Nasruddin .
Dosen Fakultas Ushuludin Dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

OBYEKTIVASI SIKAP TOLERANSI ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL KELUARGA MULTI AGAMA Nasruddin Nasruddin
Jurnal Ijtihad Vol 3, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.522 KB) | DOI: 10.33474/multikultural.v3i1.2551

Abstract

Setelah orang tua dalam keluarga multi agama di masyarakat Balun melakukan penyesuaian diri terhadap realitas sosial sebelumnya, dan ketika realitas sosial yang baru terbentuk, mereka mau tidak mau harus terlibat di dalamnnya meskipun realitas baru ini sendiri mengalami ‘tarik ulur’ atau negosiasi di antara individu-individu yang ada di masyarakat Balun, termasuk orang tua dalam keluarga multi agama sebelum realitas baru tersebut terlembagakan atau terinstitusionalisasikan baik di dalam pikiran, tindakan, perilaku atau lainnya. Dengan kata lain, realitas sosial baru yang berbentuk beragam sikap toleransi yang ditampilkan oleh anak keluarga multi agama dalam kehidupan ini lambat laun menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian mereka.Kata kunci: institusionalisasi, anak, realitas sosial, keluarga After parents in a multi-religious family in the Balun community adjust themselves to previous social realities, and when new social realities are formed, they inevitably have to be involved in them even though this new reality itself experiences 'tug-of-war' or negotiations between individuals - individuals in the Balun community, including parents in multi-religious families before the new reality is institutionalized or institutionalized both in thought, action, behavior or otherwise. In other words, the new social reality in the form of a variety of tolerance attitudes which are displayed by the children of multi-religious families in this life gradually becomes an inseparable part of their daily lives.Keywords: institutionalization, children, social reality, family 
Kebudayaan dan Agama Jawa dalam Perspektif Clifford Geertz Nasruddin Nasruddin
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 1 No. 1 (2011): March
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.083 KB)

Abstract

Talking about Javanese culture, anthropologist will often refer to Geertz’s thesis of santri-abangan-priyayi. Geertz’s book, Religion of Java, has been a “holy book” for those who concerns for observing and researching Javanese culture and society. In this context, Geertz has acknowledged a theory of social system of Javanese people. In his another book, Interpretation of Culture, Geertz identifies culture based on the last-concept of Kluckholn. He sets culture as a text which has to be meaningfully interpreted, not only as a concrete manner. In addition, he sets religion as cultural values within is embodied within the meanings. Everyone can interpret and experience those meanings in his own approach. Since Geertz conducted a study on The Religion of Java, the study continues, either agree or disagree with him. This article deliberately take the starting point of Geertz’s studies related to the concept of trichotomies; students, abangan and priyanyi. Although this has led to the concept of trichotomies to pros and cons among scientists, but the thing that needs to be underlined is that Geertz's conception of Islam of Java are a source of inspiration for the study of Islam in Indonesia. In addition, this article not only discusses about Geertz’s concept of religion, but also the concept of Islamic Religion in Indonesia.
Pran-Soeh Resistance to the State Hegemony Nasruddin Nasruddin
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 3 No. 1 (2013): March
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.071 KB)

Abstract

Munculnya gerakan keagamaan lokal (the emergence of new local religion) adalah fenomena yang lazim dan tak bisa dihindarkan. Di Jawa, misalnya, terdapat beberapa agama lokal yang lahir dari rahim budaya setempat dan kemudian disebut sebagai Javanese religion atau religion of Java. Di antara agama-agama lokal ini, ada sebuah gerakan keagamaan yang dikenal sebagai Agama Pran-Soeh. Embrio dari kemunculan Agama Pran-Soeh bisa ditelaah pada masa kolonialisme Belanda dan penjajahan Jepang. Seperti agama lokal lainnya, pendiri agama Pran-Soeh juga yakin bahwa dia menerima wahyu dari Tuhan. Kemudian, ia merasa bahwa memiliki tugas untuk menyebarkan wahyu untuk komunitasnya. Dari sinilah, agama lokal Pran-Soeh mulai muncul. Keberadaan aliran keagamaan ini belum banyak diteliti. Menggunakan perspektif historis, artikel ini bermaksud meneliti kemunculan dan keberadaan aliran ini, bagaimana hubungannya dengan pemerintahan politik, serta responsnya terhadap problematika sosial, terutama sosial Islam. Lebih jauh, artikel ini akan mengupas resistensi Pran-Soeh terhadap hegemoni negara. Keberadaan agama Pran-Soeh itu sendiri tidak tumbuh pesat di masyarakat, tetapi harus menghadapi hambatan baik dari dalam dan luar. Kendala dari dalam adalah bentuk konflik di antara mereka. Sementara kendala dari luar salah satu khususnya di Orde Baru adalah hegemonik negara dan kecemasan dan kekhawatiran agama yang mainstream. Jadi, kelangsungan hidup dan kematian agama Pran-Soeh tergantung pada keputusan negara dan kebijaksanaan agama yang mainstream.
Akulturasi Islam dan Tradisi Lokal Kosek ponjen pada Upacara Pernikahan Masyarakat Osing Wiwik Setiyani; Zakkiyatul Fikriyah; Nasruddin Nasruddin
Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.194 KB) | DOI: 10.15575/rjsalb.v5i2.11116

