Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Formulation of Gel from Corn Silk Extract (Stigma maydis) and Burns Healing Activity Noni Rahayu Putri; Nessa Nessa; Yoga Ramadhana
Journal of Agromedicine and Medical Sciences Vol 7 No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ams.v7i2.20287

Abstract

Corn silk (Stigma maydis) contains compounds that play a role in wound healing, such as flavonoids, saponins, tannins. This study aims to formulate a gel from corn hair extract and see its activity in healing burns. The test group was divided into four groups: group I (hot metal induction), group II (without extract ), group III (corn hair extract concentration 5%), and group IV (comparison B®), which metal induction. The parameters observed were % wound healing, epithelialization time, and histopathology. The results of the study on the average% of burns healing rate 7, 14 and 21 days, namely group I (27,92%; 62,42%; 100%), group II (35,39%; 60,16%; 100%), group III (44,05%; 63,69%; 100%) and group IV (32,81%; 66,48%; 100%). The mean time of tissue peeling epithelialization groups I, II, and III was on day 16, and group IV was on day 17. For the histopathological results, the mean score of collagen fibers, fibroblast cells, and epithelialization was respectively group I (2,2; 2,7; 2), group II (2,8; 2,9; 2), group III (3,3; 2,9; 2,7), and Group IV (3,9; 3; 3). The results of the two-way ANOVA statistical test on % burn healing (p> 0.05) and one-way ANOVA at the time of epithelialization (p> 0.05) and the histopathological score (p <0.05) showed that group III (the corn hair extract 5 %) could influence the process of healing burns. Keywords: Burns, Corn Silk Extract (Stigma maydis), % Burn Healing, Epithelialization Time, Histopathology
Studi Fisikokimia Ekstrak Umbi Bit Merah (Beta Vulgaris L) Sebagai Pewarna Pada Sediaan Tablet Ridho Asra; Zikra Azizah; Rina Desni Yetti; Desi Ratnasari; Boy Chandra; Sestry Misfadhila; Nessa Nessa
Jurnal Farmasi Higea Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.124 KB) | DOI: 10.52689/higea.v12i1.265

Abstract

Umbi bit merah (Beta vulgaris L.) mengandung pigmen betasianin yang berfungsi sebagai alternatif pewarna alami. Pada penelitian ini betasianin dari ekstrak umbi bit merah di ekstraksi dengan metode ultrasonic assisted extraction (UAE) menguunakan pelarut air dan dikeringkan dengan metode Frizee Draying. pengujian betasianin dari sekstrak umbi bit merah dilakukan dengan kromatografi lapis tipis diperoleh nilai Rf = 0,7 dan panjang gelombang maksimum 535 nm yang di analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Spektrum FTIR  menunjukan bahwa pada isolat terdapat adanya gugus fungsi yang identik dengan betasianin standar. Betasianin dalam ekstrak diperoleh dengan kadar 98,6474% yang stabil pada suhu 40 °C dan pH 5. Zat warna betasianin dari ekstrak umbi bit merah telah diaplikasikan dalam sediaan farmasi, dan pada penelitian ini zat warna betasianin dari ekstrak dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk sediaan tablet.
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Kering Kulit dan Daging Buah Naga (Hylocereus lemairei (Hook) Britton & Rose) Ridho Asra; Rina Desni Yetti; Sestry Misfadhila; Rusdi Rusdi; Selly Audina; Aisyah Agustina; Nessa Nessa
Jurnal Farmasi Higea Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.828 KB) | DOI: 10.52689/higea.v11i1.207

Abstract

Kulit dan daging buah naga Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose mengandung senyawa betasianin. Betasianin (6-O-3-hydroxy-3-methyl-glutaryl)-betanin) merupakan pigmen berwarna merah yang memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan uji antioksidan dari kulit dan daging buah naga. Ekstraksi dilakukan dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) menggunakan pelarut air yang disonikasi pada 50 kHz selama 30 menit pada suhu 25°C, ekstrak kemudian di freeze drying selama 48 jam. Ekstrak kering diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada aktivitas antioksidan dari kulit buah naga dengan nilai IC50 28.900 μg/mL dan aktivitas antioksidan yang rendah dari daging buah naga dengan IC50 322,93 μg/mL dibandingkan dengan nilai IC50 vitamin C 7,9 μg/mL (antioksidan tinggi <50 µg/mL).
Analisis Ketepatan Pemilihan dan Penentuan Regimen Obat pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Zulkarni R; Nessa Nessa; Yumna Athifah
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 2 (2019): J Sains Farm Klin 6(2), Agustus 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.432 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.2.158-163.2019

Abstract

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit kronis paru-paru dengan karakteristik resistensi aliran udara yang benar-benar tidak dapat dipulihkan atau pulih sebagian dan progresif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan bahwa jumlah kasus COPD akan meningkat dari peringkat 6 pada tahun 1990 menjadi peringkat 3 pada tahun 2020 sebagai penyebab kematian paling umum di dunia, termasuk di Indonesia. Pentingnya menginformasikan keakuratan pemilihan obat dan penentuan regimen adalah untuk meningkatkan rasionalitas obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ketepatan pemilihan obat dan penentuan regimen PPOK pada pasien dengan rawat inap COPD Mayor Jenderal H.A Thalib Kab.Kerinci. Jenis penelitian adalah deskriptif, pengambilan data dilakukan secara prospektif melalui rekam medis pasien untuk periode Maret-Mei 2018 dan dengan teknik pengumpulan data dalam bentuk total sampling. Sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian diperoleh 30 sampel. Pada hasil penyajian data deskriptif, penilaian akurat berdasarkan pemberian obat COPD pada pasien ada pemilihan obat yang tepat yaitu 74,83%, penentuan regimen obat 100% dan evaluasi pemantauan pasien yang diobati COPD sembuh 100%
UJI EFEK ANTIHIPERTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L. ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN DIINDUKSI PREDNISON DAN NaCl Nessa Nessa; Sanubari Rela Tobat; M Husni Mukhtar; Sufi Auliya Muztika
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.08 KB)

