This Author published in this journals
All Journal Kultivasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Evaluasi ketahanan simpan enam belas genotip benih jagung hibrida Unpad pada periode simpan empat bulan Anne Nuraini; Sumadi Sumadi; Muhamad Kadapi; Agus Wahyudin; Dedi Ruswandi; Marsya Nabila Anindya
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.177 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.15854

Abstract

Abstract. Seed storage is a post-harvest activity that is done to maintain the seed quality before planting. The problem often encountered in seed storage is the rapid reduction of seed quality in short period of time. Seed storability is important to maintain seed quality in good condition. The aim of this research was to find out the best seed storability of 16 genotypes of UNPAD Hybrid Maize Seeds after 4 months storage period. This research was done by identificating best seed storability after some storage period of single hybrid maize seed, namely, DR (Downey Resistance), BR, MDR (mutant of DR), and MBR (mutant of BR) which are a collection of Maize Development Team Plant Breedung Laboratory Faculty of Agri-culture Universitas Padjadjaran. This research was conducted from October 2016 until February 2017 at Seed Technology Laboratory Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran. Completely Randomized Design was used and repeated two times. Data were tabulated and analyzed using the F test, while to test the significant difference further were using Scott Knott test level of 5%. The result showed that there is significant difference in electrical conductivity value, 1000 grain weight, seed germination capacity, vigor index, seed growth simultaneously, and normal seedling dry weight after 4 months storage period. MDR 18.5.1, DR 17, 4BR 157, 4MDR 14.1.1  were the best genotype on seed storability after 4 months storage period.Keywords : maize, genotypes, seed storability,  storage period Sari. Penyimpanan benih merupakan kegiatan pascapanen yang dilakukan untuk memper-tahankan mutu benih hingga benih tersebut siap ditanam. Permasalahan yang sering dihadapi pada penyimpanan benih yaitu penurunan mutu benih secara cepat dalam periode yang belum terlalu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan simpan 16 genotip benih jagung hibrida UNPAD yang terbaik setelah periode simpan empat bulan. Penelitian ini dilakukan dengan mengiden-tifikasi ketahanan simpan terbaik setelah bebe-rapa periode simpan dari genotip benih jagung hibrida tunggal, yaitu genotip DR (Downey Resistance), BR, MDR (mutan DR), dan MBR (mutan BR) yang merupakan koleksi Tim Pengembangan Jagung Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017 di Labora-torium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Leng-kap (RAL) 2 ulangan. Data dianalisis mengguna-kan uji F, sedangkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan digunakan uji Scott Knott pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan terda-pat perbedaan yang signifikan pada parameter daya hantar listrik, bobot 100 butir, daya berkecambah, indeks vigor, keserempakan tum-buh, serta bobot kering kecambah normal setelah periode simpan 4 bulan. Genotip MDR 18.5.1, DR 17, 4BR 157, 4MDR 14.1.1 merupakan genotip yang memiliki ketahanan simpan  setelah periode simpan 4 bulan.Kata kunci: jagung, genotip, ketahanan simpan, periode simpan
Pengujian sensitivias kekeringan dan daya adaptasi tujuh varieas padi di wilayah dataran medium jatinangor Ruminta Ruminta; Santi Rosniawaty; Agus Wahyudin
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.903 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11909

Abstract

Telah dilakukan pengujian sensitivitas kekeringan, daya adaptasi, dan produkstivitas tujuh varietas padi di wilayah dataran medium Jatinangor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji sensitivitas kekeringan,  daya adaptasi, dan produktivitas tujuh varietas tanaman padi untuk mendapatkan varietas padi unggul yang tahan kekeringan dan memiliki daya hasil tinggi yang akan dikembangkan pada lahan sawah dataran medium.  Penelitian ini dirancang dalam bentuk eksperimen Rancangan Acak Kelompok dengan 14 perlakuan dan ulangan 3 kali.  Perlakuan yang diuji merupakan kombinasi dari 7 varietas tanaman padi (Ciherang, Inpari 10, IR 64, Mekongga, Sintanur, Situ Bagendit, dan Towuti) dan 2 pemberian air (macak-macak dan intermiten). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Sintanur dan Ciherang sangat berpotensi untuk dikembangkan pada sawah dataran medium karena mempunyai produktivitas lebih tinggi (masing-masing 8.5 ton/ha dan 8.1 ton/ha) dan tahan kekeringan (Indeks sensitivitas kekeringan, 2.1–2.5)  dan mudah beradaptasi dengan lingkungan (Indeks adaptasi, 1.16 -1.29).  Varietas Sintanur dan Ciherang dengan teknik pemberian  intermiten atau macak-macak dapat direkomendasikan untuk lahan sawah tadah hujan pada dataran medium yang rentan kekeringan.Kata kunci: padi, perubahan iklim, kekeringan, teknik pemberian air
Rerspon tanaman hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) akibat kombinasi jarak tanam dengan dosis pupuk organik cair di kecamatan Rancakalong Agus Wahyudin; Ruminta Ruminta; Yuyun Yuwariah; M. Fauzi
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.536 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11766

