Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pola Kebijakan KPID Wilayah Riau dalam Mengawasi Digitalisasi Penyiaran Desy Mairita; M. Tazri M. Tazri; Sumayah Sumayah
Syntax Idea Vol 3 No 7 (2021): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v3i7.1305

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan tentang pola kebijakan KPID Wilayah Riau dalam mengawasi digitalisasi penyiaran. Di saat regulasi kita belum siap dengan segala bentuk kebebasan perstersebut, kita juga dipaksa untuk menghadapi era digitalisasi dan konvergensi yang juga memerlukan regulasi yang lebih tepat dan lugas. Meskipun di banyak sisi, regulasi kita masih memiliki kekurangan dan kurang konsisten dengan Undang-Undang pendahulunya. Tinjauan pustaka ketersediaan data pada saat ini didapatkan melalui studi pustaka dan observasi dalam bentuk bukti-bukti tempirik dalam bentuk jurnal dan buku. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan metode deskriktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kantor KPID wilayah Riau Jl. Gajah Mada. Dengan subjek dalam penelitian ini adalah Komisioner KPID Wilayah Riau. Hasil penelitian menunjukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi siaran yang baik sesuaidengan UU No.32 Tahun 2002 dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Tahun 2012, namun masih ada pelanggaran yang dilakukan tetapi tergolong kepada pelanggaran yang ringan, pola pengawasan yang dilakukan KPID Riau menggunakan pola pengawasan langsung yaitu dengan memantau langsung dari alat pemantau KPID Riau yang dilakukan oleh tim pemantau, dan menggunakan polapengawasan tidak langsung yaitu dengan menerima aduan masyarakat dan dalam melakukan pengawasan KPID Riau mengikuti langkah-langkah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sedangkan KPID Riau dalam mengawasi durasi dan pola siaran di Riau mengharuskan mendaftarkans etiap acara yang akan yang ada di KPID Riau untuk mendapatkan izin siar. Untuk sarana pengawasann yang digunakan KPID Riau antara lain ruangan pengawasan, alat pemantau yang disertai dengan alatperekam dan monitor dan juga melalui situs website www.kpidriau.go.id dan media sosial email, twitter, facebook, instagram, SMS dan whatshap Kelima KPID Riau memberikan KPID award setiap tahunnya sebagai bentuk apresiasi.
Pengelolaan Dokumentasi Kegiatan Humas pada Institusi di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Pekanbaru Johan Faladhin; Ulmi Marsya; M Tazri
MENARA RIAU Vol 14, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.633 KB) | DOI: 10.24014/menara.v14i2.12749

Abstract

The importance of environmental awareness must receive a special attention from public especially in Pekanbaru which is often affected by environmental demage such as wildfire or illegal logging. The existence of Balai Diklat Lingkungan dan Kehutanan (BDLHK) of Pekanbaru is expected to be able to provide the valid and educative information about environmental issues. Refers to those issues, they need to improve their abiltity to manage institusion’s company profile, informnation management through social media platform, and creating educative, creative, and persuasive content in stop motion video. The purpose of using social media platform is to achieve the society especially youth generation. There are three outputs of this event. first, basic training of making intitusion company profile, second, stop motion video, third, do the social campaign through social media. Hopefully the contribution of this program will be sustainable going forward.
CEBONG DAN KAMPRET DALAM PESPEKTIF KOMUNIKASI POLITIK INDONESIA M. Tazri
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 3, No 1 (2019): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.253 KB) | DOI: 10.24853/pk.3.1.1-7

Abstract

Penelitian  ini  mengelaborasi  fenomena  istilah  cebong  dan  kampret  dengan  perspektif  komunikasi  politik. Cebong  dan  kampret  adalah  dua  istilah  yang  muncul  dalam  diskursus  kontestasi  politik  menjelang  pemilihan presiden tahun 2019 di Indonesia. Dua istilah ini merupakan labelisasi terhadap masing-masing pendukung dua calon presiden. Pada dasarnya dua istilah ini memiliki konotasi negatif pada makna sebenarnya. Oleh karena itu, menjadi  penting  bagi  peneliti  untuk  melakukan  kajian  tentang  fenomena  cebong  dan  kampret  ini  sebagai labelisasi yang muncul pada bahasa komunikasi dalam kontestasi politik di Indonesia pada tahun 2019, terlebih permasalahan  topik  penelitian  ini  telah  memberi  efek  sosial  yang  cukup  besar  dilingkungan  masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelaborasi fenomena labelisasi cebong dan kampret yang dianalisis  menggunakan  perspektif  komunikasi  politik.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  studi fenomenologi.  Metode  ini  memungkinkan  peneliti  masuk  sebagai  partisan  dalam  sebuah  fenomena  sehingga keakuratan  data  bisa  diperoleh  dengan  sempurna.  Data  akan  diambil  dengan  fokus  pada  melihat  bagaimana obyek  (istilah)  memproduksi  (secara  interpretif)  bentuk-bentuk  yang  dianggap  fenomena  dan  nyata.  Kajian  ini selanjutnya  dianalisis  dengan  perspektif  komunikasi  politik.  Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  stereotip yang  terbangun  dari  istilah  cebong  dan  kampret  merupakan  ekspresi  sinisme  politik  yang  berlebihan  yang dimunculkan  dalam  bentuk  pelabelan  istilah  cebong  dan  kampret.  Labelisasi  ini  juga  merupakan  bentuk penurunan kualitas bahasa dalam sistem komunikasi politik di Indonesia.  Kata kunci: Cebong, Kampret, Sinisme, Komunikasi, Politik
KOMODIFIKASI “HALAL” PADA KAMPANYE VAKSIN DI INDONESIA M. Tazri; Arina Himatul Husna
MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2022): Mediakom Vol 05, No 02, Februari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/mdk.v5i2.7777

Abstract

This study discusses messages in government communications about vaccination campaigns. The object of research is the government's message in the vaccination campaign with the "halal" narrative. This study uses the discourse analysis of the Teun Van Dijk model. Discourse analysis looks at how text, sosial cognition and sosial context in a discourse are raised. Data collection in this study will go through the stages of observation, interviews and documentation. The results of this study reveal that the use of "halal" diction in vaccine campaigns in Indonesia is considered capable of building "public trust" so that public doubts about vaccination can be handled properly. Halal is a benchmark for Muslims in consuming various things, including vaccines. So that the use of "halal" in government campaigns is deemed right on target. However, it cannot be denied that in this case the word "halal" has been commodified, meaning "halal" has changed its function and meaning from its actual function.
Literasi Digital Berbasis Sosialisasi Bicara Baik dan Bijak Bermedia Sosial pada Kelompok Ibu Rumah Tangga Kel. Sungai Sibam Kota Pekanbaru Ulmi Marsya; Arina Himatul Husna; Nazhifah; Johan Faladhin; Desy Mairita; M.Tazri
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.803 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i2.619

Abstract

High intensity of social media usage in indonesia provides online interaction between people all around the world anytime. Social Media users can having some online interactions with which public figures they want to as long as they also use the social media. communication activity such as sending messages, likes, comment can be done. But, Indonesian netizen are often do some aggressive or rude act in online media. There are some factors like the anonymous and tons of comments all over the world makes them feel safe to comment as they please. They can do any hate speech or something offensive easily to other people that they even never know each other before. Especially for women, social media is whare any gender violances such as sexual harassment, gender justifications, or anything else can do even in online public spaces. According to those problems above, digital literacy is really important to women to makes they know how to use social media safely and in positive ways from how to access, how to understanding the message, and how to select good informations.