims of this study is to find the theological meaning of Revelation 3:20 and its implications for the relevance of the using of Revelation 3:20 in contemporary evangelistic models. The results of this study conclude that based on the text and context of Revelation 3:20, the usage of this verse in contemporary evangelism toward unbelievers is irrelevant to the text and its context, the meaning of "the door that knocks" by Jesus in this verse does not refer to the door of an individual's heart who do not know Christ but the "spiritual door" of the church or community of believers who have known Christ who are asked to repent from self-satisfied and lukewarmness because of physical wealth, this is also the true theological meaning of Revelation 3:20 which is very relevant with the moral and spiritual state of the church in the modern era which also tends to be self-satisfied and spiritually lukewarm so the implication for believers and the church today is the church need to repent from its self-satisfied, spiritual lukewarmness and "open its doors" for Christ so that Christ can come in to His church and live with His church.  Wahyu 3:20 merupakan ayat yang populer digunakan dalam penginjilan kontemporer untuk mendorong individu yang belum percaya menjadi percaya kepada Yesus. Namun, apakah penggunaan demikian relevan dengan teks dan konteks Wahyu 3:20? Menggunakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan model penafsiran analisa Grammatical-Eksegetical, penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna teologis Wahyu 3:20 dan implikasinya terhadap relevansi penggunaan Wahyu 3:20 dalam model penginjilan kontemporer. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan teks dan konteks Wahyu 3:20, penggunaan ayat ini dalam penginjilan kontemporer terhadap orang yang belum percaya tidak relevan dengan teks dan konteksnya, makna “pintu yang diketuk” oleh Yesus dalam ayat ini bukan merujuk pada pintu hati seorang individu yang belum mengenal Kristus melainkan “pintu rohani” gereja atau komunitas orang percaya yang telah mengenal Kristus yang diminta untuk bertobat dari berpuas diri dan suam-suam rohani karena kekayaan jasmani, inilah juga yang menjadi makna teologis yang sebenarnya dari Wahyu 3:20 yang sangat relevan dengan keadaan moral dan kerohanian gereja di era modern yang juga cenderung berpuas diri dan suam-suam secara rohani sehingga implikasinya bagi orang percaya dan gereja masa kini adalah agar gereja bertobat dari sifat berpuas diri, suam-suam rohani dan “membuka pintunya” bagi Kristus agar Kristus dapat datang kepada gereja-Nya dan tinggal bersama dengan gereja-Nya.
Implementasi Pemuridan Kristen Dalam Keluarga di Era Disrupsi Yonathan Wingit Pramono; Sari Saptorini; Jhon Leonardo Presley Purba
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.795 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i2.35

Abstract

Abstrak: Keluarga merupakan dasar dan tempat utama pemuridan Kristen untuk mewujudkan pertumbuhan rohani anak-anak Kristen agar siap menghadapi tantangan kehidupan di era disrupsi seperti saat ini. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literature. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana implementasi pemuridan Kristen di dalam keluarga di era disrupsi saat ini. Hasil penelitian menyimpulkan bawah pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi merupakan hal yang esensial dan krusial. Orang tua berperan penting melakukan pemuridan Kristen dalam keluarga untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak Kristen menjadi generasi yang konsisten dan bertumbuh dalam iman kepada Tuhan dan menjadi murid Kristus yang sejati. Menjadi dewasa dalam kepribadian, kerohanian dan moralitas sehingga tidak mudah terjerumus ke dalam aspek negative dari perkembangan teknologi informasi digital saat ini. Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam implementasi pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi untuk menghindari distraksi atau disrupsi dari berbagai informasi media digital yang ada, sebaliknya harus menyediakan waktu yang khusus untuk melakukan pemuridan dengan memanfaatkan perkembangan digitalisasi teknologi informasi di era disrupsi secara positif. Salah satunya melakukan pemuridan keluarga secara virtual. Dengan demikian pemuridan Kristen dalam keluarga tetap dapat dilakukan walaupun orang tua dan anak terpisah jarak dan tempat.Abstract: The family is the basis and the main place for Christian discipleship to realize the spiritual growth of Christian children so that they are ready to face the challenges of life in this era of disruption. Using a descriptive qualitative approach with a literature study method. This study aims to answer research questions about how to implement Christian discipleship in families in the current era of disruption. The results of this study conclude that Christian discipleship in families in the era of disruption is essential and crucial. Parents play an important role in carrying out Christian discipleship in the family to educate and direct Christian children to become a generation that is consistent and grows the faith in God and becomes the true disciples of Christ. Become mature in personality, spirituality and morality so that it is not easy to fall into the negative aspects of the development of digital information technology today. It takes commitment and consistency in the implementation of Christian discipleship in families in the era of disruption to avoid distraction or disruption from various existing digital media information, on the contrary, must provide special time for discipleship by utilizing the development of digitalization of information technology in the era of disruption in a positive way. One of them is doing virtual family discipleship. Thus, Christian discipleship in the family can still be done even though parents and children are separated by distance and place.