Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KAJIAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI ORGANIK PADA FORMASI MUARA ENIM, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Amelia Puspa Monita; Noor Cahyo Dwi Aryanto; Yunus Ashari
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1160

Abstract

Karakteristik batubara merupakan salah satu aspek pertimbangan dalam mengembangkan suatu industri pertambangan batubara. Karakteristik batubara seperti peringkat, kualitas dan tipe dikontrol dan dipengaruhi oleh lingkungan tempat diendapkannya batubara tersebut. Dengan mengetahui lingkungan pengendapan batubara, secara tidak langsung dapat diperkirakan pula karakteristik batubara tersebut. Percontoh batubara yang diuji berasal dari lapisan batubara Formasi Muara Enim Cekungan Sumatera Selatan, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis petrografi organik untuk mengetahui komposisi maseral dan mineral penyusunnya serta metode analisis stratigrafi untuk mengetahui fasies batuan penyusun serta memperkuat pemikiran dalam penentuan lingkungan pengendapan batubara daerah penelitian. Interpretasi lingkungan pengendapan batubara dilakukan berdasarkan hubungan nilai tissue preservation index (TPI) dan gelification index (GI) dan hasil perbandingan model fasies yang didapat dengan model lingkungan pengendapan yang telah ada sebelumnya. Kandungan kelompok maseral huminit mendominasi batubara daerah penelitian (>50%) diikuti dengan kelompok maseral liptinit dan inertinit. Berdasarkan analisis petrografi organik batubara, daerah penelitian memiliki rentang nilai TPI 0,88-1,61 dan GI 6,98-37,33, sehingga menunjukkan bahwa batubara daerah penelitian terendapkan di lingkungan pengendapan transitional lower delta plain dengan sublingkungan pengendapannya berupa telmatic dan limno-telmatic pada rawa gambut wet forest swamp dan fen. Lingkungan ini terpengaruh oleh transgresi air laut. Pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan dibuktikan dengan rendahnya kandungan mineral pirit (0,20-1,80%). Berdasarkan posisi stratigrafinya, daerah penelitian terendapkan pada lingkungan rawa. Hal ini diketahui karena adanya kontak atas dan bawah yang memperlihatkan kandungan karbonan berangsur terdiri atas batubara menjadi batulempung karbonan kaya kandungan unsur organik berupa unsur karbon. Kandungan unsur karbon ini diperlihatkan dari warna litologi hitam. Dari kandungan unsur organik tersebut, pembentukan batubara berlangsung dalam kondisi tenang, sehingga ditafsirkan diendapkan pada lingkungan rawa delta.
APLIKASI AIR DECKING MENGGUNAKAN BALLDECK GUNA MENGEFISIENSI BAHAN PELEDAK PADA KEGIATAN PELEDAKAN OVERBURDEN DI PT HANWHA MINING SERVICES Mursalin Hasruddin; Yuliadi Yuliadi; Yunus Ashari
KURVATEK Vol 7 No 1 (2022): Energy Management and Sustainable Environment
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v7i1.3150

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di Pit T1 PT Sebuku Tanjung Coal, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Powder factor dari peledakan konvensional cukup tinggi sehingga biaya bahan peledak yang dibutuhkan sangat besar. Salah satu upaya dalam mengurangi penggunaan bahan peledak adalah penambahan air decking pada lubang ledak dengan media Ball Deck. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi powder factor pada peledakan overburden serta mengefisiensi waktu kerja. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara data aktual dan teoritis, serta menganalisis statistik dari peledakan konvensional dan peledakan air decking. Adapun parameter penting dalam perbandingan yaitu geometri peledakan, work efficiency, powder factor, dan rata-rata fragmentasi. Jarak burden dan spacing yang digunakan pada peledakan konvensional dan peledakan air decking adalah 8m × 9m. Rata-rata waktu kerja yang dibutuhkan pada peledakan konvensional adalah 1 jam 33 menit, sedangkan pada peledakan air decking dengan metode top air deck adalah 1 jam 15 menit. Rata-rata powder factor pada peledakan konvensional adalah 0,20 kg/BCM tetapi peledakan air decking mampu mengoptimalkan hingga 0,17 kg/BCM. Rata-rata fragmentasi dari peledakan konvensional adalah 59,29 cm, sedangkan pada peledakan air decking adalah 65,54 cm. Selain itu, peledakan air decking dapat mengurangi penggunaan bahan peledak sebanyak 12-20 % per lubang dan mampu mengurangi biaya bahan peledak hingga 4,9% per lubang.
Simulasi Potensi Gerakan Tanah Lereng Alami Akibat Perubahan Tata Guna Lahan Periode Tahun 2013 – 2020 Wilayah Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Fachrul Rozy Elba Ansofa; Yunus Ashari
Jurnal Riset Teknik Pertambangan Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Teknik Pertambangan (JRTP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.329 KB) | DOI: 10.29313/jrtp.v1i2.390

