Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Implementasi Spiiritualitas Manajemen Keuangan pada Pengelolaan Keuangan Gereja Katolik Yuliana Sri Purbiyati; Vincentia Devina Setyawati
Syntax Idea Vol 2 No 11 (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i11.661

Abstract

Penelitian ini merupakan studi kasus dan berfokus yang mendeskripsikan implementasi spiritualitas manajemen keuangan (SPIMAKE) di Gereja Katolik Redemptor Mundi (RKRM) Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan metode kualitatif yang menggunakan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) setiap penatalayan keuangan di GKRM sangat menyadari bekerja untuk Gereja merupakan pelayanan. Sebagai pelayan, para penatalayan menyadari dengan sungguh bahwa dirinya bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun, seperti gaji; 2) SPIMAKE sudah diimplementasikan dengan baik sesuai dengan pedoman yang ada disertai dengan bukti-bukti yang mendukung; 3) Tantangan dalam SPIMAKE melatih kesabaran dalam berkomunikasi antarorgan sehingga diharapkan semakin sinergis. Komunikasi bisa menghambat proses SPIMAKE, namun koordinator penatalayan mencarikan solusi dengan cepat sehingga komunikasi yang tadinya terhambat dapat berjalan lancar kembali. Maka dari itu, sangat diperlukan penatalayan keuangan yang sungguh menghidupi SPIMAKE secara mendalam sehingga lancar dalam melayani, bertanggung jawab, dan penuh integritas dari awal – proses - akhir dari proses pelayanan.
PELATIHAN MENULIS BAGI CALON PEBISNIS Yuliana Sri Purbiyati; Maria Widyastuti; Lusy; Pricilla Putri Angelita
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Asawika Vol 7-2
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37832/asawika.v7i2.108

Abstract

Menulis merupakan salah satu modal yang sudah selayaknya dimiliki oleh para pebisnis atau pengusaha awal. Keterampilan menulis sangat penting bagi para perintis usaha sendiri. Salah satu keuntungan keterampilan menulis adalah adanya kemampuan menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan sehingga ketika orang bisa berbicara maka dirinya sendiri itu mampu menyampaikan gagasan/idenya dalam bentuk tulisan. Dalam pelatihan menulis ini, semua peserta melalui tahap-tahap berikut ini, yaitu 1) persiapan, 2) menyusun outline, 3) menulis sesuai outline menjadi sebuah draft, 4) merevisi. Suasana pelatihan dibuat sedemikian rupa agar para peserta kerasan dan menemukan cara belajarnya sendiri. Target pelatihan menulis ini adalah para peserta mampu menyusun company profile dan proposal dan keduanya tercapai.Kata kunci: menulis, outline, company profile, proposal AbstractWriting is one of the skills that any businessperson or young entrepreneur should have. It is a very important skill for self-employed entrepreneurs. One of the advantages of writing skill is the ability to express ideas in written form so that even when they are unable to speak directly to each other, they will still able to convey their ideas in written form. In this writing workshop, all participants went through the following stages, namely 1) writing preparation, 2) outlining, 3) turning the outline into a draft, 4) revising. The training atmosphere is made in such a way that the participants might feel at home and find their own way of learning. The goal of this writing workshop is that the participants would be able to compile a good company profile and a good business proposal.Keywords: writing, outline, company profile, proposal
KREATIF PASCA PANDEMI COVID 19 Yuliana Sri Purbiyati; L Lusy; Rikardus Sina Koten
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 8 No 1 (2023): Juni : Asawika
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37832/asawika.v8i1.127