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk yang sangat besar menyebabkan kebutuhan pangan meningkat.Salah satu alternatif yang dapat dijadikan solusi adalah program diversifikasi pangan.Hanjeli adalah salah satu tanaman pangan alternatif, namun petani belum mendalami teknik budidaya tanaman ini terutama pemupukan.Oleh karena itu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil hanjeli dengan kombinasi jarak tanam dengan dosis pupuk organik cair.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi jarak tanam dengan dosis pupuk organik cair untuk meningkatkan hasil tanaman hanjeli. Percobaan dilaksanakan di Desa Pasir Biru, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei 2016. Bibit Hanjeli yang dipergunakan adalah Hanjeli Pulut aksesi 37.Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan. Jarak tanam yang dipergunakan adalah 50 x 50 cm, 75 x 50 cm, dan 100 x 50 cm. Dosis pupuk organik cair yang digunakan adalah 15 dan 30 L/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi jarak tanam 50 cm x 50 cm + 30 L ha-1 pupuk organik cair merupakan perlakuan yang dapat menigkatkan komponen hasil dan hasil pada tanaman hanjeli. KataKunci:Coix lacryma-jobi L., Pupuk Organik Cair, Jarak Tanam
Pengaruh inokulasi Mikoriza Vesikular Arbuskula (MVA) dan pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman kedelai pada tanah Inceptisols Jatinangor Aep Wawan Irwan; Agus Wahyudin
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.009 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13856

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk organik cair dan MVA sehingga diketahui dinamika pengaruh faktor pada taraf pupuk pelengkap cair yang berbeda dari faktor MVA yang diberikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai kultivar Kaba pada tanah inceptisols di Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dari bulan November 2014 sampai April 2015.Percobaan ini menggunakan metode dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pertama adalah dosis Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA), yaitu 5 g/polybag, 10 g/polybag dan 15 g/polybag dan faktor kedua yaitu dosis pupuk pelengkap cair (PPC) merk dagang ”Pesat”, yaitu 10 cc/L, 15 cc/L dan 20 cc/L, dan dimana perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh jumlah plot masing-masing unit percobaan adalah 3 x 3 x 3 = 27 polybag, dan setiap plot percobaan dibuat tiga unit sehingga diperoleh 81 polybag. Untuk menguji beda hasil rata-rata perlakuan, dilakukan uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5%.Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara inokulasi mikoriza vasikular arbuskula dengan pupuk pelengkap cari terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman kedelai.  Pemberian MVA 15 g/polybag memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman, Indeks Luas Daun, Jumlah Cabang Produktif dan Jumlah Buku Subur, Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong Hampa per Tanaman, Bobot 100 butir, Bobot Biji per Tanaman dan Indeks Panen, sedangkan pemberian 20 cc/L pupuk pelengkap cair memberikan pengaruh yang lebih baik tinggi tanaman, Indeks Luas Daun, Jumlah Cabang Produktif dan Jumlah Buku Subur, Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong Hampa per Tanaman Bobot 100 butir, Bobot Biji per Tanaman dan Indeks Panen. Bobot biji per tanaman yang tertinggi sebesar 31,71 g/tanaman atau sekitar 3.04 ton/ha. Kata kunci : kedelai, mva, pupuk pelengkap cair 
Respons pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli batu (Coix lacryma-jobi l.) akibat pupuk silika cair dan paclobutrazol Tati Nurmala; Agus Wahyudin; Ruminta Ruminta
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.872 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14298