Abstract

Abstract. Natural disasters caused by geological aspects are difficult to predict when and where the disaster will occur because many factors can trigger a disaster. In West Java Province there have been around 64 incidents of landslides that harm humans. The Cimenyan sub-district is dominated by the topography of the Slope / Ridge area and the land use of the Forest Area with an altitude of 946 meters above sea level. In Cimenyan district, land cover changes from green open spaces to built spaces can have an impact on slope stability. Changes in land cover in conservation areas into built-up areas can cause floods, erosion, landslides, drought, and reduced soil fertility. So in general, these conditions can have a high potential level of vulnerability or vulnerability to landslide events. The potential ground movement zone is formed in case 3 conditions in the northeastern part of Cimenyan village covering the coordinates of 797000 me, 9244500 mn to 798000 me, 9243500 mn. With a value of 1.201 safety factor decreased in case 4 conditions to 1.133. Furthermore, if it is simulated in case 5 conditions, the value of the safety factor becomes 1.070 and another potential ground movement zone appears in the eastern part of Cimenyan village covering the coordinates of 795500 me, 9241500 mn to 796000 me, 9241000 mn with a safety factor value of 1.235. Abstrak. Bencana alam yang disebabkan oleh aspek geologi sulit untuk diprediksi waktu dan lokasi bencana tersebut akan terjadi, karena banyak faktor yang dapat memicu terjadinya bencana. Di Provinsi Jawa Barat telah terjadi sekitar 64 kejadian bencana gerakan tanah yang merugikan manusia. Kecamatan Cimenyan didominasi oleh topografi wilayah Lereng/Punggung Bukit dan tata lahan Kawasan Hutan dengan ketinggian 946 meter dari permukaan laut. Di Kecamatan Cimenyan perubahan tutupan lahan dari ruang terbuka hijau menjadi ruang terbangun dapat berdampak pada kestabilan lereng. Perubahan tutupan lahan pada kawasan konservasi menjadi kawasan terbangun dapat menimbulkan bencana banjir, erosi, tanah longsor, kekeringan dan berkurangnya kesuburan tanah. Sehingga secara umum kondisi tersebut dapat mempunyai potensi tingkat kerawanan atau kerentanan kejadian bencana longsor yang tinggi. Zona potensi gerakan tanah terbentuk pada kondisi case 3 di Bagian Timurlaut Desa Cimenyan meliputi kordinat 797000 mE, 9244500 mN hingga 798000 mE, 9243500 mN. Dengan nilai faktor keamanan 1,201 mengalami penurunan pada kondisi case 4 menjadi 1,133. Selanjutnya apabila disimulasikan pada kondisi case 5 nilai faktor keamanan menjadi 1,070 dan muncul daerah zona potensi gerakan tanah lainnya di bagian timur Desa Cimenyan meliputi kordinat 795500 mE, 9241500 mN hingga 796000 mE, 9241000 mN dengan nilai faktor keamanan 1,235.
Pengujian Akuifer Sumur Produksi untuk Memenuhi Kebutuhan Pabrik Pengolahan Zircon Muhammad Abizard Rizki; Yunus Ashari; Indra Karna Wijaksana
Jurnal Riset Teknik Pertambangan Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Teknik Pertambangan (JRTP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.069 KB) | DOI: 10.29313/jrtp.v2i1.993

