Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Preliminary Study of Synthesis of Sodium Manganese Oxide Using Sol-Gel Method as Sodium Ion Battery Material Susanto Sigit Rahardi; Muhammad Ilham Bayquni; Bambang Sunendar Purwasasmita
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 11 No. 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2020.v11.no2.p28-34

Abstract

Sodium ion battery is one of the promising alternatives to lithium ion battery. Sodium manganese oxide as the sodium ion battery catode material has been synthesized by modifying the sol-gel method used to obtain lithium manganese oxide. The precursors used were table salt and manganese chloride. The sol-gel process used was water solvent, citric acid as a chelating agent and chitosan as the template. Thermal decomposition and formation zone obtained from simple thermal analysis using furnace and digital scales. Calcination was carried out at 600°C and 850°C for 2 hours. Crystal properties and morphology were analyzed using XRD and SEM. Based on the analysis of XRD pattern, sodium manganese oxide crystals (Na0.7MnO2.05 JCPDS 27-0751) have been formed at both of the calcination temperature. Observed morphology of the sample showed the domination Mn3O4 JCPDS 18-0803 in accordance with crystalline phase identification. These results demonstrate that the modified sol-gel method could be used to obtain sodium manganese oxide as sodium ion battery cathode material.
SINTESA, KARAKTERISASI DAN FABRIKASI MATERIAL BERPORI UNTUK APLIKASI PELET APUNG (FLOATING FEED) Bambang Sunendar Purwasasmita; Roland P.H. -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan material berpori untuk pelet apung (floating feed) telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk pakan ikan yang mampu mengapung di air dengan memodifikasi struktur pori dari materialnya. Parameter uji yang dibandingkan meliputi densitas, absorpsi air, porositas, dan waktu apung (floating time). Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku polimer organik alam yang didapatkan dari bahan lokal yang banyak dikonsumsi masyarakat umum. Formulasi komposisi sampel dilakukan dengan metoda square. Pemasakan dilakukan dalam steam chamber mixer pada temperatur berkisar dari 70–95oC selama 20-30 menit, dilanjutkan dengan pembuatan pelet menggunakan extruder dengan dies berdiameter 4 mm untuk kompaksi. Hasil pengujian menunjukkan nilai waktu apung rata-rata dari semua variasi sampel sebesar 66 menit dan nilai waktu apung tertinggi mencapai 246 menit (4 jam) dengan rapat massa rata-rata 0,79 gr/cm3 dan tingkat porositas 66,7%. Nilai absorpsi air yang merupakan manifestasi karakteristik fisik swelling partikel mencapai 76,4%. Unsur pati (starch) pada kedua polimer organik yang digunakan merupakan unsur terpenting dalam keberhasilan proses gelatinisasi untuk mendapatkan kualitas produk pakan disamping temperatur uap, kandungan air dan waktu pemasakan. Rasio antara rantai polimer amilose dan amilopektin yang terdapat dalam granul pati akan menentukan modifikasi struktur pori yang dihasilkan.Kata kunci : Pelet apung, gelatinisasi, pati, porositas
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROKSIAPATIT SKALA SUB-MIKRON MENGGUNAKAN METODE PRESIPITASI Bambang Sunendar Purwasasmita; Ramos Samuel Gultom
Bionatura Vol 10, No 2 (2008): Bionatura Juli 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.178 KB)

Abstract

Sintesa serbuk hidroksiapatit menggunakan metode presipitasi telah berhasil dilakukan. Metode presipitasi adalah pencampuran asam dengan basa yang menghasilkan padatan kristalin dan air. Penelitian ini bertujuan untuk membuat hidroksiapatit, yakni sebuah biokeramik dari bahan baku Calcium Oxide serta Phosphoric Acid. Parameter proses sintesis yang dikontrol adalah pH dari larutan yakni pH 9 dan 11, sedangkan variabel yang dibandingkan adalah suhu perlakuan panas pada rentang suhu 800–1100°C. Perlakuan panas dilakukan untuk mempelajari efek perubahan temperatur terhadap ukuran partikel serta kristalinitas hidroksiapatit hasil sintesa. Karakterisasi hidroksiapatit hasil sintesa dilakukan dengan XRD, FTIR, dan SEM. Ukuran kristalit dihitung menggunakan metode Scherrer dan didapatkan rata-rata ukuran kristalit antara 80–120nm dan termasuk skala sub-mikron. Kristalinitas hidroksiapatit hasil sintesa didekati menggunakan perhitungan metode Landi dan didapatkan kristalinitas antara 32–92%. Hasil SEM menunjukkan bentuk partikel hidroksiapatit hasil sintesa adalah spherical menuju granular dengan rentang ukuran partikel antara 30–750nm. Pengotor utama dalam hidroksiapatit hasil sintesa adalah karbonat yang diidentifikasi dari hasil FTIR. Fasa sekunder dalam hidroksiapatit hasil sintesa adalah Calcium Oxide yang merupakan hasil degradasi termal perlakuan panas pada hidroksiapatit.Kata kunci: Hidroksiapatit, kristalinitas, partikel, presipitasi
PENGARUH MOLAR RASIO TETRACALCIUM PHOSPHATE DAN DICALCIUM PHOSPHATE DAN PENAMBAHAN CHITOSAN SEBAGAI GELLING AGENT DALAM SINTESIS PASTA CALCIUM PHOSPHATE CEMENT Bambang Sunendar Purwasasmita; Gina Mayang Lestari; Niki Prastomo -; Frank Edwin -
Bionatura Vol 13, No 1 (2011): Bionatura Maret 2011
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.898 KB)

