Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Influence of Classroom Climate, Learning Interest, Learning Discipline and Learning Motivation to Learning Outcomes on Productive Subjects Jamilah -; Gatot Isnani
JPBM (Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen) VOL 3, NO.2, SEPTEMBER 2017
Publisher : JPBM (Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.67 KB) | DOI: 10.17977/um003v3i22017p085

Abstract

This study aims to determine: (1) class climate, learning interest, learning discipline, learning motivation, and learning outcomes; (2) the effect of class climate on learning outcomes; (3) the effect of learning interest on learning outcomes; (4) the effect of learning discipline on learning outcomes; (5) the effect of learning motivation on learning outcomes; and (6) the dominant effect between class climate, learning interest, learning discipline, and learning motivation on learning outcomes. The population in this study is a tenth grade student that consist of 175 students, a sample of 120 students with used proportionate random sampling technique. The method used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that: (1) class climate can be classified good, learning interest can be classified good, learning discipline can be classified good, learning motivation can be classified good, and learning outcomes can be classified quite high; (2) there is no positive effect and significant between class climate on learning outcomes; (3) there is no positive effect and significant of learning interest on learning outcomes; (4) there is no positive effect and significant of learning discipline on learning outcomes; (5) there is no positive effect and significant of learning motivation on learning outcomes; and (6) learning motivation is the dominant variable affecting learning outcomes.
Pertunjukan Pajoge Makkunrai pada Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan Jamilah -
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.017 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.160

Abstract

ABSTRACT This paper discusses the Performances Pajoge Makkunrai using textual approach multilapis Marco de Marinis. They were collected by observation and interview  with the Pajoge  Makkunrai players and the prominent  figures  of the lokal society.  The research  result  of Pajoge  Makkunrai are consists of dancers (Pajoge), nurse (Indo pajoge), guardian (Pengibing),  musician (Paganrang), dance, consists of Tettong mabborong  (assembled),   Mappakaraja  (reverence),  Mappasompe (gift giving), Ballung (lay down),  Mappaccanda  (rejoice),  Mattekka (cross), Massesere  (sur- round), Majj u lek ka  le bba (tre ad width) ,  Mattap po (s owi ng), Mag gali o  (con tor t  bod y), Mappaleppa  (clapping)  and motion  Massimang   (goodbye). Playing (Paganrang) consists of two tambour,  and one gong  beater.  The musical  accompaniment  consists  of a drum beat and the lyrics sung. Pattern floor consists  of a range themselves one (mabbulo sipeppa), circle (mallebu), and quadrangular   (sulapa eppa).  Beautiful makeup dadasa,  and costumes  is baju bodo  and pakambang. Jungge accessories,  fans and shawls  property.  The show of Pajoge  Makkunrai  on the stage (Baruga). Keywords: Pajoge,  Indo Pajoge,  and Pengibing  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertunjukan Pajoge Makkunrai  dengan menggunakan pendekatan tekstual multilapis Marco de Marinis. Pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara dengan para pemain Pajoge Makkunrai dan tokoh- tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertunjukan Pajoge Makkunrai terdiri atas penari (Pajoge), inang pengasuh (Indo Pajoge), pengawal (Pengibing), pemusik (Paganrang), ge r ak  tari,  te rdir i  atas  Tetto ng  m ab boro ng ( be rkumpul ),  Mappak araja (pe n gh or ma ta n) ,  M ap pa so mp e  (member i  h ad ia h) ,  B al l u ng (m e r e b a hk an  ba da n) , Mappaccanda (bergembira), Mattekka (menyeberang), Massesere (mengelilingi), Majjulekka lebba  (melangkah lebar), Mattappo  (menabur), Maggalio  (meliukkan badan), Mappaleppa (bertepuk tangan) dan gerak Massimang  (pamit). Musik iringan terdiri atas tabuhan gendang dan syair atau elong  kelong.  Pola lantai bersaf satu (mabbulo sipeppa), lingkaran (mallebu),  dan segi empat (Sulapa Eppa). Tata rias cantik disertai dadasa,  kostum baju bodo  dipakai di istana,   baju pakambang  dipakai di luar istana. Asesoris jungge, properti kipas dan selendang. Pertunjukan Pajoge Makkunrai  bertempat pada sebuah panggung (Baruga). Kata kunci: Pajoge,  Indo Pajoge,  dan Pengibing
PENGARUH PEMBERIAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Jamilah -; Tri Rahayuni; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis kascing yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kakao pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di Mempawah Kabupaten Pontianak, lama penelitian 4 bulan 2 minggu, terhitung dari tanggal 18 Juni sampai 22 Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari 6 sampel tanaman, sehingga jumlah seluruhnya 120 tanaman. Perlakuan tersebut adalah 0,60 kg/polybag kascing atau setara dengan 4 bagian tanah : 1 bagian kascing, 0,75 kg/polybag kascing atau setara dengan 3 bagian tanah : 1 bagian kascing, 1,00 kg/polybag kascing atau setara dengan 2 bagian tanah : 1 bagian kascing, 1,50 kg/polybag kascing atau setara dengan 1 bagian tanah : 1 bagian kascing. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, volume akar, berat kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kascing pada tanah podsolik merah kuning berpengaruh nyata terhadap luas daun (bulan ke-3, bulan ke-4), volume akar, berat kering tanaman (bulan ke-4) dan laju pertumbuhan relatif (bulan ke 3 4). Pemberian kascing berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun (bulan ke-1, bulan ke-2), indeks luas daun, berat kering tanaman (bulan ke-1, bulan ke-2, bulan ke-3), laju pertumbuhan relatif (bulan ke 1-2, bulan ke 2-3). Pemberian kascing dengan dosis 1,50 kg/polybag memberikan pertumbuhan yang terbaik pada bibit kakao.Kata kunci : Kascing, Bibit Kakao, Podsolik Merah Kuning
Pertunjukan Pajoge Makkunrai pada Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan Jamilah -
PANGGUNG Vol 26 No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.160

