Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENENTUAN REFERENCE VALUE DAN KANDUNGAN KADMIUM TANAH PADA AREAL PERTANIAN DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA Rini Susana
Purifikasi Vol 11 No 2 (2010): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v11.i2.190

Abstract

This research is aimed to find out total cadmium content in soil at various usage of agricultural land areas at Sub-district North Pontianak and to determine the reference value of cadmium in agricultural soils. Thirty soil samples were collected using purposive sampling technique. Sample collection was carried out through composite technique. The samples were taken on surface soil layer at 0-20 cm deep. Interview was done to determine the duration of land usage and application of chemicals in farming input activities. Respondents were determined randomly to farmers of 4 kinds of farm land uses (paddy, vegetables, papaya and Aloe vera). Each group of farmers comprised 10 respondents. Analysis of soil samples of this research covered: texture, organic matter and total cadmium content. Data analysis was performed using descriptive analysis. The results showed that the reference value of cadmium ranged from 1.10 to 2.46 mg/kg. The reference value of peat soil higher than that on alluvial. Total cadmium content of agricultural land areas in Sub-district North Pontianak ranged from 0.009 to 0.601 mg/kg, which was still below the maximum reference value. Sources of cadmium in peat soil are fosfat fertilizer and wood ash applications. Wood ash is applied for improving soil pH. The presence of cadmium in aluvial soil is predicted from river sediment.
PENGARUH ARANG SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Deky Wahyudi; Rini Susana; Dwi Zulfita
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2741

Abstract

Increasing green bean production in West Kalimantan can be done through the utilization of marginal red yellow podzolic soils. Constraints of red yellow podzolic soil as a planting medium are having lumpy soil structure, low permeability, poor aeration and drainage, low water holding ability can be improved by adding rice husk charcoal which has the advantage of improving porosity and aeration as well as a binder of nutrients so that they are not easily washed out. This study aims to determine the best dose of husk charcoal for the growth and yield of mung beans on red yellow podzolic red yellow podzolic. The research was carried out in the experimental field of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. This study used a Completely Randomized Design (CRD) which consisted of 6 treatment levels and 4 replications, each replication consisting of 3 samples so that there were 72 plants. The treatment consisted of a0 = without rice husk, a1 = 5 tonnes/ha , a2 = 10 tonnes/ha, a3 = 15 tonnes/ha, a4 = 20 tonnes/ha and a5 = 25 tonnes/ha. The variables observed in this study were plant height, root volume, plant dry weight, number of pods per plant, seed weight per plant, and weight of 100 seeds. The results showed that the application of rice husk charcoal at a dose of 25 tons/ha gave the best growth and yield of green bean on red yellow podzolic soil.INTISARI Peningkatan produksi kacang hijau di Kalimantan Barat dapat dilakukan melalui pemanfaatan tanah marginal Podsolik Merah Kuning (PMK). Kendala tanah PMK sebagai media tanam adalah memiliki struktur tanah gumpal, permeabilitas rendah, aerasi dan drainase buruk, kemampuan menahan air rendah dapat diperbaiki dengan pemberian arang sekam yang memiliki keunggulan memperbaiki porositas dan aerasi serta sebagai pengikat hara agar tidak mudah tercuci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis arang sekam yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil kacang hijau pada tanah PMK. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap  yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan, masing masing ulangan terdiri dari 3 sampel sehingga terdapat 72 tanaman. Perlakuan terdiri dari a0 = tanpa pemberian aramg sekam , a1 = 5 t/ha,  a2 = 10 t/ha, a3 = 15 t/ha,  a4 = 20 t/ha dan a5 = 25 t/ha. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong per tanaman, berat biji per tanaman, dan berat 100 biji.  Hasil penelitian menunjukkan pemberian arang sekam padi dengan dosis 25 ton/ha memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang terbaik pada tanah Podsolik Merah Kuning.
PENGARUH SUBSTITUSI PUPUK CAIR LIMBAH TAHU DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN BABY PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Said Aji Sutrisno; Rini Susana; Asnawati asnawati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 12, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v12i3.62839

