Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Aseton Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli MARIAM ULFAH ULFAH
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 5 No 1 (2020): Volume 5 Nomor 1 Maret 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.96 KB) | DOI: 10.55093/jurnalfarmaku.v5i1.82

Abstract

ABSTRAK Kunyit (Curcuma domestica) merupakan suatu tumbuhan yang telah digunakan sejak lama sebagai obat tradisional. Rimpang kunyit digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti antimikroba, antibakteri, antikejang, analgetik, antidiare, antipiretik dan antitumor. Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang merupakan senyawa fenolik dengan aktivitas yang beragam diantaranya antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak aseton rimpang kunyit terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode Disc diffusion Kirby-Bauer digunakan dalam penelitian ini. Simplisia rimpang kunyit dimaserasi dengan pelarut aseton selama 3 x 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji antibakteri terhadap ekstrak aseton rimpang kunyit. Amoksilin sebagai kontrol positif untuk S. aureus dan kloramfenikol sebagai kontrol positif untuk bakteri E. coli. Dimetil sulfoksida (DMSO) digunakan sebagai kontrol negatif. Uji antibakteri yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak aseton rimpang kunyit memiliki nilai zona hambat sebesar 10 mm terhadap bakteri S. aureus yang merupakan bakteri gram positif sedangkan terhadap bakteri E. coli yang merupakan bakteri gram negatif dengan zona hambat sebesar 7 mm. Perbedaan nilai zona hambat ini dimungkinkan karena perbedaan struktur membran sel bakteri gram positif dan gram negatif, dimana bakteri gram positif memiliki membrane sel yang lebih tipis sehingga lebih rentan terhadap agen antibakteri. Kata kunci : Rimpang kunyit, antibakteri, zona hambat
JAMUR ENDOFITIK YANG DIISOLASI DARI BUNGA ANDROGRAPHIS PANICULATA (SAMBILOTO) SEBAGAI SUMBER SENYAWA ANTIBAKTERI Rani Aulia Suhanah; Suryelita Suryelita; Sri Benti Etika; Mariam Ulfah; Riga Riga
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v4i1.664

