Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Identifikasi morfologi dan agronomi jagung hibrida Unpad pada tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi Arjasari Jawa Barat Azizah, Elia; Setyawan, A.; kadapi, Muhamad; Yuwariah, Yuyun; Ruswandi, Dedi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.239 KB)

Abstract

Produksi jagung di Indonesia belum mampu menutupi tingginya permintaan jagung nasional. Padi hitam pun secara umum mengalami kondisi yang sama. Upaya peningkatan produksi jagung dapat ditingkatkan melalui penggunaan jagung hibrida. Namun, penggunaan varietas hibrida akan mendatangkan permasalahan lingkungan karena over aplikasi pupuk sintetis. Modifikasi lingkungan secara aktif pada budidaya hibrida jagung dan padi hitam dapat dilakukan dengan cara tumpangsari. Hal ini merupakan salah satu solusi yang ramah lingkungan karena memperkaya bahan organik dan anorganik melalui pemilihan tanaman kedua secara selektif, mencegah gagal panen, diversifikasi pangan dan asupan nutrisi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan varietas jagung hibrida unpad yang memiliki penampilan morfologi dan agronomi terbaik dalam tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi. Percobaan lapangan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 18 perlakuan jagung hibrida unpad dan 1 varietas komersil sebagai cek. Untuk mendapatkan Jagung hibrida terpilih analisis dilanjutkan dengan uji Least Significant Increase (LSI). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam kondisi tumpangsari dengan padi hitam, karakter panjang daundengan hibrida terpilih JH6, JH17, JH12, dan karakter bobot biji pipilan kering, dengan hibrida terpilih JH17, JH12, JH8, JH1 dan JH14, memberikan hasil tertinggi dibandingkan cek. Panjang daun dan bobot biji pipilan kering merupakan karakter penting terkait dengan hasil yang tinggi pada jagung hibrida. Namun, memberikan hasil yang sama pada tinggi tongkol dan kandungan klorofil. Untuk mendapatkan jagung hibrida unpad yang lebih stabil dan adaptif perlu dilakukan pengujian lebih lanjut pada musim dan ketinggian tempat yang berbeda.Kata kunci : Morfologi-Agronomi, hibrida,  jagung, padi hitam, tumpangsari
Evaluasi ketahanan simpan enam belas genotip benih jagung hibrida Unpad pada periode simpan empat bulan Nuraini, Anne; Sumadi, Sumadi; Kadapi, Muhamad; Wahyudin, Agus; Ruswandi, Dedi; Anindya, Marsya Nabila
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.177 KB)