Abstract

Abstract. PT. X is a company engaged in the processing of zircon mining materials. In the processing process, it uses a water supply that only comes from groundwater. Groundwater sources at PT. X come from three drilled wells and each well is tested to determine the characteristics of the aquifer and the optimum discharge value. The research was conducted using the method pumping test, Pumping The test is divided into three stages, namely step drawdown test, constant rate test and recovery test. In the stages, the drawdown test and constant rate test groundwater level reduction value is obtained with a certain discharge, while the recovery test obtains the groundwater level recovery value. The results of the pumping test get the optimum discharge value from each well which is 10.6 lt/s for SB-01, 6.2 lt/s for SB-02, and 10.6 lt/s for SB-03, pumping with the optimum discharge into the safe category based on the regional regulation on groundwater damage criteria, West Java Provincial Regulation Number 1 of 2017 concerning the criteria for groundwater damage. Abstrak. PT. X merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan bahan tambang zircon. dalam proses pengolahannya menggunakan pasokan air yang hanya berasal dari airtanah. Sumber airtanah di PT. X berasal dari tiga sumur bor dan masing-masing sumur tersebut di uji untuk mengetahui bagaimana karakteristik akuifer dan nilai debit optimum. Penelitian dilakukan dengan metode pumping test, Pumping test terbagi menjadi tiga tahap yaitu step drawdown test, constant rate test dan recovery test. Pada tahapan drawdown test dan constant rate test mendapatkan nilai penurunan muka air tanah dengan debit tertentu, sedangkan recovery test mendapatkan nilai pemulihan muka air tanah. Hasil dari pumping test mendapatkan nilai debit optimum dari masingmasing sumur yaitu sebesar 10,6 lt/det untuk SB-01, 6,2 lt/det untuk SB- 02, dan 10,6 lt/det untuk SB-03, pemompaan dengan debit optimum masuk kedalam kategori aman berdasarkan perda kriteria kerusakan muka airtanah Perda Provinsi Jawa Barat nomor 1 tahun 2017 tentang kriteria kerusakan muka airtanah.
Simulasi Potensi Gerakan Tanah Lereng Alami Akibat Perubahan Pola Hujan Wilayah Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Rakhman Yuda Prawira; Yunus Ashari; Dono Guntoro
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.149 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.1093

Abstract

Abstract. Landslide is one of the natural disasters that often occur in Indonesia. Lately, landslides have become more frequent and have resulted in fatalities. The landslide disaster itself is one of the geological aspects of the disaster which if it occurs it will be difficult to predict where and when the location of the landslide disaster will be. Cimenyan is one of the sub-districts that has relief units from topography with gentle slopes to steep mountains incised with slope percent ranging from 3% to 140%. The sub-district also has a rainfall of 1500 to 2500 mm per year, with this condition. In the calculation of the safety factor in case 5, it is found that areas that have the potential for ground motion are in cell (M,10) with an FK value of 1,235, cell (P,4) with an FK value of 1,199, cell (P,5) with an FK value of 1 .07, cell (Q,4) with FK value 1.223, and in cell (Q,5) with FK value 1.245. This value is then overlaid on the Cimenyan 2020 land cover map, but only in cells (M,10) Abstrak. Bencana tanah longsor/gerakan tanah merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Cimenyan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki unit relief dari topografi dengan lereng landai hingga bergunung curam tertoreh dengan persen kemiringan lereng berkisar 3% s/d 140 %. Kecamatan tersebut juga memiliki curah 1500 s/d 2500 mm per tahun, dengan keadaan tersebut tidak menutup kemungkinan Kecamatan Cimenyan akan mengalami kondisi pergerakan tanah. Pada hasil perhitungan faktor keamanan pada case 5 didapatkan daerah yang memiliki potensi terjadinya gerakan tanah yakni pada cell (M,10) dengan nilai FK 1,235, cell (P,4) dengan nilai FK 1,199, cell (P,5) dengan nilai FK 1,07, cell (Q,4) dengan nilai FK 1,223, dan pada cell (Q,5) dengan nilai FK 1,245. Nilai tersebut kemudian dilakukan overlay pada peta tutupan lahan Kecamatan Cimenyan 2020, namun hanya pada cell (M,10)
Penentuan Daerah Luahan (Discharge Area) di Utara Sesar Baribis Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat Tifana Amalya; Yunus Ashari; Noor Fauzi Isniarno
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.826 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.1414