Abstract

Tumbuhan Andrographis paniculata (Sambiloto) memproduksi beragam metabolit sekunder dengan berbagai aktivitas biologi, termasuk antibakteri. Selain dari tumbuhan alami, potensi senyawa antibakteri dari tumbuhan A. paniculata dapat dieksplorasi dari jamur endofitiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian terkait potensi jamur endofitik yang berkolonisasi dalam jaringan bunga tumbuhan A. paniculata. Secara garis besar penelitian ini terdiri dari isolasi, kultivasi, ekstraksi, uji antibakteri dan uji kandungan metabolit sekunder dari jamur endofitik pada bunga tumbuhan A. paniculata. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak EtOAc jamur BS-1 yang diisolasi dari bunga tumbuhan A. paniculata menunjukkan kemampuannya dalam menginhibisi pertumbuhan semua bakteri uji pada konsentrasi 1%, 3%, dan 5%. Studi terkait senyawa yang berkontribusi dalam sifat antibakteri ini perlu dilakukan lebih lanjut. Untuk infomasi bagi kita semua bahwa penelitian terkait kajian sifat antibakteri dari jamur yang hidup pada bunga A. paniculata baru pertama kali dilakukan pada kesempatan ini.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Aseton Teratai Putih (Nymphaeae alba) terhadap Bakteri Streptococcus pyogenes Mariam Ulfah; Ade Irawan; Teguh Adiyas Putra
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Streptococcus pyogenes merupakan salah satu patogen yang banyak menginfeksi manusia.S. pyogenes dapat menyebabkan penyakit invasive seperti infeksi tulang, necrotizing fasciitis, radang otot, meningitis dan endokarditis. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibakteri adalah teratai putih (Nymphaeaealba). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung di dalam N. alba dengan identifikasi fitokimia, senyawa-senyawa itu antara lain: tannin, asam galat, alkaloid, sterol, flavonoid, tannin terglikosida dan polifenol. Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder  yang memiliki aktivitas antibakteri yang sangat baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji aktivitas antibakteri ekstrak aseton batang, daun dan rimpang teratai putih (N. alba) terhadap bakteri Streptococcus pyogenes. Metode: Simplisia daun, batang dan rimpang teratai putih dimaserasi dengan aseton selama 3 x 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji antibakteri dengan metode Disc diffusion Kirby-Bauer dengan menggunakan amoksilin sebagai kontrol positif dan DMSO 20%  sebagai kontrol negatif. Hasil: Uji antibakteri menunjukan bahwa ekstrak aseton daun, batang dan rimpang teratai putih memiliki aktivitas antibakteri yang dikategorikan kuat.Dengan zona hambat 27 mm (daun), 18 mm (batang) dan 26 mm (rimpang), diduga bahwa kandungan flavonoid yang terdapat di dalam terata putih yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri ini. Simpulan: Teratai putih memiliki potensi yang cukup besar sebagai agen antibakteri.Kata kunci : Teratai putih, antibakteri, S. pyogenes  ABSTRACTIntroduction: Streptococcus pyogenes is one of the many pathogens that infects humans. S. pyogenes can cause invasive diseases such as bone infection, necrotizing fasciitis, muscle inflammation, meningitis and endocarditis. One plant that has antibacterial potential is white water lily (Nymphaeae alba). Several studies have been conducted to identify compounds contained in N. alba with identification of phytochemicals, these compounds include: tannin, gallic acid, alkaloids, sterols, flavonoids, glycoside tannins and polyphenols. Flavonoids are secondary metabolites that have excellent antibacterial activity. The purpose of this study was to study the antibacterial activity of acetone stem, leaf extract and white lotus rhizome (N. alba) against Streptococcus pyogenes. Methods: Simplicia of leaves, stems and white lotus rhizomes macerated with acetone for 3 x 24 hours. Antibacterial tests were then carried out using the Kirby-Bauer diffusion Disc method using amoxicillin as a positive control and 20% DMSO as a negative control. Results: Antibacterial test results showed that acetone leaves, stem and white lotus rhizome extract had strong antibacterial activity. With a 27 mm inhibition zone (leaf), 18 mm (stem) and 26 mm (rhizome). It is suspected that the content of flavonoids contained in the white water lily is responsible for this antibacterial activity. Conclusions: White water lily has considerable potential as an antibacterial agent.Keywords : White water lily, antibacterial, S. pyogenes
Antibacterial Activity of Acetone and Ethyl Acetate Leaves, Stems and Rhizomes Extract of White Water Lily (Nymphaeae alba) Against Staphylococcus aureus and Escherichia coli Mariam Ulfah; Ade Irawan; Teguh Adiyas Putra
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v5i2.2999

Abstract

White water lily (Nymphaeae alba) is one of the aquatic plants that is often used for traditional medicine. This plant has anticancer and antioxidant activity. The final result of this experiment is to determine the antibacterial activity of acetone and ethyl acetate extract from several parts of this plant, including leaves, stems and rhizomes againts several types of bacterial including Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Kirby-Bauer diffusion Disc method is used in this study. Simplicia of leaves, stems and rhizomes of white water lily were macerated with acetone and ethyl acetate for 3 x 24 hours. Antibacterial tests were carried out to acetone and ethyl acetate leaves, stems and rhizome extract of white water lily. Amoxicillin was used as a positive control and dimethyl sulfoxide (DMSO) with concentration 20% as a negative control. The extract and amoxicillin were diluted with 20% DMSO. Each disk contained 100 µg of extract and 10 µg of amoxicillin. Antibacterial tests that have been carried out show that the acetone extract of leaves, stems and rhizomes white water lily has the highest attack value against bacteria, the diameter of the inhibition zone is 20 mm against S. aureus Acetone and ethyl acetate leaves, stems and rhizomes extract of white water lily did not have inhibitory effect on E. coli.
AKTIVITAS ANTIOBESITAS EKSTRAK ASETON TERATAI PUTIH (Nymphaea alba) pada TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L) Mariam Ulfah; Teguh Adiyas Putra; Ade Irawan
Jurnal Farmagazine Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v9i2.606

