Permasalahan wabah penyakit demam berdarah sering terjadi di masyarakat yang berujung dengan kematian, masih merupakan permasalahan kesehatan utama di Indonesia. Survalance entomologi yang digunakan untuk memprediksi akan terjadinya penularan DBD masih kurang peka, maka perlu adanya pengembangan sehingga diperoleh  model survalance yang lebih peka. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian pengembangan survalance dengan pengamatan terhadap  telur, larva, pupa, nyamuk Aedes aegypti, parity rate, dilatasi, Container indek, House indek, Breteau indek, di daerah endemis dan bebas DBD. Ternyata dari 14 indikator yang diteliti, hanya 5 indikator yang ada korelasinya dengan  kasus DBD, sedangkan yang mempunyai korelasi tertinggi (0,66 ) adalah dilatasi dua dengan kontribusi ( R ) = 66% di daerah endemis  DBD.