Abstract

Abstract. The use of clean water to meet human needs is increasing along with the rise of population and technological developments. The fulfillment of the needs of clean water can be obtained from surface water or groundwater. Areas that utilize groundwater with a fairly large number are industrial areas such as Subang regency which is defined as the area of the potential industry according to the Ministry of Industry. The industrial area is located in the Northern part of the Fault Baribis Subang suspected of being in the recharge zone of the Subang groundwater basin. Therefore the groundwater conservation efforts are needed with the determination of the discharge areas to regulate the industrial zone so they did not take on the land recharge function. This research is intended to identify the emergence of the Spring and the quality of groundwater (Total Dissolved Solid and Electrical conductivity) as well as the Groundwater level in the determination of aquifer systems and the delineation of discharges zone. The springs are scattered with the discharge 0.1 – 18 l/sec are found in the form of a lake that still retain water during the long dry season. The emergence of the springs is controlled by the activity of the baribis fault and the presence of a layer of groundwater level is truncated by topography and the porous rocks that overlap the impermeable rocks layer. Based on the flownet dug wells and boreholes obtained the groundwater flow direction leads from the Ciater groundwater basin to Subang groundwater basin pass Non-groundwater basin (South to North). Based on the research it can be concluded that the Northern part of the Baribis Fault has 2 (two) system aquifer, which is an unconfined aquifer located in the Southern part with evidenced by the head of the groundwater level dug wells and bore wells are relatively the same and the confined aquifer in the industrial areas is evidenced by the head of the groundwater level wells being relatively higher. So the area of discharges can be described based on the information of the confined aquifer and the emergence of the springs in the study area. Abstrak. Pemanfaatan air bersih untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat dengan bertambahnya populasi penduduk dan perkembangan teknologi. Pemenuhan kebutuhan air bersih dapat diperoleh dari air permukaan maupun airtanah. Daerah yang memanfaatkan airtanah dengan jumlah yang cukup besar adalah kawasan industri seperti Kabupaten Subang yang ditetapkan sebagai daerah potensi industri menurut Kementerian Perindustrian. Kawasan industri tersebut berlokasi di bagian Utara Sesar Baribis Kabupaten Subang yang diduga berada pada zona resapan CAT Subang. Maka dari itu, diperlukan upaya konservasi airtanah dengan penentuan zona luahan (discharge area) untuk menertibkan kawasan industri agar tidak mengambil fungsi lahan pada zona resapan (recharge area). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemunculan mata air dan kualitas airtanah (Total Dissolved Solid dan Daya Hantar Listrik) serta Muka Airtanah (MAT) dalam penentuan sistem akuifer dan deliniasi zona luahan. Mata air tersebar dengan debit 0,1 – 18 l/detik yang ditemukan dalam bentuk situ/danau yang masih menyimpan air saat musim kemarau panjang. Kemunculan mata air dikontrol oleh aktivitas sesar baribis dan adanya lapisan MAT yang terpotong topografi serta batuan porous yang menindih lapisan impermeable. Berdasarkan flownet sumur gali dan sumur bor diperoleh arah aliran airtanah mengarah dari CAT Ciater ke CAT Subang melewati Non CAT (Selatan ke Utara). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa bagian Utara Sesar Baribis berada pada 2 (dua) sistem akuifer yaitu akuifer tidak tertekan yang berada di bagian Selatan dibuktikan dengan head MAT sumur gali dan sumur bor yang relative sama dan akuifer tertekan di beberapa kawasan industri dibuktikan dengan head MAT sumur bor yang relative lebih tinggi. Sehingga daerah luahan dapat digambarkan berdasarkan informasi akuifer tertekan dan kemunculan mata air di daerah penelitian.
Optimasi Proses Kominusi Bijih Timah Primer Domain Oxide Menggunakan Alat Ball Mill di PT Timah Tbk UPTP Batu Besi, Desa Burong Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hardianti Putri; Yunus Ashari; Solihin
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.045 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.1887

