Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISASI SIFAT KEMAGNETAN PASIR BESI PANTAI PUNTARU KABUPATEN ALOR-NTT Martasiana Karbeka; Faryda Veronica Lamma Koly; Nini Mau Tellu
Lantanida Journal Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : UIN AR-RANIRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/lj.v8i2.7867

Abstract

Iron sand is a source of natural magnetic material which is quite abundant. Iron sand can be useful as a magnetic source material which has the potential as a raw material for using magnetic materials. Iron sand contains non magnetic minerals which can reduce its magnetic properties. Therefore, iron sand sample preparation was carried out by washing NaOH 0,4 M and sand sample size variations. The purpose of this study was to determine the effect of washing and the size of iron sand on the magnetic properties in terms of the increase in magnetic elements. The results of research with XRF (X-Ray Fluoresence) show that iron sand with a size of 120 mesh has a magnetic content of Fe (78.07%) higher than iron sand with a size of 80 mesh with Fe content (34.63%). XRD (X-Ray Diffraction) analysis shows that washing iron sand with a size of 80 mesh gives a quarts phase (SiO2) at 2θ = 27.62° and iron sand washing with a size of 120 mesh gives the main peak magnetite phase (Fe3O4) at 2θ = 30.69° with a crystallinity of 15%. VSM (Vibrating Sample Magnetometer) analysis depicted on the hysteresis curve shows that the smaller the particle size of iron sand, the higher the magnetic properties. There are still minor oxides in iron sand as  oxide minerals.
Edukasi Bahaya Sampah Plastik dengan Metode Bercerita pada Anak-Anak Terdampak Siklon Tropis Seroja di Desa Waisika Kabupaten Alor Faryda Veronica Lamma Koly; Aksa Naema Mooli; Novita Ayu Matoneng Oilsana; Imanuel Yoel Sulumasi; Petrus Jilbert Milians Pulla
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2021): JAMSI - November 2021
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.283 KB) | DOI: 10.54082/jamsi.122

Abstract

Siklon tropis Seroja menyerang beberapa lokasi di Indonesia pada bulan April 2021 lalu, termasuk Desa Waisika, Kabupaten Alor. Bantuan sembako dan cemilan yang dibagikan ke masyarakat sebagian besar berkemasan plastik. Apabila tidak dimanajemen dengan baik, maka dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu edukasi mengenai bahaya sampah plastik dengan metode yang menyenangkan dan upaya penanggulangan secara sederhana perlu dilakukan. Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang edukasi bahaya sampah plastik bagi anak-anak terdampak siklon seroja di Desa Waisika Kabupaten Alor. Kegiatan ini bertujuan untuk menyadartahukan bahaya sampah plastik bagi lingkungan hidup dan secara langsung atau tidak langsung bagi manusia. Metode yang digunakan yaitu bercerita dengan tiga sesi yang terdiri dari sesi pengenalan keanekaragaman hayati disekitar Desa Waisika, penyampaian bahaya sampah plastik melalui drama singkat, dan upaya penyelamatan lingkungan dari sampah plastik melalui pembuatan ecobricks. Kegiatan ini menghasilkan peningkatan pengetahuan bagi anak-anak secara konseptual dan aplikatif.
Karakteristik Madu Tanah dari Desa Belemana Kecamatan Alor Timur Koly, Faryda Veronica Lamma; Allung, Paulina Katarina; Lanbuk, Metusail
Jurnal Sains dan Edukasi Sains Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Sains dan Edukasi Sains
Publisher : Faculty of Science and Mathematics, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/juses.v7i2p142-147

Abstract

Madu tanah merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Alor dalam menyebutkan produk madu yang dihasilkan oleh lebah Apis cerana. Salah satu tempat yang paling banyak menghasilkan madu tanah di Alor yaitu Desa Belemana, Kecamatan Alor Timur. Pada umumnya, madu tanah lebih diminati oleh masyarakat Alor dibandingkan madu pohon (Apis dorsata). Selain karena madu tanah sudah mulai langka, alasan lain madu tanah lebih mahal dibandingkan madu pohon yaitu karena dipercayai memiliki khasiat yang lebih unggul untuk kesehatan dan memiliki rasa yang lebih enak. Meskipun sudah dipasarkan langsung oleh petani madu secara konvensional, namun kualitas madu tanah, khususnya yang berasal dari Desa Belemana, belum pernah dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas madu tanah berdasarkan sejumlah parameter yaitu kadar air menggunakan refraktometer, kadar gula pereduksi menggunakan metode volumetrik, kadar vitamin A, C dan E dengan metode HPLC dan UPLC, serta cemaran mikroba dengan metode terstandar oleh SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu tanah memiliki nilai kadar gula pereduksi dan cemaran mikroba (angka lempeng total, kapang khamir, coliform dan E. coli) yang telah memenuhi standar, sedangkan kadar air belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam penelitian ini, kadar vitamin dalam madu tanah belum dapat diidentifikasi dengan pasti kadarnya terlampau rendah. Penelitian selanjutnya masih perlu dilakukan untuk mengidentifikasi sifat lain dari madu tanah asal Desa Belemana.
Penggunaan Biji Pepaya Sebagai Koagulan Alami Dalam Pengolahan Air Limbah Domestik Adawiyah, Syardah Ugra Al; Koly, Faryda Veronica Lamma
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol 5, No 2: December 2024
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/reactor.v5i2.155