Abstract

AbstrakPascacovid 19 merupakan suasana baru yang meminta perlakuan baru juga. Pada semua bidangkehidupan dituntut untuk kreatif agar bisa bertahan dan melanjutkan hidup. Dunia usaha baik kecilmaupun besar diuji kreativitasnya. Demikian juga di sector usaha mikro kecil menengah yang bergerakdi bidang apapun, misalnya di bidang keuangan dengan bentuk usaha koperasi. Seriring denganadanya wacana bahwa koperasi juga akan masuk ke ranah otoritas jasa keuangan maka koperasi harusbanyak belajar dan berbenah diri terutama dari segi sumber daya manusia (SDM). Sekalipun saat initelah berkembang Artificial Intelligence (AI) namun tetaplah SDM yang mengendalikan semua itu.Untuk itu dilaksanakan pelatihan pengembangan SDM pada koperasi simpan pinjam mitra UniversitasKatolik Darma Cendika (UKDC) guna upgrading dan mengatasi kecanggungan kerja secara luringagar SDM semakin siap menyiapkan diri kembali secara baik untuk menjalankan tugas pokok danfungsi (tupoksi) pascapandemi di tempat meniti kariernya. Semua peserta yang mengikuti pelatihanpengembangan SDM ini melewati tahap-tahap, yaitu 1) Tahap persiapan, 2) Menghadiri pelatihan, 3)Merefleksikan pelaksanaan tupoksi dan akhirnya 4) Menyusun perencanaan yang akan dilaksanakanuntuk perbaikan. Target pelatihan ini adalah peserta dapat meningkatkan anggota koperasi karenapeningkatan anggota aktif suatu koperasi akan berdampak pada kesejahteraan karyawan koperasitersebut.Kata Kunci (keywords): Sumber Daya Manusia, Tugas Pokok dan Fungsi, Kinerja, Target AbstractPost Covid-19 is a new situation that demands new treatment as well. In all areas of life, people arerequired to be creative in order to survive and continue their lives. The world of business, both smalland large, is tested for its creativity. The same is expected from the micro, small and medium businesssectors, operating in any field, for example, in the financial sector in the form of a cooperative business.Alongside the discourse that cooperatives will also be included in the realm of financial servicesauthorities, cooperatives must learn a lot and improve themselves, especially in terms of humanresources (HR). Even though the use of Artificial Intelligence (AI) is increasing, it is still controlled byhuman resources. For this reason, HR development training was carried out for the saving and loancooperative at Darma Cendika Catholic University (UKDC), as this community service’s partner, inorder to upgrade and overcome the problems of returning to offline work, so that the HR will be betterprepared to carry out their main tasks and functions (tupoksi) post-pandemic at the places where theypursue their careers. All participants who took part in this HR development training went through thefollowing stages: 1) Preparing for training, 2) Training, 3) Reflecting on the implementation of theirmain duties and functions, and finally 4) Developing a plan for improvement. The target of this trainingis so that participants can increase the number of cooperative members to improve the welfare of thecooperative's employees.Keywords: Human Resources, Main Duties and Functions, Performance, Target
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DI KSP CU ARTHA ABADI Yuliana Sri Purbiyati; Lusy Lusy; Monica Tjandra Tjahjono
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 8 No 2 (2023): Desember : Asawika
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37832/asawika.v8i2.144

Abstract

AbstrakKinerja adalah suatu capaian dari suatu rangkaian proses yang ditandai dengan periode waktu tertentu. Penentuan proses penilaian kinerja didasarkan pada kesepakatan atau perjanjian yang telah disepakati. Melalui kinerja maka suatu perusahaan atau karyawan dapat dinilai berhasil atau gagal dalam proses pelaksanaan pekerjaannya sesuai waktu yang disepakati. Ada beberapa hal yang memengaruhi kinerja, seperti disiplin karyawan, inisiatif karyawan, pimpinan, serta efisiensi dan efektivitas perusahaan atau organisasi. Faktor kemampuan dan motivasi karyawan serta pimpinan juga bisa memengaruhi kinerja. Oleh karena ada banyak faktor yang memengaruhi kinerja maka diperlukan adanya indikator kinerja sehingga dalam pelaksanaan penilaian akan menjadi objektif. Penilaian kinerja atau performance appraisal adalah sebuah proses atau aktivitas yang dilaksanakan oleh individu atau grup dalam sebuah lembaga guna melakukan evaluasi dan menyampaikan informasi hasil pekerjaan karyawan dengan suatu standar yang sudah ditentukan untuk suatu jenjang waktu tertentu. Indikator penilaian kinerja dapat diambil dari uraian tugas dan tanggung jawab serta target masing-masing karyawan di setiap unit kerjanya. Dari uraian tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dibuat indikator dan pembobotan sesuai dengan prioritas yang ditentukan oleh perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Kemudian dipadukan dengan metode Simple Additive Weigthing (SAW) yang memiliki kriteria kehadiran, sikap/etika, kerajinan, kualitas dan kuantitas. Pelaksanaan uraian tugas dan tanggung jawab merupakan bukti kerajinan dan kualitas karyawan.Kata kunci: karyawan; organisasi; penilaian kinerja; urain tugas dan wewenangAbstractPerformance is an achievement resulting from a series of processes marked by a specific period of time. The determination of performance evaluation processes is based on agreements or arrangements that have been agreed upon. Through performance, a company or employee can be assessed as successful or unsuccessful in carrying out their tasks within the agreed-upon time frame. Several factors influence performance, such as employee discipline, employee initiative, leadership, as well as the efficiency and effectiveness of the company or organization. The abilities and motivations of employees and leaders can also affect performance. Because there are many factors that influence performance, performance indicators are needed so that the assessment process becomes objective. Performance appraisal is a process or activity carried out by individuals or groups in an institution to evaluate and provide information about employees' work results according to predetermined standards for a specific period of time. Performance evaluation indicators can be derived from job descriptions, responsibilities, and targets of each employee in their respective work units. These job descriptions and responsibilities can be used to create indicators and weighting according to the priorities set by the respective company or organization. Then it is combined with the Simple Additive Weighting (SAW) method which has criteria for presence, attitude/ethics, craft, quality and quantity. Implementation of job descriptions and responsibilities is proof of employee diligence and quality.Keywords: Performance appraisal, employees, organization, job descriptions and responsibilities
PELATIHAN ENTREPREUNERSHIP UNTUK KADER RUKUN WARGA Yuliana Sri Purbiyati; Nia Yuniarsih; Monica Candra Tjahjono
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 9 No 01 (2024): Juni : Asawika
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37832/asawika.v9i01.168