Abstract

Bone cement berbasis calcium phosaphate banyak digunakan dalam aplikasi kedokteran karena memiliki in-situ-setting ability, osteoconductivity, dan bone-replacement capability yang baik. Akan tetapi, calcium phosphate cement memiliki keterbatasan yaitu setting time yang lama, mudah washout, dan memiliki strength yang rendah. Oleh karena itu, pada studi ini penulis mencoba memodifikasi sifat dari calcium phospate cement tersebut dengan memodifikasi molar rasio tetracalcium phosphate (TTCP) dan dicalcium phosphate (DCPA), dan menambahkan chitosan sebagai gelling agent. Modifikasi molar rasio bertujuan untuk menurunkan setting time, sedangkan penambahan chitosan bertujuan untuk meningkatkan washout resistance, mempercepat pertumbuhan apatit dan mempercepat setting time. Modifikasi molar rasio tetracalcium phosphate (TTCP) dan dicalcium phosphate (DCPA) dari 1:1 menjadi 1:2 menunjukan penurunan setting time yang signifikan dari 30 menit menjadi 12 menit untuk sampel tanpa penambahan chitosan, dan untuk sampel dengan penambahan chitosan terjadi penurunan setting time dari 28 menit menjadi 8 menit. Penambahan chitosan terbukti efektif mempercepat setting time sekitar 2-4 menit, mempercepat pertumbuhan apatit dan dapat meningkatkan washout resistance semua sampel.Kata kunci: Tetracalcium phosphate (TTCP); Dicalcium phosphate (DCPA); Calcium phospate cement; Chitosan; Washout.
SYNTHESIS MATERIAL OF ZEOLITE NANOPOROUS (ZSM-5) FROM COAL FLY ASH Bambang Sunendar Purwasasmita; Agung Kurnia; Arie Wibowo
Jurnal Zeolit Indonesia Vol. 9 No. 1 (2010)
Publisher : Jurnal Zeolit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coal fly ash (CFA) is the waste of coal usage that requires serious attention on handling because it is have the large quantity and containing a dangerous substances for environmental. The interesting method of waste processing of CFA is using CFA as zeolite raw material because CFA have a rich silicate and alumina. In this study, CFA is used as a raw material for zeolite synthesis nanoporous (ZSM-5) so that expected could be a solution for waste processing of CFA and also could be deliver a valuable materials that needed on many applications. Based on the result of characterization XRD and SEM, was known that structure of ZSM-5 and other zeolites (Na12Al12Si12O48.27H2O and Na0,3Al2,564Si100O203,996) have been successfully synthesized on hydrothermal processing at temperature of 97°C and the pressure of 1,3 bar.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSELULOSA SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN PENGUAT MATERIAL KEDOKTERAN GIGI Agus Imam, Dian Noviyanti; Ryana Budi Purnama; Bambang Sunendar Purwasasmita
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2023.007.02.2

Abstract

Latar belakang: Tanaman padi merupakan tanaman pangan pokok yang banyak tumbuh di Indonesia. Limbah pertanian seperti sekam padi dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan selulosa. Selulosa berukuran nano atau yang disebut nanoselulosa memiliki beberapa keunggulan diantaranya berskala nano, high surface area dan sifat optis yang baik sehingga partikel nanoselulosa dapat berpotensi digunakan sebagai penguat polimer dan aditif produk yang biodegradabel. Tujuan: untuk mensintesis dan mengkarakterisasi nanoselulosa berbahan sekam padi dengan menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Metode: eksperimental kualitatif. Sampel penelitian berupa gel hasil sintesis nanoselulosa berbahan sekam padi yang diuji dengan menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM) untuk melihat morfologi mikrostruktur dan serbuk nanoselulosa diuji menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) untuk melihat gugus fungsi yang terkandung dalam nanoselulosa sekam padi. Hasil: Hasil karakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan terbentuk selulosa dari olahan sekam padi, sedangkan hasil Transmission Electron Microscope (TEM) menunjukkan ukuran partikel selulosa dalam skala nanometer dan morfologi partikel yang berbentuk nano-whisker. Kesimpulan: Sintesis nanoselulosa berbahan sekam padi dengan metode hidrolisis asam berhasil dilakukan dan diharapkan mampu memberikan potensi untuk meningkatkan sifat mekanis material kedokteran gigi.