Abstract

Abstract. Seed storage is a post-harvest activity that is done to maintain the seed quality before planting. The problem often encountered in seed storage is the rapid reduction of seed quality in short period of time. Seed storability is important to maintain seed quality in good condition. The aim of this research was to find out the best seed storability of 16 genotypes of UNPAD Hybrid Maize Seeds after 4 months storage period. This research was done by identificating best seed storability after some storage period of single hybrid maize seed, namely, DR (Downey Resistance), BR, MDR (mutant of DR), and MBR (mutant of BR) which are a collection of Maize Development Team Plant Breedung Laboratory Faculty of Agri-culture Universitas Padjadjaran. This research was conducted from October 2016 until February 2017 at Seed Technology Laboratory Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran. Completely Randomized Design was used and repeated two times. Data were tabulated and analyzed using the F test, while to test the significant difference further were using Scott Knott test level of 5%. The result showed that there is significant difference in electrical conductivity value, 1000 grain weight, seed germination capacity, vigor index, seed growth simultaneously, and normal seedling dry weight after 4 months storage period. MDR 18.5.1, DR 17, 4BR 157, 4MDR 14.1.1  were the best genotype on seed storability after 4 months storage period.Keywords : maize, genotypes, seed storability,  storage period Sari. Penyimpanan benih merupakan kegiatan pascapanen yang dilakukan untuk memper-tahankan mutu benih hingga benih tersebut siap ditanam. Permasalahan yang sering dihadapi pada penyimpanan benih yaitu penurunan mutu benih secara cepat dalam periode yang belum terlalu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan simpan 16 genotip benih jagung hibrida UNPAD yang terbaik setelah periode simpan empat bulan. Penelitian ini dilakukan dengan mengiden-tifikasi ketahanan simpan terbaik setelah bebe-rapa periode simpan dari genotip benih jagung hibrida tunggal, yaitu genotip DR (Downey Resistance), BR, MDR (mutan DR), dan MBR (mutan BR) yang merupakan koleksi Tim Pengembangan Jagung Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017 di Labora-torium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Leng-kap (RAL) 2 ulangan. Data dianalisis mengguna-kan uji F, sedangkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan digunakan uji Scott Knott pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan terda-pat perbedaan yang signifikan pada parameter daya hantar listrik, bobot 100 butir, daya berkecambah, indeks vigor, keserempakan tum-buh, serta bobot kering kecambah normal setelah periode simpan 4 bulan. Genotip MDR 18.5.1, DR 17, 4BR 157, 4MDR 14.1.1 merupakan genotip yang memiliki ketahanan simpan  setelah periode simpan 4 bulan.Kata kunci: jagung, genotip, ketahanan simpan, periode simpan
Hasil benih empat kultivar kedelai yang ditanam di dataran medium dan dataran tinggi Sumadi, Sumadi; Kadapi, Muhammad; Nuraeni, Anne; Wicaksana, Noladhi; Rachmadi, Meddy; Rodiah, S
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.69 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.13224

Abstract

ABSTRAK                    Pertumbuhan  dan  hasil suatu tanaman merupakan hasil interaksi antara karakter genetik setiap kultivar dengan lingkungan tumbuhnya. Tujuan penelitian ini adalah  menetapkan kultivar kedelai yang paling cocok ditanam pada musim hujan di dataran medium ( ± 753 m dpl)  dan dataran tinggi ( ± 1200 m dpl) . Penelitian merupakan percobaan lapangan dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2016. Percobaan dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok sederhana  yang menguji kultivar meliputi Anjasmoro,  Argomulyo , Arjasari dan Grobogan yang diulang 5 (lima) kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara umum potensi hasil kedelai di dataran medium hasilnya lebih tingggi dibandingkan  yang ditanam di dataran tinggi. Kultivar Anjasmoro dan Arjasari hasinya secara nyata lebih tinggi dibandingkan kultivar Grobogan dan Argomulyo, baik yang ditanam di dataran tinggi maupun dataran medium. Masing-masing 16.96 g, 14.41 g, 8. 21g dan 7.40 g yang ditanam di datarn medium atau setara dengan 2.71 , 2.31 , 1.31  dan 1.20 ha-1, sedangkan yang ditanam di dataran tinggi sebesar 1.09, 0.99, 0.67 dan 0.85 ton ha-1. Kultivar Anjasmoro dan Arjasari merupakan kultivar kedele yang lebih adaptif dibandingkan kultivar Grobogan dan Argomulyo. Ukuran biji kultivar Grobogan  paling besar dibandingkan ketiga kultivar lainnya, tetapi hasilnya paling rendah. Walaupun demikian  tidak berpengaruh secara nyata terhadap kualitas benih yang dihasilkan. Kata kunci : kedele, kultivar , dataran medium, dataran tinggi, hasil benih 
Identifikasi morfologi dan agronomi jagung hibrida Unpad pada tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi Arjasari Jawa Barat Elia Azizah; A. Setyawan; Muhamad kadapi; Yuyun Yuwariah; Dedi Ruswandi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.239 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11718