Abstract

Penderita obesitas semakin lama semakin meningkat dan telah ditetapkan sebagai epidemic global. Teratai putih (Nymphaea alba) memiliki kegunaan dalam pengobatan tradisional misalnya antiinflamasi, analgesik dan perawatan gangguan syaraf. Ekstrak tumbuhan ini diketahui memiliki aktivitas antioksidan, antikanker dan antibakteri. Senyawa metil galat yang merupakan komponen utama di dalam N. alba memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan aktivitas antiobesitas dari ekstrak aseton daun teratai putih (N. alba) dan penentuan dosis optimum untuk aktivitas antiobesitasnya. Daun teratai putih diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton. Kemudian, dilakukan pengujian antiobesitas terhadap ekstrak. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (orlistat), kontrol negatif, dan dosis ekstrak (250, 500 dan 750 mg/Kg). Data diuji secara statistik dengan ANOVA. Penelitian menunjukan bahwa penurunan badan cukup signifikan pada tikus yang diberikan ekstrak teratai putih pada semua konsentrasi ekstrak. Semakin besar konsentrasi ekstrak, maka penurunan berat badan tikus semakin besar pula. Ekstrak dengan dosis 750 mg/Kg yang diberikan kepada tikus memberikan pengaruh penurunan berat badan yang paling tinggi dengan persentase penurunan berat badan sebesar 9,1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dosis optimum ekstrak daun teratai putih untuk aktivitas antiobesitas tikus adalah sebesar 750 mg/Kg.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ASETON KULIT PISANG TANDUK (Musa paradisiaca) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli: ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF ACETONE EXTRACT BANANA HORN (Musa paradisiaca) AGAINST Staphylococcus aureus AND Escherichia coli Mariam Ulfah; Like Efriani; Malkhatul Aliyah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.474

Abstract

Kulit pisang merupakan limbah terbanyak yang dapat ditemukan dan terdapat senyawa kimia flavonoid serta fenolik yang bersifat antioksidan. Penelitain ini dilakukan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri dari limbah kulit pisang tanduk (Musa paradisiaca). Kulit pisang tanduk diekstraksi menggunakan pelarut aseton dengan menggunakan metode maserasi 3 x 24 jam. Skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan metode uji warna, Kromatografi Lapis Tipis, dan Kromatografi Gas - Spektrofotometri Massa. Uji skrining fitokimia dengan metode uji warna yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kulit pisang tanduk (Musa paradisiaca) terdapat senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan terpenoid, sedangkan pada uji kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa terdapat flavonoid dan terpenoid pada kulit pisang tanduk (Musa paradisiaca). Uji Kromatografi Gas – Spektrofotometri Massa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kulit pisang tanduk memiliki senyawa asam lemak. Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dengan menggunakan kloramfenikol sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif. uji antibakteri yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak aseton kulit pisang tanduk memiliki zona hambat dengan konsentrasi 75% sebesar 21 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus termasuk kedalam kriteria sangat kuat dan 12 mm untuk bakteri Escherichia coli termasuk kedalam kriteria kuat.
PKMS Ibu-Ibu Rumah Tangga dalam Pembuatan PROPOSAL (Produk-Produk Salak) sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Salak Mariam Ulfah; Like Efriani; Vianty Mutya Sari
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salak (Salacca zalacca) merupakan buah asli Indonesia yang banyak digunakan untuk pengobatan. Kulit buah salak mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Biji buah salak memiliki aktivitas antioksidan. Kulit dan buah salak selama ini tidak digunakan padahal limbah-limbah ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan kesehatan. Desa Nanggela di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu desa penghasil salak dengan sumber daya manusia terutama ibu-ibu rumah tangga yang memiliki keinginan yang tinggi untuk memajukan desanya dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Oleh karenanya, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah membuat PROPOSAL (Produk-produk salak) yaitu teh kulit salak dan kopi biji salak untuk meningkatkan nilai guna dari limbah salak serta meningkatkan kemampuan ibu-ibu rumah tangga di Desa Nanggela untuk berwirausaha. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan manfaat kesehatan salak, pelatihan pembuatan teh kulit salak dan kopi biji salak, demo yang dilakukan oleh warga untuk membuat teh kulit salak dan kopi biji salak, pelatihan pembuatan packaging dan branding agar menarik konsumen, pelatihan perizinan bahan makanan dan pendampingan pemasaran produk. Acara pengabdian dihadiri oleh 25 hingga 30 peserta dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. Hasil dari pengabdian ini adalah masyarakat memahami manfaat kesehatan seluruh bagian buah salak, peserta mampu membuat teh kulit salak dan kopi biji salak, serta warga memahami proses perizinan produk rumahan. Semua hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan perekonomian warga.
Effectiveness Test of the Antibacterial Activity of Endophytic Fungi RS-2 from Sambiloto (Andrographis paniculata) on Red Rice Media Luqiyatur Rohmah; Suryelita Suryelita; Riga Riga; Mariam Ulfah
Indonesian Journal of Chemical Science and Technology (IJCST) Vol 6, No 1 (2023): JANUARY 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ijcst.v6i1.43181