Abstract

One of the chemical contaminants in domestic wastewater is phosphate. High phosphate levels in water can cause algae bloom (eutrophication), which leads to a decrease in oxygen concentration in the water body and subsequently results in the death of aquatic organisms. Papaya seeds contain natural polymers in the form of proteins that act as natural polyelectrolytes, helping to reduce chemical contaminants in waste. This study aims to determine the most effective dose of papaya seed coagulant (Carica papaya L.) for lowering phosphate levels, turbidity and pH of domestic wastewater. An experimental method was used with varying sizes and doses of papaya seed coagulant: 70, 80 dan 90 mesh, and doses: 0.5 grams, 1 gram, 1.5 grams, and 2 grams, tested using a jar test. The reduction in phosphate levels in domestic wastewater was measured with a UV-Vis spectrophotometer. The results showed the treatment of domestic wastewater for reducing phosphate levels using papaya seed (Carica papaya L.) coagulant can be achieved by adding 2 grams of coagulant with a particle size of 90 mesh. Under these conditions, the phosphate levels decreased from 2.1529 mg L⁻¹ to 0,1907 mg L⁻¹, with an efficiency of 88.96%. According to the Domestic Wastewater Quality Standard No. 68 of 2016, the maximum allowable phosphate concentration is 0.2 mg L⁻¹, making the research results close to the established standard. Additionally, turbidity decreased from 86.55 NTU to 26.40 NTU, while the pH level increased from 6.5 to 6.9. This study suggests that papaya seeds could be a cost-effective, sustainable alternative for domestic wastewater treatment, especially in reducing phosphate contamination and helping maintain water quality
Effect of Storage Time Duration on the Quality of Immersion Oirom Kepuh Vegetable Material (Sterculia foetida L) on Imaging of Plant Tissue of Shallot Cell Mautuka, Zakarias Adrianto; Manimoy, Herianus; Koly, Faryda Veronica Lamma; Karbeka, Martasiana; Botahala, Loth
Jurnal Kimia Fullerene Vol 10 No 1 (2025): Fullerene Journal Of Chemistry
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37033/fjc.v10i1.709

Abstract

The dependence of optical microscopes on one of the consumables, especially at high magnification, so that the imaging results are clearly visible or not blurry, is immersion oil. In an effort to answer this need, a study has been conducted to find an alternative immersion oil by utilizing vegetable oil from the kepuh plant (Sterculia Foetida L) from Alor Regency. This study tested the quality of kepuh seed meat oil from soxhlet extraction and purified using the Deguming, Neutralization, Bleaching, Stearin, Centrifugation methods, and stored in glass bottles, wrapped in aluminum foil, and stored at room temperature (25-280C) from 2016 to 2024 (8 years). The test used three parameters, namely first; comparison of physical and chemical properties parameters, namely density, viscosity, refractive index, acid number and Aperture Value for kepuh oil data in 2016 and 2024, were recorded to have changed, but the imaging photographs still provided the same brightness as standard oil. Second; the GC-MS identification parameters showed that, even though there were 32 peaks in the kepuh oil spectrum, and the nomination of two compounds was identified, namely linoleic acid 34.58%, stearic acid 6.98%, the imaging effect was still clearly visible. Third, a comparison of the imaging results of standard immersion oil and immersion oil from kepuh for oil conditions in 2024 showed imaging results that were not significantly different.
Pengaruh Eco-Enzyme Kulit Nanas dan Kulit Jeruk Purut Terhadap Perubahan Nilai pH, TDS, dan COD Limbah Cair Tahu Pibo, Lodia; Koly, Faryda Veronica Lamma; Karbeka, Martasiana; Mautuka, Zakarias Adrianto; Manimoy, Herianus; Botahala, Loth
Jurnal Sains dan Edukasi Sains Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Sains dan Edukasi Sains
Publisher : Faculty of Science and Mathematics, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/juses.v8i2p127-132

Abstract

Salah satu alternatif dalam pengurangan pencemaran lingkungan akibat adanya limbah cair tahu yaitu penggunaan eco-enzyme sebagai agen bioremediasi. Eco-enzyme merupakan cairan filtrat hasil fermentasi bahan organik, gula molase, dan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu dan konsentrasi terbaik eco-enzyme kulit nanas dan kulit jeruk purut dalam meningkatkan nilai pH, serta menurunkan nilai TDS dan COD limbah cair tahu. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan konsentrasi eco-enzyme dan waktu penyimpanan sampel sebagai variabel bebas. Cairan/filtrat eco-enzyme kulit jeruk purut dan kulit nanas yang diperoleh memiliki karakteristik berwarna kuning kecokelatan, beraroma asam segar, memiliki nilai pH 6, TDS 113 mg.L-1, dan COD 2.260 mg.L-1. Limbah cair tahu sebelum perlakuan memiliki nilai pH 6, TDS 1.210 mg.L-1, dan COD 1.340 mg.L-1. Hasil pengamatan menunjukkan terjadi penurunan nilai pH hingga 4 pada sampel limbah cair tahu kontrol tanpa penambahan eco-enzyme setelah 20 hari penyimpanan. Hasil perlakuan penambahan eco-enzyme pada limbah cair tahu menunjukkan bahwa eco-enzyme dengan konsentrasi 10% selama 20 hari penyimpanan dapat meningkatkan nilai pH dari 4 menjadi 6. Eco-enzyme dengan konsentrasi 15% dengan penyimpanan selama 10 hari mampu menurunkan nilai COD dari sampel kontrol dengan COD 2.070 mg.L⁻¹ menjadi 50 mg.L⁻¹. Penambahan eco-enzyme pada penelitian ini tidak menurunkan nilai TDS, namun meningkatkan nilai TDS (untuk penyimpanan 20 hari dari 945 mg.L⁻¹ menjadi 1.220 mg.L⁻¹). Hal ini menunjukkan bahwa eco-enzyme memiliki potensi menurunkan nilai COD dan meningkatkan nilai pH karena memiliki kandungan enzyme yang berperan sebagai biokatalis yang mempercepat dekomposisi limbah cair tahu.