Abstract

Abstrak Kader merupakan individu dalam suatu organisasi atau kelompok, yang menjadi penggerak dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Kader diharapkan menjadi contoh dalam organisasinya. Pribadi kader di rukun warga menjadi contoh untuk kehidupan warga. Oleh karena itu, kader sudah semestinya memiliki pemahaman yang baik tentang kehidupan warga. Salah satu pemahaman yang sebaiknya dimiliki kader adalah kewirausahaan atau entrepreneurship. Pelatihan entrepreunership dilaksanakan di Rukun Warga (RW) IV Jl. Maspati IV Bubutan, Surabaya mitra Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) guna upgrading dan mempersiapkan kader untuk semakin mantap berwirausaha. Para kader RW IV telah memiliki berbagai usaha untuk mendukung ekonomi keluarga namun masih perlu terus didorong agar semakin maju dan mantap dalam beriwirausaha. Semua peserta yang mengikuti pelatihan entrepreunership melalui beberapa langkah. Pertama, para kader diajak brainstroming terkait dengan kebutuhan mendesak yang diperlukan sebagai bekal dalam menjadi kader. Kedua, para kader diajak memetakan kebutuhan. Ketiga, para kader diajak mengambil keputusan pelatihan yang terpenting yang akan dilakukan. Keempat, para kader diminta mengusulkan teknik pelatihan yang sebaiknya digunakan. Pelatihan para kader RW 1V Bubutan, Surabaya ini melalui tahap-tahap, yaitu 1) Tahap persiapan, 2) Menghadiri pelatihan, 3) Merefleksikan pelaksanaan entrepreunership 4) Menyusun perencanaan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan. Target pelatihan ini adalah peserta dapat merintis usaha kecil menengah yang dikelola di dalam keluarga sehingga perekonomian keluarga teru terjaga. Kata Kunci: Pelatihan, Kewirausahaan, Kader, Ekonomi rumah tangga AbstractA cadre is an individual in an organization or a group, who acts as the mover in various aspects of society’s social life. Cadres are expected to be examples in their organizations. The person of a cadre in a community association should be the example for other residents on how to live their lives. Therefore, cadres should have a good understanding of how a community resident should live. One understanding that cadres should possess is entrepreneurship. This entrepreneurship training was held at Community Association (RW) IV, Maspati IV St., Bubutan, Surabaya City, as the partner of Darma Cendika Catholic University (UKDC), for an upgrading and for a preparation for the cadres to be more established in entrepreneurship. The cadres of RW IV already have various businesses to support their families’ economy, but they still need more encouragement to be more improved and stronger in entrepreneurship. All participants in the training went through several steps. First, the cadres were invited to brainstorm the most urgent needs necessary for the preparation for becoming cadres. Second, the cadres were invited to map these needs. Third, the cadres were invited to decide on the most important training to be carried out. Fourth, the cadres were asked to propose the training techniques that should be used. The training at RW IV, Bubutan, Surabaya, went through the following stages: 1) Preparation, 2) Training attendance, 3) Reflection on the implementation of entrepreneurship, 4) Development of plans for future improvement. This training’s goal is that participants will be able to start family-managed small and medium businesses to maintain their families’ economy.Keywords: Training, Entrepreneurship, Cadre, Household economy
BALANCED SCORECARD REIMAGINED: STRATEGI MULTIDIMENSI UNTUK KINERJA, KBERLANJUTAN, DAN TRANSFORMASI DIGITAL Lusy; Hermanto, Yustinus Budi; Yuliana Sri Purbiyati; Monica Candra Tjahjono
JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA Vol. 9 No. 4 (2025): EDUNOMIKA
Publisher : ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jie.v9i4.18037

Abstract

This study synthesizes eight recent articles that repositon the Balanced Scorecard (BSC) from merely a performance measurement tool to a multidimensional, adaptive, and strategically relevant management system in the digital era. Through a multi-method and interdisciplinary approach, the article demonstrates how BSC has evolved by integrating sustainability aspects (ESG), digital transformation, and various sectoral contexts, including SMEs, the public sector, education, and post-pandemic industries. The findings reveal that the Sustainability Balanced Scorecard (SBSC) has become a more inclusive model, addressing stakeholder interests and responding to market and technological dynamics. This article offers not only theoretical contributions, by combining BSC, ESG, contingency, and dynamic capabilities theories; but also practical implications for managers, academics, and system developers to adopt a more flexible, measurable, and sustainable strategic framework.