Abstract

Abstract. Primary Tin Production Unit (UPTP) Batu Besi PT Timah Tbk is one of the mining companies with primary tin mineral deposits. Primary tin deposits are formed from the magmatism process of granite which is a carrier rock or source rock where tin ore is formed with many associated minerals and is bound to each other. There are three types of tin-bearing mineral domains, namely skarn, greissen, and oxide. One that is being processed is oxide with a mineral composition dominated by cassiterite minerals and iron oxide minerals. Tin ore is processed in several stages, namely the comminution stage, size uniformity, and concentration. The comminution process using a ball mill aims to reduce the size of the minerals that are bound together so that they can be properly liberated. Ball mill work with a wet process with the incoming feed material in the form of a slurry (a mixture of water and solids) so as to produce a certain percentage of solid. The grinding operation runs continuously, the material will be eroded due to the force of impact, compression, shear/chipping and abrasion of the material with steel balls in it so as to produce a product in the form of material with a certain fraction. To get the right grain size, it is necessary to pay attention to and optimize the control variables that can affect the grinding process, namely the feed size and the percent solid value used. To determine the exact size of the grinding results using a ball mill, it can be seen from the value of the degree of liberation of the cassiterite mineral in the oxide material. Experiments were carried out with 30 different percent solid values ​​which resulted in different grain sizes so that optimal scouring results could be known. Based on these experiments, the optimal grain size for the concentration process in the shaking table was -325 mesh with a solid percentage of 20%-35%. Abstrak. Unit Produksi Timah Primer (UPTP) Batu Besi PT Timah Tbk merupakan salah satu perusahaan tambang dengan endapan bahan galian timah primer. Endapan timah primer terbentuk dari proses magmatisme batu granit yang merupakan batuan pembawa atau batuan induk tempat bijih timah terbentuk dengan banyak mineral ikutan yang saling berasosiasi dan saling terikat. Terdapat tiga jenis domain mineral pembawa timah yaitu skarn, greissen, dan oxide. Salah satu yang sedang diolah adalah oxide dengan komposisi mineralnya didominasi oleh mineral kasiterit serta mineral oksida besi. Bijih timah diolah dengan beberapa tahapan, yaitu tahap kominusi, penyeragaman ukuran, serta konsentrasi. Proses kominusi menggunakan alat ball mill bertujuan untuk mereduksi ukuran mineral yang saling terikat sehingga dapat terliberasi dengan baik. Ball mill bekerja dengan proses basah (wet) dengan material umpan yang masuk berbentuk slurry (campuran air dan padatan) sehingga menghasilkan nilai persen solid tertentu. Operasi penggerusan berjalan secara kontinu, material akan tergerus karena adanya gaya impact, compression, shear/chipping dan abrasion dari material dengan bola-bola baja di dalamnya sehingga menghasilkan produk berupa material dengan fraksi tertentu. Untuk mendapatkan ukuran butir yang tepat perlu memperhatikan dan mengoptimasi variabel kontrol yang dapat mempengaruhi proses penggerusan yaitu ukuran umpan dan nilai persen solid yang digunakan. Untuk mengetahui ukuran yang tepat dari proses kominusi dengan menggunakan ball mill dapat dilihat dari nilai derajat liberasi mineral kasiterit pada material oxide. Percobaan dilakukan sebanyak 30 nilai persen solid yang berbeda-beda dan menghasilkan ukuran butir yang berbeda-beda pula, sehingga dapat diketahui hasil gerusan yang optimal. Berdasarkan percobaan tersebut diperoleh ukuran butir yang optimal untuk proses konsentrasi pada shaking table adalah -325 mesh dengan persen solid sebesar 20%-35%.
Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang pada Blok Selatan Iup Op Timah Primer di UPTP PT Timah Batubesi Desa Burongmandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung Muhammad Yusup; Yunus Ashari; Noor Fauzi Isniarno
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.696 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.1998

