Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Parameter genetik karakter komponen hasil dan seleksi 82 genotipe ercis di dataran rendah Mayang Ayudya Handini; Darmawan Saptadi; Budi Waluyo
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.22931

Abstract

AbstrakErcis (Pisum sativum L.) ialah salah satu tanaman dari famili Fabaceae dan tergolong tanaman legume yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Studi pemuliaan tanaman pada ercis ditujukan untuk mendapat hasil yang optimal di berbagai wilayah penanaman, salah satunya dataran rendah. Keberhasilan program seleksi memerlukan parameter genetik seperti keragaman genetik dan heritabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik dan heritabilitas karakter 82 genotipe ercis dan menentukan genotipe yang berpotensi dikembangkan di dataran rendah. Percobaan dilaksanakan berdasarkan rancangan augmented design dengan 82 genotipe uji dan tiga pembanding (cek). Karakter yang memiliki keragaman luas dan heritabilitas tinggi terdapat pada karakter bobot brangkasan daun, bobot brangkasan batang, bobot polong kering per tanaman, dan bobot biji kering per tanaman. Genotipe-genotipe yang terseleksi di dataran rendah berdasarkan karakter bobot polong kering per tanaman dan bobot biji kering per tanaman ialah 03(16)(2)-1, Batu-1-1 dan Batu-2.Kata Kunci: Ercis, keragaman genetik, heritabilitas, seleksi, dataran rendah AbstractPea (Pisum sativum L.) is one of plants from Fabaceae family and belongs to legume crop that have high economic value. Plant breeding studies on pea are intended to obtain optimal yield in various cultivation areas, one of which is in lowland. The success of selection program requires genetic parameters such as genetic variability and heritability. The purpose of this study was to know the genetic variability and heritability of 82 pea genotypes and select the genotypes to be developed in lowland. The experiment was conducted based on the augmented design with 82 pea genotypes tested and three checks. The characters that have wide variability and high value of heritability were found in characteristics of weight of dry leaves, weight of dry stem, dry pods per plant weight and dry seeds per plant weight. The selected pea genotypes in lowland based on characteristics of dry pods per plant weight and dry seeds per plant weight were 03(16)(2)-1, Batu-1-1 and Batu-2.Keywords: Pea, genetic variability, heritability, selection, lowland
Keanekaragaman genotipe-genotipe potensial dan penentuan keragaman karakter agro-morfologi ercis (Pisum sativum L.) Rawina Saragih; Darmawan Saptadi; Chindy Ulima Zanetta; Budi Waluyo
Jurnal Agro Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/3230

Abstract

Ercis (Pisum sativum L.) merupakan salah satu tanaman kacang komersial yang penting di dunia termasuk di Indonesia. Ercis lokal merupakan sumber populasi untuk meningkatkan kapasitas genetik hasil panen polong dan biji melalui seleksi galur murni. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari jarak dan keanekaragaman genetik, serta keragaman karakter 37 genotipe potensial ercis hasil seleksi galur murni varietas lokal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2018 di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 37 genotipe sebagai perlakuan dan diulang tiga kali, sehingga terdapat 111 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan pada masing-masing tanaman yakni karakter agronomi dan morfologi. Pengelompokan genetik didasarkan pada agglomerative hierarchical clustering dengan similiritas koefisien kolerasi Pearson dan metode aglomerasi unweighted pair group method average (UPGMA). Keanekaragaman genetik didasarkan pada indeks Shannon-Wiener (H’) dan indeks Shimpson (D). Keragaman karakter agronomi dan morfologi 37 genotipe ercis menggunakan principal component analysis (PCA) dengan pendekatan tipe korelasi Pearson. Berdasarkan analisis klaster 37 genotipe ercis terbagi menjadi 6 kelompok berdasarkan 61 karakter agro-morfologi dengan koefisien kemiripan 89-99%. Diversitas genetik ercis dikategorikan sedang dengan nilai indeks Shanon-Wiener 1,5 dan nilai indeks Simpson 0,26 yang menunjukkan tidak terdapat kelompok genetik yang mendominansi. Tiga puluh tujuh genotipe ercis memiliki keragaman yang luas. Keragaman kumulatif berdasarkan 61 karakter agro-morfologi yang diamati mencapai 87,83% yang melibatkan 44 karakter pada 16 komponen utama pertama.Pea (Pisum sativum L.) is one of the important commercial legumes in the world, including in Indonesia. The aims of the research were to study  genetic distance, diversity, and characters variability of 37 genotypes of pea. The experiment was conducted on March to June 2018 in Pendem, Junrejo, Batu City. The experimental design used a randomized block design with 37 genotypes as treatments and replicated three times. Observations was made on agronomic and morphological characters. Genetic grouping according to agglomerative hierarchical clustering with Pearson correlation coefficient similarity and unweighted pair group average agglomeration method (UPGMA). Genetic diversity based on Shannon-Wiener (H') index and Shimpson (D) index. Variability of agronomic and morphological characters in 37 genotypes was analyzed by principal component analysis (PCA) with Pearson correlation approach. The results showed that cluster analysis of 37 genotypes was divided into six groups in 61 agro-morphological characters with similarity coefficients of 89-99%. Genetic diversity was medium categorized with Shanon-Wiener index value of 1.5 and Simpson index value of 0.26. It was indicated that no dominating on genotypes group. Thirty seven genotypes of pea showed high variability. Cumulative variability on 61 observed agro-morphological characters reached 87.83% which involved 44 characters in 16 first principal components.
Studi Fenologi Karakter Agronomi pada Beberapa Genotipe Tanaman Ercis (Pisum sativum L.) Raymon BT Debataraja; Budi Waluyo; Darmawan Saptadi
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.09.02