Abstract

ABSTRACT This paper discusses the Performances Pajoge Makkunrai using textual approach multilapis Marco de Marinis. They were collected by observation and interview  with the Pajoge  Makkunrai players and the prominent  figures  of the lokal society.  The research  result  of Pajoge  Makkunrai are consists of dancers (Pajoge), nurse (Indo pajoge), guardian (Pengibing),  musician (Paganrang), dance, consists of Tettong mabborong  (assembled),   Mappakaraja  (reverence),  Mappasompe (gift giving), Ballung (lay down),  Mappaccanda  (rejoice),  Mattekka (cross), Massesere  (sur- round), Majj u lek ka  le bba (tre ad width) ,  Mattap po (s owi ng), Mag gali o  (con tor t  bod y), Mappaleppa  (clapping)  and motion  Massimang   (goodbye). Playing (Paganrang) consists of two tambour,  and one gong  beater.  The musical  accompaniment  consists  of a drum beat and the lyrics sung. Pattern floor consists  of a range themselves one (mabbulo sipeppa), circle (mallebu), and quadrangular   (sulapa eppa).  Beautiful makeup dadasa,  and costumes  is baju bodo  and pakambang. Jungge accessories,  fans and shawls  property.  The show of Pajoge  Makkunrai  on the stage (Baruga). Keywords: Pajoge,  Indo Pajoge,  and Pengibing  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertunjukan Pajoge Makkunrai  dengan menggunakan pendekatan tekstual multilapis Marco de Marinis. Pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara dengan para pemain Pajoge Makkunrai dan tokoh- tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertunjukan Pajoge Makkunrai terdiri atas penari (Pajoge), inang pengasuh (Indo Pajoge), pengawal (Pengibing), pemusik (Paganrang), ge r ak  tari,  te rdir i  atas  Tetto ng  m ab boro ng ( be rkumpul ),  Mappak araja (pe n gh or ma ta n) ,  M ap pa so mp e  (member i  h ad ia h) ,  B al l u ng (m e r e b a hk an  ba da n) , Mappaccanda (bergembira), Mattekka (menyeberang), Massesere (mengelilingi), Majjulekka lebba  (melangkah lebar), Mattappo  (menabur), Maggalio  (meliukkan badan), Mappaleppa (bertepuk tangan) dan gerak Massimang  (pamit). Musik iringan terdiri atas tabuhan gendang dan syair atau elong  kelong.  Pola lantai bersaf satu (mabbulo sipeppa), lingkaran (mallebu),  dan segi empat (Sulapa Eppa). Tata rias cantik disertai dadasa,  kostum baju bodo  dipakai di istana,   baju pakambang  dipakai di luar istana. Asesoris jungge, properti kipas dan selendang. Pertunjukan Pajoge Makkunrai  bertempat pada sebuah panggung (Baruga). Kata kunci: Pajoge,  Indo Pajoge,  dan Pengibing