Abstract

Abstract. UPTP PT Timah Batubesi is a company unit of PT Timah Tbk that carries out onshore mining activities for tin metal which is located in Burongmandi Village, Damar District, East Belitung Regency, Bangka-Belitung Islands Province. Prevention and control of runoff in the area of ​​block 4 IUP OP UPTP. The research method used to calculate the distribution of rainfall data and the volume of runoff water that enters the catchment of the research area for the needs of sump design, trench design, and settling pond design, is by using the frequency distribution analysis method, the mononobe method, and the E.J. method. Gumble and rational methods. The runoff water discharge value is sought from the rainfall value of 26.67 mm/day, rainfall intensity 9.24 mm/hour, catchment area 110.57 Ha, coefficient of runoff entering the mining area 0.9, obtained a discharge of 2 ,56 m3/sec. For the mine sump, the plan to accommodate runoff water is 15,033.42 m3/day located in pit block 4 with a design dimension of 50 m base length, 60 m surface length, 5 m depth, 45o sump wall slope, the mine sump volume is 15,096.67 m3. Overcoming runoff water that is accommodated in the mine sump by calculating the need for a pump of 1-unit multiflo MF420EXHV pump, with a pump discharge of 0.266m3/second with a total head of 171.37 m. Runoff water that is outside the catchment area of ​​the pit, especially runoff water at the disposal will be directed to a ditch which is divided into 10 segments. The trench is designed in a trapezoidal shape and there are two culverts using precest concrete culverts it takes 40 pieces with a pipe diameter of 500mm. With this design, it can drain runoff water of 3.14 m3/second. This trench outlet will be accommodated by a settling pond in each compartment of 81 m wide, 70 m long, and 3 m deep. Abstrak. UPTP PT Timah Batubesi merupakan unit perusahaan dari PT Timah Tbk yang melakukan kegiatan pertambangan darat untuk komoditas logam timah yang terletak di Desa Burongmandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Pencegahan dan penanggulangan air limpasan pada daerah blok 4 IUP OP UPTP. Metode penelitian yang digunakan untuk menghitung distribusi data curah hujan dan volume air limpasan yang masuk dalam catchment area penelitian untuk kebutuhan desain sump, desain paritan, dan desain settling pond, yaitung dengan menggunakan metode analisis distribusi frekuensi, metode mononobe, metode E.J. .Gumble dan metode rasional. Nilai debit air limpasan yang dicari dari nilai curah hujan sebesar 26,67 mm/hari, intensitas curah hujan 9,24 mm/jam, luas catchment area 110,57 Ha, koefisien limpasan masuk lahan daerah tambang 0,9, didapatkan debit sebesar 2,56 m3/detik. Untuk mine sump rencana menampung air limpasan sebesar 15.033,42 m3/hari terletak pada pit blok 4 dengan dimensi rencana panjang alas 50 m, panjang permukaan 60m, kedalaman 5 m, kemiringan dinding sump 45o, didapatkan volume mine sump sebesar 15.096,67 m3. Penanggulangan air limpasan yang tertampung pada mine sump dengan menghitung kebutuhan pompa sebanyak 1-unit pompa multiflo MF420EXHV, dengan debit pompa sebesar 0,266m3/detik dengan total head sebesar 171,37 m. Air limpasan yang berada di luar catchment area pit terutama air limpasan pada disposal akan diarahkan dengan paritan yang dibagi menjadi 10 segmen. Paritan didesain berbentuk trapesium dan ada dua gorong-gorong dengan menggunakan gorong-gorong beton precest dibutuhkan 40 buah dengan diameter pipa sebesar 500mm. dengan desain tersebut dapat mengalirkan air limpasan sebesar 3,14 m3/detik. Outlet paritan ini akan ditampung oleh settling pond setiap kompartemen lebar 81 m, panjang 70 m, dan kedalaman 3 m.
Identifikasi Potensi Endapan Nikel Laterit Menggunakan Aplikasi Penginderaan Jauh (Remote Sensing) di PT. Asindo Internasional Perdana Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah Zehan Fahmi Qusyaery; Yunus Ashari; Novriadi
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.078 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i1.2404