Abstract

Kosek ponjen is a marriage tradition among Osing society in Banyuwangi. It’s interesting to examine the Osing society’s believe that this tradition becomes a way to cleanse the groom and bride from various dangers. The groom or bride exclusively performs this ritual if they happened to be their family's youngest son or daughter. This article explains the intersection between Islam and kosek ponjen local tradition during marriage ceremonies. Qualitative research method applies in-depth interview to obtain comprehensive data regarding the marriage ritual. Kosek ponjen could be analyzed using Victor Turner’s symbolic meaning theory. This research finds that Osing society implements kosek ponjen as a compulsory ritual during marriage to symbolize an exchange between the parents and the groom and bride to throw upcoming misfortunes away. Symbols being used include rice grains, coins and a carrying pole with an important message for the family. The groom and bride need to trust each other and tolerate each other’s shortcomings, seek their parents’ acknowledgement and believe in Allah that their family will be harmonious for the rest of their life. Acculturation between Islam and local marriage tradition in Banyuwangi formed a diverse culture rich in moral values in starting a family.
PENGARUH PENERAPAN PPKM DARURAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENURUNAN PENDAPATAN UMKM Nasruddin Nasruddin; Qomariyah Yansari
Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis Islam (SOSEBI) Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.417 KB) | DOI: 10.21274/sosebi.v2i1.5373

Abstract

Abstrak: Penerapan PPKM Darurat bertujuan untuk mengurangi angka paparan Covid-19 sehingga dapat memutus rantai penularan virus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan PPKM Darurat terhadap penurunan pendapatan UMKM dengan menggunakan aplikasi pengolahan data spss 16.0. Penelitian ini melibatkan 30 orang responden yang terdiri dari pelaku UMKM di Desa Bandungsari, Sukodadi, Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan PPKM Darurat terhadap penurunan pendapatan bagi pelaku UMKM selama masa pandemi Covid-19. Pelaku UMKM yang sebelumnya bisa mendapatkan pendapatan lebih dari Rp300.000 per hari, pendapatannya menjadi merosot drastis hingga kurang dari Rp300.000 ketika dilaksanakan PPKM Darurat, mereka itu yang rata-rata bergerak di bidang toko kelontong, penjual sayur, dan pekerja serabutan yang memiliki usaha sampingan untuk menyambung hidup sehari-sehari. Hal tersebut terjadi akibat adanya peraturan yang membatasi jam operasional hingga pukul 20.00 WIB, adanya ketentuan makan/minum di tempat umum, misalnya bagi pemilik warung makan dilarang untuk melayani dine-in, serta membatasi 50 persen pengunjung yang membeli makanan dan minuman untuk dibawa pulang atau dengan menggunakan jasa pengantar makanan. Kata Kunci: PPKM Darurat; Pandemi Covid-19; Penurunan Pendapatan UMKM; Pelaku UMKM Abstract: The implementation of the emergency public activity restriction (Emergency PPKM) aims to reduce the number of exposure to Covid-19 so that it can break the chain of virus transmission. This study aims to examine the effect of implementing emergency public activity restrictions on the decline in MSME income by using the SPSS 16.0 data processing application. This study involved 30 respondents consisting of MSME actors in Bandungsari Village, Sukodadi, Lamongan. Based on the results of the study, shows that there is an effect of implementing emergency public activity restriction on the decline in income for MSME actors during the Covid-19 pandemic. MSME actors who previously could earn more than Rp300,000 per day, their income fell drastically to less than Rp300,000 when the emergency public activity restriction was implemented, they are mostly engaged in grocery stores, vegetable sellers, and freelancers who have a side business to survive daily. This situation occurs due to regulations that limit operating hours to 8 pm, provisions for eating/drinking in public places, for example, food stall owners are prohibited to serve dine-in, and limiting 50 percent of visitors who buy food/drinks to take home or by using food delivery services. Keywords: Emergency PPKM; Covid-19 Pandemic; Decrease in MSME Income; MSME actors
Pendampingan Penghimpunan dan Pengelolaan Wakaf Menjadi Wakaf Produktif di Pondok Pesantren Hidayatullah Manyar Gresik Tri Wahyudi Ramdhan; Nasruddin Nasruddin; Muhlis Muhlis; Abdul Gofur; Dewi Puspita Sari
Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol 10, No 2 (2021): Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mjppm.v10i2.5071