Abstract

Korelasi dan Analisis Jalur Karakter Perkecambahan dan Karakter Agronomis yang Berkontribusi terhadap Hasil Padi (Oryza sativa L.) di Bawah Cekaman Masam Eggy Akhmad Armandoni; Darmawan Saptadi; Eries Dyah Mustikarini; Gigih Ibnu Prayoga; Ratna Santi; Budi Waluyo
Gunung Djati Conference Series Vol. 33 (2023): Seminar Nasional Pertanian 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses perkecambahan padi merupakan langkah awal penting penentu perkembangan tanama dan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti cekaman kemasaman. Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia memiliki nilai pH yang rendah. Oleh karena itu penelitian ini dialakukan untuk mengetahui hubungan antara karakter morfologis perkecambahan padi pada fase perkecambahan pada kondisi cekaman masam terhadap hasil panen pada lahan sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022. Percobaan perkecambahan dilasanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman yang berada di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, sedangkan penanaman di lahan dilaksanakan di lahan percobaan milik Universitas Brawijaya, yang terletak di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Media perkecambahan dipersiapkan dalam kondisi pH masam. Simulasi kondisi hujan asam atau simulated acid rain (SAR) disiapkan dengan menggunakan larutan buffer asam sulfur H2SO4. Variabel yang diamati meliputi analisis korelasi genotipik, fenotipik dan analisis jalur dilakukan menggunakan software OPSTAT. Hasil penelitan ini menunjukan bahwa karakter perkecambahan bobot kering tunas pada kondisi masam memiliki nilai korelasi genotipik dan fenotipik dan pengaruh langsung yang tinggi terhadap hasil. Karakter umur panen dan umur berbunga menunjukan nilai koefisien korelasi dan pengaruh langsung yang negatif terhadap hasil panen.
Indikator Pengaruh Kolkisin pada Putatif Poliploid Bunga Telang (Clitoria ternatea) Berdasarkan Morfologi Phubby Wilisaberta; Darmawan Saptadi; Budi Waluyo
Gunung Djati Conference Series Vol. 38 (2024): Seminar Nasional Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga telang merupakan tanaman asli Indonesia, yang perkembangannya masih terbatas. Terbatasnya hasil disebabkan kelimpahan biji yang menjadi masalah karena mengurangi jumlah bunga. Pembentukan genotipe triploid menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Triploid dibentuk melalui persilangan tetua tetraploid [CT0V0 (2n = 4x)] dan tetua diploid [P (2n = 2x = 16)]. Pembentukan tetua tetraploid dilakukan dengan induksi kolkisin, namun indikasi induksi berhasil dilakukan terbatas pada perbandingan hasil penggandaan kromosom dengan diploid secara kuantitatif dan analisis cytogenetic. Tujuan penelitian adalah untuk mendeteksi hasil induksi kolkisin berdasarkan karakteristik morfologi batang dan bunga. Bahan yang digunakan ialah empat aksesi CTE-56362-02 (petal tunggal putih), CTE-68483-01 (petal ganda putih), CTE-69281-02 (petal tunggal biru) dan CTE-55891-03 9 (petal ganda biru) dari biji berumur 1 bulan dan larutan kolkisin 700 ppm. Perlakuan terdiri dari kelompok yang diberi perlakuan kolkisin dan tidak diberi perlakuan. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan batang dan bunga, dan dilakukan analisis secara deskriptif. Sebanyak 20 sampel diberi kolkisin dari menunjukkan bagian lingkar batang membengkak yang berbeda dengan 20 sampel yang tidak diberi perlakuan. Pada putative poliploid terjadi perubahan warna bunga, yaitu petal tunggal biru memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan diploidnya. Hal ini menunjukkan pengamatan kualitatif lebih efektif dan sederhana dalam mengindikasi keberhasilan aplikasi kolkisin.
Aksi Gen dan Daya Gabung pada Persilangan Jagung Ketan Ungu terhadap Karakter Hasil Asriyanto Arsyam; Darmawan Saptadi; Arifin Noor Sugiharto
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v7i2.1750

