Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Program KB pada Bangga Kencana di Kampung Keluarga Berencana (KB) Sukamerindu Kota Bengkulu Atika Amanda; Siti Chodijah; Ike Sri Wahyuni
Al-Su’aibah Midwifery Journal Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : STIKES Al-Su’aibah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69597/amj.v1i2.14

Abstract

Kegiatan Program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB) tidak hanya terbatas pada penggunaan dan pemasangan alat kontrasepsi, melainkan juga merupakan bagian dari program pembangunan yang terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Program Kampung Keluarga Berencana di Wilayah Sukamerindu, Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, melibatkan 7 informan di Kelurahan Sukamerindu, Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan analisis data dilakukan dengan menuliskan dan menganalisis semua data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak warga yang aktif dalam menjalankan program KB. Hal tersebut akan terus ditingkatkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kata kunci           : Kampung Keluarga Berencana, Bangga Kencana
Manajemen Pelayanan Kesehatan Asuhan Kebidanan Di Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2024 Riska Widya Astuti; Ike Sri Wahyuni; Bulan Purnamasari; Dwi Astuti
Al-Su’aibah Midwifery Journal Vol. 2 No. 1 (2024): June
Publisher : STIKES Al-Su’aibah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69597/amj.v2i1.18

Abstract

Community Health Centers (Puskesmas) are health service facilities that carry out public health efforts and first-level individual health efforts by prioritizing promotive and preventive efforts. To ensure that Puskesmas activities are carried out in accordance with the principles and functions of good management, the government has prepared guidelines for Puskesmas management as stated in PMK No. 44 of 2016 concerning Community Health Center Management Guidelines. Sekip Community Health Center as a Community Health Center which has a working area in several areas of Kemuning sub-district also implements management functions as written in PMK No. 44 of 2016. However, in its implementation there are several obstacles such as less than optimal HR planning and there are still Community Health Center service programs that have not yet achieved SPM targets especially in the Maternal and Child Health Room. A study of data on midwifery management practices in the KIA/KB room found several problems, including: Low VIA examination visits which were still far below the SPM target, namely only 14.92% with an SPM target of 100%, obstetric complications by the community which also had not reached the SPM target, namely 92.21 % in 2023, as well as the still low coverage of K6 visits which also has not reached the SPM target, namely 99.87% in 2023. By finding solutions to priority problems, it is hoped that it will be able to increase the number of KIA program coverage that has not reached the SPM target. It is recommended that the Sekip Community Health Center be more focused and able to attract public interest in midwifery management in the KIA/KB room, especially in several areas that have not yet reached the SPM target
DAMPAK KEJADIAN PASCA ABORTUS SPONTAN PADA IBU HAMIL Ike Sri Wahyuni; Farida Kartini; Abkar Raden
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v13i1.521

Abstract

Latar belakang: Kurangnya informasi tentang abortus spontan serta perawatannya  berkontribusi terhadap penderitaan Ibu pasca-abortus spontan. Dampak psikologis, fisik dan sosial yang dialami ibu sering diabaikan oleh keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Trauma yang dialami ibu pasca-abortus spontan yang tidak ditangani dengan baik dapat menciptakan konflik pada diri ibu, sehingga dapat mempengaruhi pemulihan serta kesiapan ibu untuk hamil kembali.Tujuan: Untuk meriview mengenai dampak kejadian pasca-abortus spontan pada ibu.Metode: Metode yang digunakan terdiri dari lima tahapan, yaitu mengidentifikasi pertanyaan scoping review dengan framework PEOS, mengidentifikasi artikel menggunakan database yang relevan (PubMed, ProQuest dan EBCO), seleksi artikel menggunakan PRISMA dan critical appraisal menggunakan JBI, data charting, menyusun, meringkas dan melaporkan hasil.Hasil: Dari 49 literatur yang diseleksi 15 literatur terseleksi. Tiga tema muncul sebagai hasil dari scoping review yakni abortus spontan dapat menimbulkan dampak psikologis,  fisik dan sosial. Dampak psikologis timbulnya kecemasan, kesedihan, depresi, trauma, rasa bersalah dan merasa disalahkan. Dampak  fisik meliputi adanya  sakit pada perut, perdarahan, syok hemoragik dan infeksi dan dampak sosialnya adalah kurangnya empati dari teman dan keluarga.Kesimpulan: Wanita yang mengalami abortus spontan membutuhkan dukungan sosial dari pasangan, keluarga dan tenaga kesehatan sehingga kesehatan mentalnya terjaga.
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN USIA IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SEKIP PALEMBANG Ike Sri Wahyuni; Riska Widya Astuti; Bulan Purnama Sari
Jurnal Medicare Vol. 4 No. 3: JULY 2025
Publisher : Rena Cipta Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/jurnalmedicare.v4i3.230

Abstract

Immunization against Tetanus Toxoid (TT) is a preventive measure to increase immunity against tetanus infections, specifically to prevent neonatal tetanus and reduce maternal and infant mortality. However, pregnant women often underutilize available healthcare services, one of which is the low coverage of TT immunization. The purpose of this study was to determine the factors influencing the completeness of TT immunization in pregnant women. This analytical research used a cross-sectional study approach and accidental sampling technique. The study population included all pregnant women who visited healthcare facilities for check-ups, with 48 respondents as the sample. The results showed that a significant number of respondents did not receive complete TT immunization. Most of the respondents had low education levels (29 respondents, 60.4%) and were at high-risk ages (30 respondents, 62.5%). The Chi-square statistical test revealed that the independent variables, education (p = 0.041) and age (p = 0.016), significantly affected TT immunization completeness (p-value < α = 0.05). Efforts to increase TT immunization coverage should focus on mothers with low education and those in high-risk age groups. It is recommended that pregnant women receive complete TT immunization to prevent neonatal tetanus and maternal tetanus infections.