Abstract

Abstrak. Hanjeli batu (Coix lacryma-jobi L.) merupakan salahsatu tanaman pangan alternatif yang memiliki banyak manfaat. Permasalahan utama tanaman ini adalah rendahnya produksi yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan unsur hara dan tinggi tanaman yang terlalu tinggi. Oleh karena itu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil hanjeli batu dengan pupuk silika cair dan paclobutrazol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi konsentrasi pupuk silika cair dan konsentrasi paclobutrazol yang memberikan pengaruh terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli batu (Coix lacryma-jobi L.).Percobaan dilaksanakan di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, pada November 2016 sampai Mei 2017. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan9 perlakuan dan 3 ulangan sebelum aplikasi PBZ, serta9 perlakuan dan 3 ulangan setelah aplikasi PBZ. Diberikan konsentrasi pupuksilika cair sebesar 20 ml/L, 30 ml/L, dan 40 ml/L, sementara konsentrasi paklobutrazol sebesar 1000 ppm, 1500 ppm, dan 2000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Tidak terdapat interaksi pemberian konsentrasi perlakuan pupuk silika cair dan paclobutrazol terhadap komponen pertumbuhan dan hasil hanjeli batu. perlakuan paclobutrazol konsentrasi 1500 ppm dan 2000 ppm memberikan pengaruh mandiri terhadap jumlah srisip per rumpun, jumlah malai per rumpun, jumlah biji per rumpun dan nisbah pupus akar pada hanjeli batu.Kata kunci: Hanjeli (Coix lacryma-Jobi.L), paclobutrazol, pupuk silika cair.
Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Organik Kelinci terhadap Hasil Sorgum (Sorghum bicolor [Linn.] Moench) di Lahan Tadah Hujan Jatinangor Ruminta Ruminta; Agus Wahyudin; Muhammad Lukman Hanifa
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.674 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13832

Abstract

Pupuk NPK dan pupuk organik kelinci mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman,  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis pengurangan pupuk NPK dan pemberian pupuk organik kelinci yang terbaik terhadap hasil dan pertumbuhan sorgum (Sorghum bicolor [Linn.] Moench) di lahan tadah hujan. Percobaan yang dilakukan di lahan tadah hujan Jatinangor Sumedang Jawa Barat, dengan ketinggian tempat ± 760  diatas permukaan laut, jenis tanah inseptisol dan tipe iklim C3 menurut Oldeman. Percobaan ini menggunakan metode penelitian eksperimental, berbentuk Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor, masing-masing faktor terdiri dari tiga taraf dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk N, P, K terdiri dari tiga taraf, yaitu 75% dosis rekomendasi, 50% dosis rekomendasi, 25% dosis rekomendasi. Faktor kedua adalah jenis pupuk organik yang terdiri dari tiga taraf, yaitu pupuk kandang kelinci 5 ton/ha, bokashi 5 ton/ha, pupuk kandang 5 ton/ha +  urin kelinci 7,5 ml/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dosis pupuk N, P, K 75% memberikan pengaruh mandiri yang terbaik terhadap panjang malai, bobot biji per tanaman dan rendemen kerontokan. Penggunaan pupuk kandang 5/ha memberikan pengaruh mandiri yang terbaik terhadap panjang malai, bobot malai per rumpun dan bobot biji per tanaman. Pupuk kandang 5 ton/ha + urin kelinci 7,5 ml/tanaman memberikan pengaruh mandiri yang terbaik terhadap rendemen kerontokan.Kata kunci : Pengurangan dosis pupuk, sorgum, pupuk organik kelinci
Respons tanaman jagung (Zea mays L.) akibat pemberian pupuk fosfat dan waktu aplikasi pupuk hayati mikroba pelarut fosfat pada Ultisols Jatinangor Agus Wahyudin; Betty Natalie Fitriatin; Fiky Yulianto Wicaksono; Ruminta Ruminta; Muhamad Aristiyo
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.536 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11559

Abstract

ABSTRAKJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia karena memiliki potensi dalam kebutuhan pangan, pakan, bahan baku industri, dan kerajinan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk fosfat dan waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat (MPF) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada Ultisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat +_ 750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah Ultisol, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3 menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar antara 22,00 – 23,66 C. Percobaan dilakukan dari bulan Mei sampai Agustus 2014. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang diujicoba adalah sebagai berikut: control (tanpa pupuk P dan pupuk hayati MPF); pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masig dengan dosis anjuran 100% tanpa pengaplikasian pupuk hayati; pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masing dengan dosis 50% dari anjuran dan dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada saat sebelum tanam, 2 kali pada saat sebelum tanam dan 4 minggu setelah tanam (MST), dan 3 kali pada saat sebelum tanam, waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat memberikan pengaruh terhadap panjang tongkol. Perlakuan jenis pupuk SP-36 dengan dosis 50% dari anjran dan waktu pengalikasian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada waktu sebelum tanam terbukti memberikan pengaruh yang cenderung lebih baik dan efisien terhadap hasil dari tanaman jagung.Kata kunci : jgung, pupuk fosfat, dan mikroba pelarut fosfat.      
Respons jagung (Zea mays l.) akibat jarak tanam pada sistem tanam legowo (2:1) dan berbagai dosis pupuk nitrogen pada tanah inceptisol Jatinangor Agus Wahyudin; Yuyun Yuwariah Yuwariah; Fiky Yulianto Wicaksono; Reza Aed Galib Bajri
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.414 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14390