Abstract

Budidaya mentimun baby di tanah podsolik merah kuning mengalami kendala yaitu rendahnya unsur hara di dalam tanah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara di tanah podsolik merah kuning dengan menambahkan pupuk organik dan anorganik, diantaranya melalui penggunaan pupuk pupuk organik cair limbah tahu dan pupuk NPK Phonska. Konsentrasi pupuk organik cair limbah tahu dan dosis pupuk NPK Phonska yang optimum akan memberikan dampak efektif pada pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun baby. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis substitusi yang terbaik dari pupuk organik cair limbah tahu dan pupuk NPK Phonska terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun baby pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan berupa POC limbah tahu dengan NPK Phonska dan diulang sebanyak 5 kali. Setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel. Sehingga jumlah tanaman 100. Adapun perlakuan sebagai berikut: t1= konsentrasi POC 0 % + 600 kg/ha NPK Phonska, t2 = konsentrasi POC 25% + 450 kg/ha NPK Phonska, t3 = konsentrasi POC 50% + 300 kg/ha NPK Phonska, t4 = konsentrasi POC 75% + 150 kg/ha NPK Phonska, t5 = konsentrasi POC 100% + 0 kg/ha NPK Phonska. Hasil analisis keragaman pemberian POC limbah tahu + NPK Phonska berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat per buah, panjang buah dan diameter buah, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 50 % POC limbah tahu + 300 kg/ha NPK Phonska merupakan dosis terbaik pada varieabel berat kering tanaman dengan menghasilkan rerata 4,76 gram.
Pengaruh Kompos Limbah Kecambah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Putih Pada Tanah Aluvial Arif Pramono; Rini Susana; Patriani Patriani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.9702

Abstract

Penggunaan bahan organik sebagai alternatif dalam peningkatan produktivitas tanah aluvial ditujukan terutama untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Salah satu jenis pupuk organik yang dapat digunakan adalah kompos limbah kecambah. Limbah dari sisa olahan pabrik kecambah memiliki manfaat bagi tanah untuk penambahan bahan organik serta nutrisi tanah dengan melakukan pengolahan limbah tersebut menjadi kompos.Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui dosis terbaik kompos limbah kecambah terhadap pertumbuhan dan hasil sawi putih pada tanah aluvial. Penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL)terdiri dari 6 taraf perlakuan, 4 kali ulangan dan 3 sampel tanaman pada setiap ulangan, sehingga jumlah unit pengamatan 72 tanaman. Media tanam berupa tanah aluvial ditambah dengan kompos limbah kecambah dengan berbagai dosis perlakuan yaitu k0 (tanpa penambahan kompos limbah kecambah), k1 (83,32 g/polybag kompos limbah kecambah setara dengan 6,9% bahan organik), k2 (274,43 g/polybag kompos limbah kecambah setara dengan 9,08% bahan organik), k3 (465,54g/polybag kompos limbah kecambah setara dengan 11,13% bahan organik), k4 (656,64g/polybag kompos limbah kecambah setara dengan 13,06% bahan organik), k5 (847,75 g/polybag kompos limbah kecambah setara dengan 14,89% bahan organik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos limbah kecambah dengan dosis perlakuan 13,06% bahan organik menunjukkan hasil terbaik pada variabel luas daun, bobot kering, bobot segar bagian atas tanaman dan volume akar tanaman.     Kata kunci : Aluvial, Kompos, Sawi Putih.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Kandang Sapi dan Biochar Sekam Padi Pada Tanah Aluvial Galuh Ramadan; Astina Astina; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.45423

Abstract

Edamame banyak diolah menjadi susu bubuk, jus, pastry edamame, kerupuk dan lain-lain. Edamame juga mengandung protein senyawa organik seperti asam folat, mangan, isoflavones, beta karoten dan sukrosa. Pupuk kandang sapi dapat memberikan manfaat pada tanaman dan tanah yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki stuktur tanah, meningkatkan porositas, aerasi dan komposisi mikroorganisme tanah serta meningkatkan daya serap air pada tanah. Biochar berfungsi sebagai pembenah tanah alternatif untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kombinasi terbaik pupuk kandang sapi dan biochar sekam padi yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil kedelai yang terbaik pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, penelitian ini berlangsung dari 26 Agustus-10 November 2020. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan biochar sekam padi pada tanah aluvial, penelitian ini terdapat 4 perlakuan, 5 ulangan dann 4 sampel tanaman. Kombinasi pupuk kandang sapi dan biochar sekam padi terdiri dari (p1) 5 ton/ha+12 ton/ha, (p2) 10 ton/ha+10 ton/ha, (p3) 15 ton/ha+8 ton/ha, (p4) 20 ton/ha+6 ton/ha. Variabel pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang) volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), jumlah polong segar per tanaman (buah),bobot polong segar per tanaman (g), jumlah polong isi (buah), jumlah polong hampa (buah) dan bobot polong isi (g). Berdasarkan hasil penelitian respon pertumbuhan dan hasil kedelai terhadap pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan biochar sekam padi, dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi pupuk kandang sapi 15 ton/ha dan biochar sekam padi 8 ton/ha cenderung meningkatkan jumlah polong isi yaitu 20,27 buah/tanaman.
PENGARUH KONSENTRASI AIR LIMBAH IKAN LELE TERFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Ulfa Naely Dianti Putri; elly mustamir; rini susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i3.33929