Abstract

Produksi jagung di Indonesia belum mampu menutupi tingginya permintaan jagung nasional. Padi hitam pun secara umum mengalami kondisi yang sama. Upaya peningkatan produksi jagung dapat ditingkatkan melalui penggunaan jagung hibrida. Namun, penggunaan varietas hibrida akan mendatangkan permasalahan lingkungan karena over aplikasi pupuk sintetis. Modifikasi lingkungan secara aktif pada budidaya hibrida jagung dan padi hitam dapat dilakukan dengan cara tumpangsari. Hal ini merupakan salah satu solusi yang ramah lingkungan karena memperkaya bahan organik dan anorganik melalui pemilihan tanaman kedua secara selektif, mencegah gagal panen, diversifikasi pangan dan asupan nutrisi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan varietas jagung hibrida unpad yang memiliki penampilan morfologi dan agronomi terbaik dalam tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi. Percobaan lapangan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 18 perlakuan jagung hibrida unpad dan 1 varietas komersil sebagai cek. Untuk mendapatkan Jagung hibrida terpilih analisis dilanjutkan dengan uji Least Significant Increase (LSI). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam kondisi tumpangsari dengan padi hitam, karakter panjang daundengan hibrida terpilih JH6, JH17, JH12, dan karakter bobot biji pipilan kering, dengan hibrida terpilih JH17, JH12, JH8, JH1 dan JH14, memberikan hasil tertinggi dibandingkan cek. Panjang daun dan bobot biji pipilan kering merupakan karakter penting terkait dengan hasil yang tinggi pada jagung hibrida. Namun, memberikan hasil yang sama pada tinggi tongkol dan kandungan klorofil. Untuk mendapatkan jagung hibrida unpad yang lebih stabil dan adaptif perlu dilakukan pengujian lebih lanjut pada musim dan ketinggian tempat yang berbeda.Kata kunci : Morfologi-Agronomi, hibrida,  jagung, padi hitam, tumpangsari
Evaluasi ketahanan simpan enam belas genotip benih jagung hibrida Unpad pada periode simpan empat bulan Anne Nuraini; Sumadi Sumadi; Muhamad Kadapi; Agus Wahyudin; Dedi Ruswandi; Marsya Nabila Anindya
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.177 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.15854

Abstract

Abstract. Seed storage is a post-harvest activity that is done to maintain the seed quality before planting. The problem often encountered in seed storage is the rapid reduction of seed quality in short period of time. Seed storability is important to maintain seed quality in good condition. The aim of this research was to find out the best seed storability of 16 genotypes of UNPAD Hybrid Maize Seeds after 4 months storage period. This research was done by identificating best seed storability after some storage period of single hybrid maize seed, namely, DR (Downey Resistance), BR, MDR (mutant of DR), and MBR (mutant of BR) which are a collection of Maize Development Team Plant Breedung Laboratory Faculty of Agri-culture Universitas Padjadjaran. This research was conducted from October 2016 until February 2017 at Seed Technology Laboratory Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran. Completely Randomized Design was used and repeated two times. Data were tabulated and analyzed using the F test, while to test the significant difference further were using Scott Knott test level of 5%. The result showed that there is significant difference in electrical conductivity value, 1000 grain weight, seed germination capacity, vigor index, seed growth simultaneously, and normal seedling dry weight after 4 months storage period. MDR 18.5.1, DR 17, 4BR 157, 4MDR 14.1.1  were the best genotype on seed storability after 4 months storage period.Keywords : maize, genotypes, seed storability,  storage period Sari. Penyimpanan benih merupakan kegiatan pascapanen yang dilakukan untuk memper-tahankan mutu benih hingga benih tersebut siap ditanam. Permasalahan yang sering dihadapi pada penyimpanan benih yaitu penurunan mutu benih secara cepat dalam periode yang belum terlalu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan simpan 16 genotip benih jagung hibrida UNPAD yang terbaik setelah periode simpan empat bulan. Penelitian ini dilakukan dengan mengiden-tifikasi ketahanan simpan terbaik setelah bebe-rapa periode simpan dari genotip benih jagung hibrida tunggal, yaitu genotip DR (Downey Resistance), BR, MDR (mutan DR), dan MBR (mutan BR) yang merupakan koleksi Tim Pengembangan Jagung Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017 di Labora-torium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Leng-kap (RAL) 2 ulangan. Data dianalisis mengguna-kan uji F, sedangkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan digunakan uji Scott Knott pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan terda-pat perbedaan yang signifikan pada parameter daya hantar listrik, bobot 100 butir, daya berkecambah, indeks vigor, keserempakan tum-buh, serta bobot kering kecambah normal setelah periode simpan 4 bulan. Genotip MDR 18.5.1, DR 17, 4BR 157, 4MDR 14.1.1 merupakan genotip yang memiliki ketahanan simpan  setelah periode simpan 4 bulan.Kata kunci: jagung, genotip, ketahanan simpan, periode simpan
Hasil dan Kualitas Rumput Gandum akibat Priming dan Pengaturan Suhu Penyimpanan Benih Wicaksono, Fiky Yulianto; Sausan, Nida Hanun; Kadapi, Muhamad
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.41683