Abstract

Di Indonesia jagung menjadi sumber karbohidrat kedua setelah padi. Selain sebagai sumber kebutuhan pangan jagung juga dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku industri.Penelitian ini bertujuan untuk mengamatiinteraksi sistem tanam legowo (2:1) dengan pupuk N yang menghasilkan pertum-buhan dan hasil terbaik pada tanaman jagung (Zea mays L.) Hibrida Pertiwi 3, di Jatinangor mulai bulan November 2016 sampai Maret 2017. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor, masing-masing faktor terdiri dari tiga taraf dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah sistem tanam legowo (2:1)  dengan menggunakan jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu 75 cm x 25 cm x 25 cm, 75 cm x 30 cm x 30 cm dan 75 cm x 35 cm x 35 cm. Faktor kedua adalah dosis pupuk N terdiri dari tiga taraf, yaitu 200 kg/ha (2,25 g/lubang), 300 kg/ha (3,75 g/lubang) dan 400 kg/ha (5 g/lubang).Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jarak tanam legowo 2 : 1 denganpemberian pupuk N terhadap Indeks Luas Daun tanaman jagung. Jarak tanam legowo 2 : 1 memberikan hasil terbaik yaitu pada jarak tanam 75 cm x 25 cm x 25 cm dengan hasil (12264.00 g/petak atau 11,68 ton/ha) dan dosis pupuk N 400 kg/ha dengan hasil (11036.27 g/petak atau 10.05 ton/ha) terhadap bobot biji pipilan kering per petak dan per hektar. Kata kunci: Jagung, Sistem Tanam Legowo (2:1), Dosis Pupuk N
Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi asam salisilat dan kalsium klorida dengan selang waktu yang berbeda di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Aep Wawan Irwan; Agus Wahyudin; Linda Wahyu Setianingrum
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.935 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium melalui pemberian kalsium klorida dan asam salisilat dengan interval waktu yang terbaik. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Juli 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Univer-sitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari lima perlakuan dan diulang empat kali sehingga terdapat 20 plot percobaan. Ukuran petak percobaan yang digunakan adalah 3 m x 4 m. Adapun perlakuan yang diberikan adalah A = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 3 hari, B = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 6 hari, C = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 9 hari, D = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 12 hari, dan E = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 15 hari.Perbedaan nilai rata-rata perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5 %. Grafik antar perlakuan dibandingkan dengan uji kesejajaran dan keberimpitan garis regresi (uji Chow pada taraf nyata 5 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbe-daan yang nyata yang diberikan salah satu perlakuan terhadap komponen pertumbuhan (jumlah anakan, kandungan klorofil, dan indeks luas daun), komponen hasil (jumlah malai, panjang malai, gabah isi, bobot biji per malai, dan bobot biji per tanaman). Pemberian asam salisilat dan kalsium klorida memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum terbaik pada interval 9 hari. Kata kunci : Gandum ∙ Asam salisilat ∙ Kalsium klorida 
Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor Agus Wahyudin; Fiky Yulianto Wicaksono; Aep Wawan Irwan; Ruminta Ruminta; Rizka Fitriani
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.421 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian Pupuk Organik Padat Guano dapat memberikan hasil yang sama dengan pemberian Pupuk N,P,K. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor dengan ketinggian 754m dpl dan menggunakan tanah inceptisol dengan pH 6,18.Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 8 perlakuan kombinasi dosis pupuk, yang terdiri dari 100% N,P,K, 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 50% Pupuk Guano serta 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat 32 satuan percobaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa dosis pupuk N,P,K dan pupuk guano memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot kering tanaman, biomassa tanaman, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen, bobot biji per hektar. Perlakuan 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pada tinggi tanaman, biomassa tanaman, indeks luas daun, jumlah daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen serta bobot biji per hektar.Kata Kunci : Tanaman Kedelai, Pupuk N,P,K, Pupuk Guano