Abstract

A. paniculata (Sambiloto) is a plant capable of producing various secondary metabolites which use in the field of pharmacology, one of which is as a source of antibacterial compounds. This potential can be explored from endophytic fungi associated with A. paniculata. The purpose was to determine the effectiveness of the antibacterial activity of the endophytic fungi RS-2 from branches of A. paniculata using red rice as the media. The stages of the research included isolation of the fungi, cultivation, extraction, antibacterial test, and test of the phytochemical of the endophytic fungi on branches of A. paniculata. The effectiveness test of antibacterial activity against the extract of the RS-2 endophytic fungi showed that the endophytic fungi extract had the potential to inhibit the growth of the three tested bacteria at concentrations of 10%, 30%, and 50%. The ethyl acetate extract of the endophytic fungi RS-2 from A. paniculata has the potential as a source of antibacterial compounds using red rice media.
Antibacterial Activity of Endophyte Fungus from Sambiloto Flowers (Andrographis paniculata) on Black Rice Growing Media Rizka Purwanti; Iryani Iryani; Riga Riga; Mariam Ulfah
Indonesian Journal of Chemical Science and Technology (IJCST) Vol 6, No 1 (2023): JANUARY 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ijcst.v6i1.43450

Abstract

Sambiloto plant (A. paniculata) is widely reported to have secondary metabolites that act as antibacterial. The potential is not only derived from the natural A. paniculata plant but can also be explored from its endophytic fungus. This study aimed to determine the antibacterial activity of ethyl acetate extract of endophytic fungus BS isolated from bitter flower (A. paniculata) on black rice growing media against Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, and Pseudomonas aeruginosa bacteria. The antibacterial activity test of the extract was carried out by disc diffusion method. The results obtained showed that the ethyl acetate extract of BS endophytic fungus grown on black rice media showed activity to inhibit the growth of Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 10%, 30%, and 50%. In conclusion, the ethyl acetate extract of the endophytic mushroom BS isolated from the bitter flower (A. paniculata) can be used as an antibacterial.
STUDI IN SILICO DAN IN VITRO: AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK MANGROVE (Rhizophora stylosa) DENGAN TARGET PERUSAKAN DINDING SEL Escherichia coli: AN IN SILICO AND IN VITRO STUDY: ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF MANGROVE ETHANOLIC EXTRACT (Rhizophora stylosa) TARGETTED ON CELL WALL DESTRUCTION OF Escherichia coli Ismanurrahman Hadi; Mariam Ulfah; Like Efriani; Teguh Adiyas Putra; Ade Irawan
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.617

Abstract

Rhizopora stylosa merupakan sub-spesies dari tumbuhan bakau yang diketahui secara empiris digunakan sebagai obat tradisional. Habitat yang berada di perairan payau menyebabkan tumbuhan ini memiliki senyawa fitokimia yang berbeda dari tumbuhan lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi aktivitas antibakteri dari R. stylosa pada bakteri Escherichia coli dengan menarget perusakan dinding bakteri. Penelitian ini menggunakan pendekatan komputasional disertai uji aktivitas antibakteri dan kadar kebocoran protein. Prediksi aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan molecular docking pada penicillin-binding protein (PDB ID: 3UY6), sedangkan uji aktivitas antibakteri dilakukan pada bakteri Escherichia coli menggunakan metode Mc konkey dilanjutkan dengan analisis kadar kebocoran protein (protein leakage) menggunakan uji Bradford. Uji identifikasi kandungan fitokimia juga dilakukan untuk memastikan kandungan fitokimia yang ada pada ekstrak etanol bakau. Hasil studi in silico menunjukkan adanya afinitas lebih tinggi dari semua senyawa uji dibandingkan amoxicillin pada penicillin-binding protein. Sementara itu, hasil studi in vitro menunjukkan nilai rata – rata diameter zona hambat (DZH) uji yaitu: 6,63 mm (40%); 6,67 (60%); 9,00 (80%) serta 13 mm (amoxicillin); serta uji protein leakage menunjukkan adanya kebocoran protein pada semua seri konsentrasi sampel dan standar amoxicillin. Analisis statistika menunjukkan ekstrak bakau kadar 80% memiliki aktivitas antibakteri dan protein leakage tertinggi, meskipun efeknya tidak sekuat amoxicillin. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan ekstrak etanol bakau (R. stylosa) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antibakteri yang menargetkan kerusakan dinding sel. Kata Kunci: Rhizophora stylosa, antibakteri, molecular docking, in vitro