Abstract

Rumput gandum atau wheatgrass (Triticum aestivum L.) merupakan tanaman gandum muda yang berasal dari benih gandum. Konsumen seringkali tidak dapat menghabiskan langsung benih gandum untuk dijadikan rumput gandum, sehingga benih gandum sisa harus disimpan yang akhirnya menyebabkan kemunduran kualitas rumput gandum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu  penyimpanan benih dan konsentrasi nutrisi terhadap hasil dan kualitas wheatgrass secara hidroponik yang diperoleh dari benih pada dua kondisi suhu  penyimpanan selama empat bulan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang diberi enam perlakuan kombinasi suhu penyimpanan dengan konsentrasi nutrisi yang diulang lima kali. Perlakuan suhu penyimpanan terdiri dari suhu ruang (23-28°C) dan suhu rendah (5-6°C), sementara konsentrasi nutrisi AB mix yang digunakan sebagai perlakuan yaitu 0 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu penyimpanan dan penambahan nutrisi memberikan pengaruh terhadap  persentase daya kecambah, tinggi bibit, bobot segar pupus, bobot kering pupus, dan kandungan klorofil, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Penyimpanan benih pada suhu rendah dan penambahan AB mix 500 ppm menunjukkan peningkatan daya kecambah, tinggi bibit, bobot segar pupus, dan bobot kering pupus, serta kandungan klorofil wheatgrass dari benih dibandingkan perlakuan lainnya.
Growth and yield response of Watani Wado job's tears (Coix lacryma-jobi L.) to the application frequency of phosphate fertilizer and paclobutrazol in different growing seasons Mahdya, Arifa Syahanna; Farahdillah, Rizka; Kadapi, Muhamad; Nurmala, Tati
Kultivasi Vol 23, No 1 (2024): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v23i1.47355

Abstract

Job's tears (Coix lacryma-jobi L.) is a carbohydrate source functional food crop that can be developed as a substitute for rice. This study aims to determine the best application frequency of phosphate (P) fertilizer and paclobutrazol for supporting the growth and yield of job's tears in both rainy and dry seasons. The research was conducted from November 2021 - November 2022 at the Ciparanje research station and Laboratory Centre Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. The experiment used a randomized block design (RBD) consisting of P fertilizer application frequency (once, twice, and thrice) and paclobutrazol application frequency (once, twice, and thrice) and three replications.. The best season was determined using the T-test. The results showed that there was no interaction between growth components and job's tears yield in both rainy and dry season planting. P fertilizer application had a significant effect on lateral branch per tiller in the rainy season and root-shoot ratio in the dry season. Paclobutrazol application had a significant effect on the number of tillers per plant and number of seeds per plant in the rainy season, and the lateral branch per tiller in the dry season. Planting in the rainy season had the best growth and yield components compared to the dry season.
Interactive effects of NPK fertilizer and paclobutrazol concentration on growth and yield of hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) Bafiqi, Medita Johana Pakula; Nurmala, Tati; Kadapi, Muhamad
Kultivasi Vol 22, No 3 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i3.48352