Abstract

ABSTRACT. Along with the development of the current era, a lot of changes are very rapid, the same is the case with exploration activities, where this exploration activity aims to determine locations that have the potential for mineral deposits with certain characteristics, aspects of time, and more efficient costs. The results of previous exploration activities in the research area found the presence of laterite nickel deposits in ultra-alkaline rocks. Therefore, the purpose of this study was to apply remote sensing methods by proving the suitability of the results from image interpretation and the results of research in the field as areas that have the potential for laterite nickel deposits. The purpose of this study was to identify the characteristics of rock types, structures, and morphology in determining areas that have the potential for laterite nickel using remote sensing methods. In identifying areas with potential for nickel deposits, an analysis of Landsat 8 imagery was carried out in interpreted using ArcGis Version 10.3 software, based on hue/color and relief with a combination of several bands, to determine the distribution of surface lithology and weathering of the study area. Radar DEM SRTM images were used to interpret lineament patterns, Regional Geological Maps, and field observation data from previous exploration reports as data validation. The results from these data were used as a reference to determine the prospect areas for laterite nickel deposits, based on bedrock, structure, morphology, distribution of iron oxide minerals, and vegetation density. These aspects were correlated with each processed data and validated with the previous geological observation point data so that areas with the potential for laterite nickel deposits of ÷957 ha in the total IUP area of 3919 ha can be identified. Keywords: Remote sensing, Lithology, Lineament pattern, Stucture, Nickel. ABSTRAK. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini banyak mengalami perubahan yang sangat pesat, sama hal nya dengan kegiatan eksplorasi, yang di mana kegiatan eksplorasi ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang berpotensi adanya endapan bahan galian dengan ciri-ciri tertentu, aspek waktu, dan biaya yang lebih efisien. Hasil dari kegiatan eksplorasi terdahulu pada daerah penelitian, didapatkan keberadaan endapan nikel laterit pada batuan ultra basa, maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode penginderaan jauh dengan membuktikan kecocokan hasil dari interpretasi citra dan hasil penelitian di lapangan sebagai daerah yang berpotensi adanya endapan nikel laterit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik jenis batuan, struktur, dan morfologi dalam penentuan wilayah yang berpotensi keterdapatan endapan nikel laterit menggunakan metode penginderaan jauh. Dalam mengidentifikasi daerah berpotensi adanya endapan nikel dilakukan analisis terhadap Citra Landsat 8 yang diinterpretasi menggunakan software ArcGis Versi 10.3, berdasarkan rona/warna dan relief dengan kombinasi dari beberapa band, sehingga dapat mengetahui sebaran litologi permukaan dan pelapukan daerah penelitian. Citra Radar DEM SRTM digunakan untuk menginterpretasi pola kelurusan , Peta Geologi Regional, serta data pengamatan lapangan dari laporan eksplorasi terdahulu sebagai validasi data. Hasil dari data tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan daerah yang prospek untuk endapan nikel laterit, berdasarkan batuan dasar, struktur, morfologi, sebaran mineral iron oxide, dan kerapatan vegetasi. Aspek-aspek tersebut, kemudian dilakukan korelasi pada setiap data yang telah diolah dan validasi dengan data titik pengamatan geologi terdahulu, sehingga dapat diidentifikasi daerah yang berpotensi adanya endapan nikel laterit seluas ÷957 ha dari luas keseluruhan IUP sebesar 3919 ha. Kata Kunci: Penginderaan Jauh, litologi, pola kelurusan, struktur,nikel.
Klasifikasi Lokasi Usaha Pertambangan Mineral Logam di Indonesia Berdasarkan Risiko Bencana Alam Rendra Muhamad Safei; Yunus Ashari; Deni Firmansyah
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.409 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3641