Abstract

PENGARUH KONSENTRASI AIR LIMBAH IKAN LELE TERFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Ulfa Naely Dianti Putri1), Elly Mustamir 2) dan Rini Susana 2)1)Mahasiswa Fakultas Pertanian 2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura  e-mail : naely.ulfa20@gmail.com  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi air limbah lele terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Masyarakat, Kecamatan Pontianak Selatan. Penelitian ini dimulai pada tanggal 10 Januari 2019 – 4 April 2019. Metode  yang digunakan yaitu pola Rancangan Acak  Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan, 5 ulangan dan setiap ulangan terdapat 4 sampel tanaman. Perlakuan sebagai berikut : ( l1 )0% atau tanpa pemberian air limbah ikan lele, ( l2 ) konsentrasi air limbah ikan lele 25%, ( l3 ) konsentrasi air limbah ikan lele 50%, ( l4 ) konsentrasi air limbah ikan lele 75%, ( l5 ) konsentrasi air limbah ikan lele 100%. Variabel  yang diamati pada penelitian ini adalah Tinggi tanaman (cm), Waktu berbunga (hst), Berat kering tanaman (g), Jumlah buah per tanaman (buah), Berat buah per tanaman (g) dan Berat per Buah (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi air limbah ikan lele tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. Kata Kunci : Air Limbah Ikan Lele , Cabai Merah, Podsolik Merah Kuning 
Sumber bahan organik untuk perbaikan tanah alluvial sebagai media tanam cabai merah dapat menggunakan bokashi Pueraria javanica. Penggunaan tanaman Pueraria javanica sebagai bokashi karena tanaman ini memiliki unsur nitrogen yang tinggi, sebab tanaman ini RAJIMIN RAJIMIN; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.9037

Abstract

Air adalah sumber daya alam yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia dalam aktivitas manusia itu sendiri. Kegiatan kehidupan manusia menggunakan air baik untuk kebutuhan minum, mandi dan rumah tangga. Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia tersebut bersumber dari air sungai, air tanah dan air hujan. Masyarakat di desa Sungai paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara memanfaatkan air sungai sebagai sumber air baku untuk PDAM sehingga diperlukan pengujian untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisika, kimia dan biologi air sungai sebagai air baku untuk PDAM di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.Pengukuran kualitas air sebagai sumber air baku untuk PDAM yaitu pengukuran karakteristik fisik, pengukuran karakteristik kimia dan karakteristik biologi air. Karakteristik fisik air meliputi debit aliran, temperatur, residu terlarut dan residu tersuspensi, sedangkan karakteristik kimia air meliputi pH, nitrat, kadmium, besi, sianida, fluorida, nitrit, dan belerang sedangkan karakteristik biologi meliputi fecal coliform.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai di Desa Sungai Paduan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara layak sebagai sumber air baku untuk PDAM. Beberapa parameter yang kandungannya melebihi batas kriteria air kelas I, diantaranya rendahnya pH diolah dengan penambahan kapur, tingginya kandungan besi dapat dikurangi dengan pemberian alumunium sulfat, dan tingginya Fecal Coliform dapat dihilangkan dengan penambahan kaporit atau kalsium hipoklorit.
PENGARUH PEMBERIAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Jamilah -; Tri Rahayuni; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis kascing yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kakao pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di Mempawah Kabupaten Pontianak, lama penelitian 4 bulan 2 minggu, terhitung dari tanggal 18 Juni sampai 22 Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari 6 sampel tanaman, sehingga jumlah seluruhnya 120 tanaman. Perlakuan tersebut adalah 0,60 kg/polybag kascing atau setara dengan 4 bagian tanah : 1 bagian kascing, 0,75 kg/polybag kascing atau setara dengan 3 bagian tanah : 1 bagian kascing, 1,00 kg/polybag kascing atau setara dengan 2 bagian tanah : 1 bagian kascing, 1,50 kg/polybag kascing atau setara dengan 1 bagian tanah : 1 bagian kascing. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, volume akar, berat kering tanaman, laju pertumbuhan relatif dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kascing pada tanah podsolik merah kuning berpengaruh nyata terhadap luas daun (bulan ke-3, bulan ke-4), volume akar, berat kering tanaman (bulan ke-4) dan laju pertumbuhan relatif (bulan ke 3 4). Pemberian kascing berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun (bulan ke-1, bulan ke-2), indeks luas daun, berat kering tanaman (bulan ke-1, bulan ke-2, bulan ke-3), laju pertumbuhan relatif (bulan ke 1-2, bulan ke 2-3). Pemberian kascing dengan dosis 1,50 kg/polybag memberikan pertumbuhan yang terbaik pada bibit kakao.Kata kunci : Kascing, Bibit Kakao, Podsolik Merah Kuning
Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah pada Tanah Alluvial razibullah razibullah; RINI SUSANA; ELLY MUSTAMIR
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i2.32475