Abstract

Pengembangan masyarakat merupaya upaya dalam meningkatkan kemandirian individu maupun kelompok seraya menjadi solusi peningkatan dan perkembangan kualitas diri menjadi lebih baik. Eksistensi kelompok masyarakat dalam memprogram dan mengawal suksesnya tujuan kelembagaan memang sangat di harapkan, dimana SDM didalamnya harus mempu beradaptasi dan segera mengambil peluang yang ada. Konsep wakaf merupakan salah satu yang menjadi perantara bagi masyarakat yang memiliki dana lebih untuk ditunaikan dalam pyorek-proyek keummatan  guna mencapai tujuan-tujuan strategis dan berkelanjutan dimana asas manfatnya akan kembali kepada masyararakat/umat selain karena amal wakaf itu sendiri menjadi perintah agama. Pendampingan penghimpunan dan Pengelolaan wakaf  ini dilakukan dengan metode penyuluhan melalui beberapa tahapan, diantaranya, 1) Perencanaan program kegiatan; 2) Implementasi rencana kegiatan 3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan. Pendampingan ini merupayakan upaya dalam meningkatkan pertumbuhan penerimaan wakaf  dan pengeloaan dana wakaf secara efektif dan produktif. Kegiatan ini melibatkan pengurus Baitul Wakaf  Hidayatullah Gresik, pengurus Pesantren  serta serta para santri Senior.
SOSIALISASI CARA MENJAGA KEBERSIHAN DAN KESUCIAN MASJID DI ERA PANDEMI COVID-19 DAN PENYALURAN PENERIMA MANFAAT PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI MARBOT MASJID Robbah Khunaifih; Nasruddin Nasruddin; Abdul Ghofur; Duta Bintan Fitriyah; M. Masrur Huda Asjhadi; Lukita Permanasari; Nur Sifa Ulida
KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 1 No. 2 (2021): Juni : Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/kreatif.v1i2.574

Abstract

Kebersihan dan kesucian Masjid menjadi hal yang sangat penting di era pandemi seperti ini, karena salah satu penyebaran virus covid-19 ini bisa melalui rumah ibadah yang didalamnya terdapat aktifitas peribadatan secara berjama’ah (berkelompok) yakni ; Ibadah Sholat, Pengajian, Majelis Taklim ataupun Majelis Dzikir dan Sholawat. Tujuan dari kegiatan adalah untuk memahamkan metode atau cara seorang Marbot Masjid (Baca: Petugas Masjid) memiliki pengetahuan dan skill (keahlian) dalam membersihkan dan menyucikan Masjid secara khusus sehingga benar-benar terjaga dengan baik dan benar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab langsung dengan pemateri disampaikan melalui dialog interaktif dan simulasi penggunaan alat-alat kebersihan yang diberikan. Jumlah sasaran pada kegiatan ini adalah seluruh Marbot Masjid yang terdaftar pada Dewan Masjid Indonesia yang berada di kecamatan-kecamatan di kabupaten Gresik. Hasil dari kegiatan ini masih ada saja seorang Marbot yang tidak mengetahui tata cara membersihkan dan mensucikan Masjid dengan baik dan benar, setelah diberikan edukasi diharapkan terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan akan pentingnya teknik atau metode membersihkan dan mensucikan Masjid. Selanjutnya diadakan penyaluran bantuan perlindungan sosial bagi Marbot Masjid sebagai bentuk kepedulian sosial pemerintah terhadap Marbot masjid sebagai dampak adanya pandemi covid-19.