Abstract

Abstract. Indonesia has a high and diverse natural wealth, especially in the types of mining minerals. This mining activity has many risks, one of which is the risk of natural disasters, so the research aims to map the locations of metal mineral WIUPs, assess the magnitude of the disaster risk index for each region, and classify metal mineral WIUP locations based on disaster risk. In his research, he obtained data for metal mineral WIUP from ESDM in 2020 and the value of the disaster risk index from the IRBI 2020 book published by BNPB. This risk index value is then reclassified and mapped into each natural disaster. After successfully mapping the natural disaster index map, then the metal mineral WIUP will be merged spatially on the natural disaster risk index map. The number of metal mineral WIUPs in Indonesia is 1395 WIUPs for production operations spread over 31 of 34 provinces in Indonesia. Of the 34 provinces in Indonesia that have a high level of natural disaster risk, each province has 54 with earthquake risk, 242 with flood risk, 100 with tsunami risk, 8 with volcanic eruption risk, and 32 with landslide risk. For areas classified as high, there are 10 for earthquake risk, 53 flood risk, 42 tsunami risk, 12 volcanic eruption risk and 202 landslide risk. In 1395 metal mineral mining business locations as many as 1193 business locations have a combined natural disaster risk, With a classification that has a very high level of 87 locations, a high level of 255 locations, a medium level of 650 locations, a low level of 187 locations and a very low level of 14 locations. Abstrak. Indonesia memiliki kekayaan alam yang tinggi dan beragam terutama dalam jenis bahan galian tambang. Kegiatan pertambangan ini memiliki banyak sekali risiko salah satunya risiko bencana alam, sehingga pada penelitian bertujuan untuk memetakan lokasi WIUP mineral logam, menilai besaran indeks risiko bencana tiap daerah, dan mengklasifikasikan lokasi WIUP mineral logam berdasarkan risiko bencana Dalam penelitiannya didapatkan data WIUP mineral logam dari ESDM tahun 2020 dan nilai indeks risiko bencana dari buku IRBI 2020 yang diterbitkan oleh BNPB. Nilai indeks risiko ini kemudian diklasifikasikan kembali dan dipetakan menjadi masing – masing bencana alam. Setelah berhasil memetakan peta indeks bencana alam kemudian dilakukan penggabungan WIUP mineral logam secara spasial pada peta indeks risiko bencana alam. Jumlah WIUP mineral logam di Indonesia sebanyak 1395 WIUP operasi produksi yang tersebar di 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Dari 34 Provinsi di Indonesia memiliki tingkat risiko bencana alam yang tinggi dengan masing – masing jumlah provinsi yakni 54 dengan risiko bencana gempa, 242 risiko banjir, 100 risiko tsunami, 8 risiko letusan gunung api, dan 32 risiko tanah longsor. Untuk wilayah yang diklasifikasikan menjadi tinggi yaitu 10 untuk risiko bencana gempa, 53 risiko banjir, 42 risiko tsunami, 12 risiko letusan gunung api dan 202 risiko tanah longsor. Dalam 1395 lokasi usaha pertambangan mineral logam sebanyak 1193 lokasi usaha memiliki risiko bencana alam gabungan, Dengan klasifikasi yang memiliki tingkatan sangat tinggi berjumlah 87 lokasi, tingkatan tinggi 255 lokasi, tingkatan menengah 650 lokasi, tingkatan rendah 187 lokasi dan tingkatan sangat rendah 14 lokasi.