Abstract

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashiterhadap Pertumbuhan dan HasilBawang Merah pada TanahAlluvial The Effect of Various Types of Bokashito The Growth and Yield of Shallotson Alluvial Soil Razibullah(1) Rini Susana(2) Elly Mustamir(2) (1) Student of Faculty of Agriculture and (2) Faculty of Agriculture FacultyUniversity of Tanjungpura Pontianak ABSTRAK This study aims to determine the type of bokashi that is best for the growth and yield of shallots on alluvial soil. This research was carried out on the Tanjungpura University Faculty of Agriculture experimental field in Pontianak which took place January 26th 2018 to March 27th 2018. The method used was Randomized Block Design (RBD) consist of 4 treatments, 6 replications, and 16 sample plants. Giving various types of bokashi including p1 = 20 tons / ha of Mesona spp waste bokashi; p2 = 20 tons / ha of vegetable waste bokashi, p3 = 20 tons / ha of Eichhornia crassipes bokashi and p4 = 20 tons / ha Hymenachine amplexicaulis bokashi. Variabeles observed were plant height, number of tillers, dry weight of plants, number of tubers per clump, fresh weight of tubers per clump, fresh weight of tuber per plot, dry weight of tuber clump and dry weight of tuber per plot. The results of the study concluded that the best types of bokashi for growth and yield of shallots on alluvial soil have not been found, giving Mesona spp waste bokashi, vegetable waste bokashi, Eichhornia crassipes bokashi and Hymenachine amplexicaulis bokashi providing the same growth and yield of shallots on alluvial soil. Keywords: alluvial, bokashi, shallots
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PULUT PADA TANAH ALUVIAL Irma Sasmita Adi Putri; Darussalam Darussalam; Rini Susana
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i3.57921

Abstract

Budidaya tanaman jagung pulut di tanah aluvial memiliki beberapa kendala, salah satunya kurangnya unsur hara makro dan mikro, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pupuk NPK dan PGPR untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung pulut pada tanah aluvial. Penelitian ini bertujuan mengetahui interaksi pemberian dosis pupuk NPK dan konsentrasi PGPR yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut pada tanah aluvial. Penelitian ini berlangsung sejak 25 Februari sampai 28 Mei 2022, dilaksanakan di Jl. Raya Kalimas Hulu, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan faktorial dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah NPK (P) sebanyak 3 taraf perlakuan dan faktor kedua adalah PGPR (R) sebanyak 3 taraf perlakuan sehingga jumlah total kombinasi perlakuan sebanyak 9 dan diulang sebanyak 3 kali. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Jumlah tanaman setiap bedengan yang diamati 108 dan total tanaman sebanyak 432 tanaman. Faktor pertama yaitu NPK (P) yang meliputi, p1 : NPK 200 kg/ha ≈ dengan 3,6 g/tanaman; p2 : NPK 300 kg/ha ≈ dengan 5,4 g/tanaman; p3 : NPK 400 kg/ha ≈ dengan 7,2 g/tanaman. Faktor Kedua yaitu PGPR (R) yang meliputi, r1 : Konsentrasi PGPR 2% ≈ dengan 20 ml/l; r2 : Konsentrasi PGPR 3% ≈ dengan 30 ml/l; r3 : Konsentrasi PGPR 4% ≈ dengan 40 ml/l. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah tongkol per petak dan berat tongkol per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pupuk NPK dengan dosis 1,2 g/tanaman ≈ 200 kg/ha dan konsentrasi PGPR 3% ≈ 30 ml/l dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman 6 MST dan berat tongkol berkelobot. Dosis NPK 1,2 g/tanaman ≈ 200 kg/ha merupakan dosis yang efektif untuk pengukuran diameter tongkol, sedangkan konsentrasi PGPR 3% ≈ 30 ml/l merupakan konsentrasi yang efektif untuk tinggi tanaman 6 MST. Kata kunci: Jagung Pulut, PGPR, Pupuk NPK, Tanah Aluvial