Abstract

The balance between growth and crop yield can be manipulated by exploiting nutrient and retardant interactions. This study is aiming to assess the effects of various combinations of NPK 16-16-16 fertilizer in different doses, along with the application of multiple concentrations of paclobutrazol on the growth and yield of hanjeli. This experiment was carried out in the experimental field of Ciparanje, Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang from February 2021 to August 2021. This research was conducted in a split-plot design with three replications. The main plot consisted of 200 kg ha-1, 250 kg ha-1, and 300 kg ha-1. The subplot consisted of 2000 ppm, 3000 ppm, and 4000 ppm. The results show that there were interaction effects between different doses of NPK fertilizer and paclobutrazol concentrations on plant height and 100-grain weight. The best combination came from the application of 200 kg/ha NPK fertilizer with 3000 ppm of paclobutrazol, which gave higher results in plant height and 200 kg/ha NPK fertilizer with 2000 ppm of paclobutrazol on 100-grain weight.
Response of growth, yield, and seeds quality of G0 potato on different potassium fertilizer doses and retardant concentrations in Jatinangor medium land Ramadhani, Selika Fitrian; Donita, Yukta Alvira; Nuraini, Anne; Kadapi, Muhamad
Kultivasi Vol 23, No 1 (2024): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v23i1.45932

Abstract

This study aims to determine the best interaction of potassium (K) fertilizer dose and retardant concentration on the growth, yield, and seed quality of G0 potato grown in the medium land of Jantinangor. The experiment was conducted at Screen House Station Ciparanje, Jatinangor, Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran from November 2022  until January 2023 at an elevation of ± 685 meters above sea level. The experimental design used was the Factorial Randomized Block Design (RBD). The first factor was the K fertilizer dose including 50%, 100%, and 150%. The second was the retardant concentration including without retardant, 100 ppm paclobutrazol, 100 ppm prohexadione-Ca, and 150 ppm prohexadione-Ca. The experimental results showed that there was an interaction effect between the K dose and retardant concentration. The interaction effect of 150% K and 100 ppm prohexadione-Ca showed the highest percentage of L class seed tuber and the lowest tuber weight loss. Independently, 150% K improved growth rate, number of tubers (6.67 knol/plant), and weight of tubers (73.33 g/plant). Independently, 100 ppm paclobutrazol concentration increased the chlorophyll content index. 150 ppm prohexadione-Ca concentration suppressed leaf area and plant height but increased stomatal conductance, fast emergence shoot time, and shoot length. 100 ppm prohexadione-Ca concentration produced the highest number of tubers and the weight of tubers, i.e., 6.78 knol/plant and 74.33 g/plant, respectively.
Evaluation of physiological quality of seed on yield of yellow and black soybean treated with biological seed coating Kadapi, Muhamad; Salim, Priscilla Olga; Sumadi, Sumadi
Kultivasi Vol 22, No 3 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i3.39562

Abstract

The demand for soybeans as one of cereal commodities increases every year, however, to meet the production and demand level is still challenging in Indonesia. One of the causes of low soybean production is stress during cultivation, lack of nutrients, or poor quality of soybean seeds. One solution is to increase seed protection by coating the seeds with an environmentally friendly biological seed coating. This study aims to obtain the best biological seed coating for increasing soybean seed viability, vigor, and yield. The research was conducted at the Faculty of Agriculture Experimental Station of Universitas Padjadjaran, Jatinangor from August to November 2021. Two sets of experimental design were employed in this study, a Completely Randomized Design for the viability and vigor parameters in laboratory, and a Randomized Block Design with four replications for evaluation of the yield components in the field. The experiment was carried out with a combination of soybean cultivar and biological seed coating. The cultivars used in this study were Anjasmoro cv. (yellow) and Detam-4 cv. (black) and the biological seed coatings were B. subtilis, Trichoderma sp., and Rhizobium sp. Post-hoc test after F-test used Least Significance Different (LSD) with a significant level of 5%. The results showed that the application of the three biological seed coatings was not significantly affect seed physiological traits. However, the seed coating treatments increased the number of seeds per plant and seed weight per plant in yellow soybeans. Meanwhile, the application of B. subtilis and Rhizobium sp. in black soybeans increased the number of seeds per plant and the weight of seeds per plant. The best biological seed coating in this experiment was B. subtilis.