Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

COMMUNITY-BASED ORGANIC WASTE PROCESSING USING BSF MAGGOT BIOCONVERSION Mohamad Satori; Ivan Chofyan; Yuliadi Yuliadi; Otong Rukmana; Ira Ayu Wulandari; Fathiya Izzatunnisaa; Rifky Pajar Kemaludin; Aji Saeful Rohman
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 5 No. 2 (2021): Vol. 5 No.2. September 2021
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.506 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v5i2.4445

Abstract

Organic waste is the largest composition of waste generated by the people of Indonesia, which is around 50-60%. This type of waste, especially food waste, is easy to smell if it is stored for too long so that it has the potential to pollute the environment. On the other hand, organic waste has good nutrients that can be generated, including through BSF (Black Soldier Fly) maggot bioconversion treatment. The BSF maggot bioconversion method is a method of processing organic waste which is carried out by converting organic matter into other products that are useful and have added value by utilizing biological processes from microorganisms and enzymes. Organic waste treatment with this method is generally carried out on a community-based basis and is integrated with the development of agriculture, fisheries and animal husbandry, because maggot cultivation produces commodities of economic value such as compost and maggot larvae. Compost contains very good nutrients so that it can be used for organic farming and maggot contains high protein that can be used for animal feed and fisheries. The implementation of this program was piloted in the boarding school community, namely the Az-Zakaria Islamic Boarding School which is managed by the Az-Zakaria Islamic Education Foundation (YPI) in Sindangbarang Village, Jalaksana District, Kuningan Regency. The result of this implementation is the formation of a new group of entrepreneurs engaged in the cultivation and utilization of BSF maggots.
APLIKASI AIR DECKING MENGGUNAKAN BALLDECK GUNA MENGEFISIENSI BAHAN PELEDAK PADA KEGIATAN PELEDAKAN OVERBURDEN DI PT HANWHA MINING SERVICES Mursalin Hasruddin; Yuliadi Yuliadi; Yunus Ashari
KURVATEK Vol 7 No 1 (2022): Energy Management and Sustainable Environment
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v7i1.3150

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di Pit T1 PT Sebuku Tanjung Coal, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Powder factor dari peledakan konvensional cukup tinggi sehingga biaya bahan peledak yang dibutuhkan sangat besar. Salah satu upaya dalam mengurangi penggunaan bahan peledak adalah penambahan air decking pada lubang ledak dengan media Ball Deck. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi powder factor pada peledakan overburden serta mengefisiensi waktu kerja. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara data aktual dan teoritis, serta menganalisis statistik dari peledakan konvensional dan peledakan air decking. Adapun parameter penting dalam perbandingan yaitu geometri peledakan, work efficiency, powder factor, dan rata-rata fragmentasi. Jarak burden dan spacing yang digunakan pada peledakan konvensional dan peledakan air decking adalah 8m × 9m. Rata-rata waktu kerja yang dibutuhkan pada peledakan konvensional adalah 1 jam 33 menit, sedangkan pada peledakan air decking dengan metode top air deck adalah 1 jam 15 menit. Rata-rata powder factor pada peledakan konvensional adalah 0,20 kg/BCM tetapi peledakan air decking mampu mengoptimalkan hingga 0,17 kg/BCM. Rata-rata fragmentasi dari peledakan konvensional adalah 59,29 cm, sedangkan pada peledakan air decking adalah 65,54 cm. Selain itu, peledakan air decking dapat mengurangi penggunaan bahan peledak sebanyak 12-20 % per lubang dan mampu mengurangi biaya bahan peledak hingga 4,9% per lubang.
Redesign Geometri Lereng Penambangan Batugamping Kuari C di PT X Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Guntur Indra Prahasta; Yuliadi
Jurnal Riset Teknik Pertambangan Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Teknik Pertambangan (JRTP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.169 KB) | DOI: 10.29313/jrtp.v1i1.30

Abstract

Abstract. PT X is a cement producer which has a limestone mine in Palimanan District, Cirebon Regency, West Java Province. In the Quarry C limestone mining area there has been an landslide that has resulted in the inoperation of mining activities in the area. This research was conducted on the slopes of the Quarry C mine which had experienced a landslide. This study aims to determine the causes of landslides that occur, determine the value of cohesion, deep friction angles and safety factors when landslides occur, and recommend safe slope geometry with the input parameters results of back analysis. In this study, to determine the type of avalanche that occurs is done with stereographic projections that refer to the criteria of the landslide Hoek and Bray, 1981. Data taken in the form of strike and discontinuous dip fields using a geological compass. The initial parameter input uses physical property test data to obtain the value of natural density and mechanical properties testing, namely the shear strength test to obtain the value of cohesion and deep friction angle, as well as the compressive strength test to get the modulus young and poisson ratio values. To find out the value of cohesion, the friction angle in the safety factor during a landslide is performed back analysis using the probability method. Based on the results of data processing and data analysis conducted, it can be concluded that the landslides that occurred in section C1 to section C3 were in the form of arc slides. The results of back analysis of landslides in sections C1 through section C3 are in the form of cohesion and friction angle during landslides, namely for claystone lithology (c = 129.3 kPa, Ø = 25.04o) and for Marly Limestone lithology (c = 80.17 kPa, Ø = 11.23o). For the recommended slope geometry in section C1 is α = 8 o, H = 37.265 m with FK = 1,299 and section C2 is α = 10 o, H = 44.712 m with FK = 1,313. Abstrak. PT X adalah salah satu produsen semen yang mempunyai tambang batugamping di Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pada area penambangan batugamping Kuari C telah terjadi longsoran yang mengakibatkan tidak bisa beroperasinya kegiatan penambangan di area tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kelongsoran yang terjadi, mengetahui nilai kohesi, sudut gesek dalam dan faktor keamanan saat terjadi longsor, serta merekomendasikan geometri lereng yang aman dengan input parameter hasil analisis balik. Pada penelitian ini, untuk mengetahui jenis longsoran yang terjadi dilakukan dengan proyeksi stereografi yang mengacu pada kriteria longsoran Hoek and Bray, 1981. Data yang diambil berupa strike dan dip bidang diskontinu menggunakan kompas geologi. Input parameter awal menggunakan data hasil pengujian sifat fisik untuk mendapatkan nilai natural density dan pengujian sifat mekanik yaitu uji kuat geser untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam, serta uji kuat tekan untuk mendapatkan nilai modulus young dan poisson ratio. Untuk mengetahui nilai kohesi, sudut gesek dalam faktor keamanan saat terjadi longsor dilakukan analisis balik dengan metode probabilitas. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa longsoran yang terjadi pada section C1 sampai dengan section C3 berupa longsoran busur. Hasil analisis balik kelongsoran di section C1 sampai dengan section C3 berupa nilai kohesi dan sudut gesek dalam saat terjadi longsor, yaitu untuk litologi claystone (c = 129.3 kPa, Ø = 25.04o) dan untuk litologi Marly Limestone (c = 80.17 kPa, Ø = 11.23o). Untuk geometri lereng yang direkomendasikan pada section C1 adalah α = 8 o, H = 37.265 m dengan FK = 1,299 dan section C2 adalah α = 10 o, H = 44.712 m dengan FK = 1,313.