Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP RASIONALITAS SWAMEDIKASI DI BEBERAPA APOTEK KECAMATAN LUBUK BASUNG Zulkarni R
Jurnal Sporta Saintika Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Sporta Saintika September
Publisher : Jurusan Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sporta.v4i2.104

Abstract

Pengobatan sendiri (swamedikasi) upaya seseorang mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Pengobatan sendiri dapat menjadi sumber masalah terkait obat (Drug related Problem) akibat terbatasnya pengetahuan mengenai obat dan penggunaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap rasionalitas swamedikasi. Penelitian ini menggunaan metode cross sectional. Sebanyak 193 responden dari tiga apotek yang terlibat dalam penelitian ini. Responden berusia 23- 60 tahun keatas dipilih dengan metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan Statistical Product and Server Solution (SPSS) versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien 43.0% tergolong baik, 38.3% tergolong sedang, 18.7% tergolong buruk. Penggunaan obat swamedikasi 77.2% rasional dan 22.8% tidak rasional. Berdasarkan hasil Chi-square, tingkat pengetahuan dipengaruhi usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Sedangkan rasionalitas swamedikasi dipengaruhi oleh pendidikan terakhir. Tidak terdapat hubungan terhadap pengetahuan dan rasionalitas swamedikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong baik. Penggunaan obat swamedikasi yang tidak rasional mencapai 22.8%.
Analisis Ketepatan Pemilihan dan Penentuan Regimen Obat pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Zulkarni R; Nessa Nessa; Yumna Athifah
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 2 (2019): J Sains Farm Klin 6(2), Agustus 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.432 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.2.158-163.2019

Abstract

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit kronis paru-paru dengan karakteristik resistensi aliran udara yang benar-benar tidak dapat dipulihkan atau pulih sebagian dan progresif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan bahwa jumlah kasus COPD akan meningkat dari peringkat 6 pada tahun 1990 menjadi peringkat 3 pada tahun 2020 sebagai penyebab kematian paling umum di dunia, termasuk di Indonesia. Pentingnya menginformasikan keakuratan pemilihan obat dan penentuan regimen adalah untuk meningkatkan rasionalitas obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ketepatan pemilihan obat dan penentuan regimen PPOK pada pasien dengan rawat inap COPD Mayor Jenderal H.A Thalib Kab.Kerinci. Jenis penelitian adalah deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif melalui rekam medis pasien untuk periode Maret-Mei 2018 dan dengan teknik pengumpulan data dalam bentuk total sampling. Sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian diperoleh 30 sampel. Pada hasil penyajian data deskriptif, penilaian akurat berdasarkan pemberian obat COPD pada pasien ada pemilihan obat yang tepat yaitu 74,83%, penentuan regimen obat 100% dan evaluasi pemantauan pasien yang diobati COPD sembuh 100%
Gambaran Pengetahuan Keluarga Dalam Mendapatkan dan Menggunakan Obat Antibiotik di Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar Zulkarni R; Ria Afrianti; Putri Maqfira
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 1 (2019): J Sains Farm Klin 6(1), April 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.48 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.1.63-68.2019

Abstract

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang antibiotik dan bagaimana mereka digunakan dapat menjadi faktor yang dapat memicu resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran keluarga dalam mendapatkan dan menggunakan obat antibiotik di Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar. Penelitian ini menggunakan 100 responden dengan teknik proporsional random sampling. Data diambil melalui kuesioner menggunakan skala Likert dan dilakukan analisis deskriptif dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga Apoteker adalah kriteria yang baik dengan rata-rata 21,36 (skor total 19-25), pengetahuan keluarga tentang Antibiotik dikategorikan baik dengan rata-rata 41,76 (skor total 37-50), pengetahuan keluarga dalam memperoleh obat antibiotik diklasifikasikan sebagai kriteria yang baik dengan skor rata-rata 30,22 (skor total 30-40), dan pengetahuan keluarga dalam menggunakan obat antibiotik responden cukup dengan skor rata-rata 29,87 (skor total 19-29) . Kemudian hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0,548, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga apoteker dan antibiotik dengan pengetahuan keluarga dalam memperoleh dan menggunakan obat antibiotik di kecamatan kabupaten Kaum Lima Kabupaten Tanah Datar terbukti dengan nilai signifikan sebesar 0,000 ( p <0,05).
Gambaran Perilaku Keluarga Dalam Swamedikasi Melalui Pendekatan Teori Health Belief Model (HBM) di Kecamatan Kinali Zulkarni R; Rahmi Yosmar; Fifi Yuliagus
JURNAL STAMINA Vol 2 No 6 (2019): Jurnal Stamina Edisi Juni
Publisher : JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jst.v2i2.164

Abstract

Tingginya perilaku swamedikasi disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah persepsi. Teori Health Belief Model (HBM) merupakan teori yang digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan, yang menyatakan bahwa perubahan perilaku dipengaruhi oleh persepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku swamedikasi keluarga, gambaran persepsi keluarga, dan hubungan persepsi keluarga terhadap perilaku swamedikasi. Studi deskriptif dilakukan pada bulan Desember 2018-Februari 2019 kepada keluarga yang berdomisili di Kecamatan Kinali. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner tervalidasi dilakukan untuk melihat variabel perilaku swamedikasi serta variabel persepsi ancaman, keuntungan, dan pencetus tindakan berdasarkan teori HBM. Pengisian kuesioner dilakukan oleh 100 keluarga yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Validitas kuesioner dinyatakan valid dengan koefisien korelasi >0,296 dan uji reliabilitas kuesioner dinyatakan reliabel dengan nilai alpha-cronbach>0,6. Hasil menunjukkan perilaku swamedikasi keluarga di Kecamatan Kinali masuk dalam kategori sedang (skor 5 - <10) dengan nilai rata-rata 9,33. Sementara itu variabel HBM yang menjadi faktor penyebab keluarga di Kecamataan Kinali melakukan swamedikasi masuk dalam kategori serius, menguntungkan, dan disebabkan oleh pencetus tindakan dengan nilai rata-rata masing-masingnya 2,62, 3,21, 2,66 (skor 2,5-5). Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel HBM (persepsi keseriusan, keuntungan, dan pencetus tindakan) dengan perilaku swamedikasi. (p>0,05).
PERILAKU MASYARAKAT DALAM SWAMEDIKASI OBAT TRADISIONAL DAN MODERN DI KELURAHAN SAPIRAN KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI Zulkarni R; Sanubari Rela Tobat; Sonia Febri Aulia
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v10i1.382

Abstract

Pengobatan sendiri adalah bagian dari upaya masyarakat untuk menjaga kesehatannya sendiri. Dalam praktiknya, pengobatan sendiri dapat menjadi sumber masalah terkait obat karena pengetahuan yang terbatas tentang narkoba dan kita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku orang dalam pengobatan sendiri di Kelurahan Sapiran, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi. Penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan 100 responden dengan purposive sampling. Instrumen utama penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian diolah dengan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, masyarakat di Kota Bukittinggi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan tradisional dan modern, yaitu sebanyak 65%, sedangkan sisanya 29% memiliki pengetahuan yang baik dan 6% memiliki pengetahuan yang kurang. 62% memilih pengobatan modern berdasarkan sikap orang terhadap pengobatan sendiri dan 38% memilih pengobatan tradisional. 76% memilih pengobatan modern atas tindakan masyarakat terhadap pengobatan sendiri dan 24% memilih pengobatan tradisional.