Abstract

Program pengembangan hibrida unggul baru terus dilakukan mengingat tingginya permintaan jagung. Pemahaman sifat aksi gen yang terlibat dalam sifat tertentu sangat penting untuk meningkatkan hasil panen. Persilangan dialel berguna untuk menentukan aksi gen aditif dan non-aditif yang mengendalikan sifat-sifat yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai aksi gen dan kemampuan kombinasi pada persilangan jagung ungu. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dengan ketinggian tempat ± 600 m dpl dengan suhu harian 18,1-31,0⁰C. Bahan yang digunakan adalah empat galur tetua jagung ungu 12 M - 01, 12 M - 02, 12 M - 03, 12 M - 04. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan perkawinan diallel penuh dengan 16 kombinasi persilangan yang terdiri dari 4 tetua, 6 persilangan antara tetua dan 6 persilangan resiprok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan varians daya gabung umum (DGU) dari tertinggi ke rendah secara berurutan terdapat pada karakter diameter tongkol (2.7678), berat jagung tanpa klobot (1.1522), berat tongkol (0.8112), berat 100 biji (0.426), kadar Brix (0.3266), jumlah baris biji/tongkol (0.2238), panjang tongkol (0.0861) dan berat jagung dengan klobot (-1.5091). Varians daya gabung khusus (DGK) dari tertinggi ke rendah secara berurutan terdapat pada karakter berat jagung dengan klobot (49.6993), berat jagung tanpa klobot (36.1253), berat tongkol (7.0353), kadar Brix (3.0065), panjang tongkol (2.1695), diameter tongkol (0.7424), jumlah baris biji/tongkol (-0.3573) dan berat 100 biji (-5.3678). Rasio varians DGU:DGK tertinggi ke terendah terdapat pada karakter diameter tongkol (3.7285), berat tongkol (0.1153), kadar Brix berat (0.1086), panjang tongkol (0.0397), berat jagung tanpa klobot (0.0319), berat jagung dengan klobot (-0.0304), jumlah baris biji/tongkol (-0.06264) dan berat 100 biji (-0.0794). Nilai rasio σ2DGU/σ2DGU yang bernilai kurang dari satu menunjukkan pengaruh DGK lebih besar daripada pengaruh DGU. Aksi gen non aditif terdapat pada karakter jumlah baris biji per tongkol, panjang tongkol, berat tongkol, berat 100 biji, berat jagung tanpa klobot, berat jagung dengan klobot dan kadar Brix. Derajat dominansi menunjukkan dominansi parsial terjadi pada karakter diameter tongkol. Dominansi berlebihan positif terjadi pada beberapa karakter berat jagung dengan klobot, berat jagung tanpa klobot, panjang tongkol, berat tongkol, berat 100 biji dan kadar Brix serta negatif pada karakter jumlah baris biji/tongkol.
Studi Keberhasilan Persilangan Empat Genotipe Ercis (Pisum sativum L.) Eryck Azwary Abraham Surbakti; Budi Waluyo; Darmawan Saptadi
Plantropica: Journal of Agricultural Science Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi ercis di Indonesia belum dapat mencukupi permintaan pasar sehingga perlu upaya peningkatan produksi. Salah satu kendala peningkatan produksi adalah belum tersedianya varietas tahan terhadap embun tepung. Pengembangan varietas unggul ercis berdaya hasil tinggi dan tahan embun tepung dapat dilakukan dengan persilangan genotip tahan dengah genotip berdaya hasil tinggi. Struktur bunga ercis memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri sebelum bunga mekar sehingga diperlukan informasi tentang keberhasilan persilangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan rancangan perkawinan full dialel. Persilangan dilakukan dengan menyilangkan empat tetua pada setiap kombinasi yang memungkinkan sebagai taraf perlakuan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2022 di Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang. Variabel pengamatan adalah persentase keberhasilan persilangan pada masing-masing kombinasi persilangan menunjukkan tidak ada perbedaan pada set persilangan satu dengan yang lainnya. Keberhasilan total diperoleh adalah sebesar 72,22%. Analisis uji wilcoxon pada karakter kuantitatif menunjukkan terdapat perbedaan perlakuan selfing dan crossing pada karakter bobot polong segar, panjang polong, jumlah biji per polong, berat 100 biji segar, dan tebal biji. Pengamatan karakter kualitatif hasil persilangan menunjukkan terdapat efek xenia pada karakter bentuk biji.