Abstract

This study used celery ethanol extract (Apium graveolens L. ) which is expected to reduce blood pressure in rat body previously induced with prednisone 1.5 mg / kgBW and 2.5% NaCl. The test animals were divided into 6 groups, each group consisting of 3 male white rats. Group 1 is a negative control group given susension Na CMC 0,5%. Group 2 was a positive control group given prednisone 1.5 mg / kgBW and 2.5% NaCl. Group 3, 4, 5 were treated with ethanol extract of celery leaves with 3 dose variations (100; 200 and 400) mg / kgBW. Group 6 was the comparison group given Captopril 2.5 mg / kgBB. Treatment was performed for 10 days, observed on day 7 and 10 using a CODA Non-Invasive blood pressure gauge. From the research done in get the result of blood pressure group leverage 1: (121,85 / 99,21 mmHg). Group 2:(159,85 / 136,25 mmHg). Group 3:(120,35 / 94,71mmHg). Group 4:(109.335 / 82.51 mmHg). Group 5:(107.59 / 74.94 mmHg)and Group 6:(117.19 / 95.94 mmHg). The results of this study showed that ethanol extract of celery leaves can lower blood pressure to normal at doses of 100 mg / KgBW compared to other doses. Based on statistical test of variance analysis using ANOVA one way, it was found that ethanol extract of celery leaves significantly affected blood pressure (P <0,05).
UJI EFEK ANTIPIRETIK DARI HASIL DEGRADASI PARASETAMOL DENGAN MENGGUNAKAN LAMPU UV 253 nm PADA MENCIT PUTIH JANTAN Sandra Tri Juli Fendri; Nessa Nessa; Rahmat Kartija; Siska Ferilda
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.968 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang uji efek antipiretik parasetamol yang didegradasi dengan menggunakan lampu UV 253 nm pada mencit putih jantan. Larutan parasetamol dibuat dalam konsentrasi 0,764 mg/L dan didegradasi dengan menggunakan metode fotolisis dengan variasi waktu 30, 90 dan 180 menit. Analisis hasil degradasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 242 nm . Pengukuran dengan Spektrofotometer UV-Vis menunjukkan penurunan absorban dari senyawa parasetamol setelah didegradasi. Larutan parasetamol setelah difotolisis selama 30, 90 dan 180 menit menggunakan lampu UV (λ = 253 nm) menghasilkan persentase degradasi sebesar 0,635 %, 8,278% dan 12,74 %. Uji antipiretik dilakukan pada mencit putih jantan. Hasil uji antipiretik menunjukkan bahwa pada kelompok parasetamol setelah difotolisis 90 menit memberikan penurunan efek antiperetik. Hasil uji antipiretik diolah secara statistik dengan SPSS uji ANOVA dua arah dan satu arahdan dilanjutkan dengan uji DUNCAN. Secara statistik terdapat pengaruh signifikan pada parasetamol tanpa fotolisis dengan parasetamol setelah fotolisis terhadap efekantiperetik pada mencit putih jantan dengan nilai P<0,05.
POLA BAKTERI DAN KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI NICU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018 Ringga Novelni; Nessa Nessa; Melzy Putri Sani
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 6 No 2 (2021): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.079 KB) | DOI: 10.56350/jafp.v6i2.72

Abstract

ABSTRAK Resistensi terhadap antibiotik merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik telah mempengaruhi hasil terapi, biaya terapi, penyebaran penyakit dan lama sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mencegah dan mengatasi terjadinya resitensi bakteri dengan melakukan pengawasan penggunaan antibiotik dirumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan kepekaannya terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari – Desember 2018. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data yang dikumpulkan secara retrospektif. Sampel penelitian adalah catatan hasil pemeriksaan kultur dari berbagai spesimen dan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik pada pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari – Desember 2018. Dari hasil penelitian didapatkan bakteri terbanyak yang menginfeksi pasien yang dirawat di NICU RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah Klebsiella sp dengan prevalensi sebesar 28% dan bakteri dengan prevalensi rendah yang menjadi penyebab infeksi adalah E.coli, Stenotrophomonas maltophylia, Staphylococcus, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus hominis dengan prevalensi masing-masingnya sebanyak 2%. Pola kepekaannya menunjukkan bahwa bakteri patogen yang ditemukan mempunyai resistensi yang tinggi terhadap eritromisin, ampisilin, amoksisilin, dan ceftriaxon serta umumnya sensitif terhadap vancomisin, trimetroprime/sulfamethoksazol, amikasin dan meropenem.
UJI TOKSISITAS SUBAKUT EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Stigma maydis) TERHADAP FUNGSI HATI TIKUS PUTIH JANTAN Nessa Nessa; B.A Martinus; Silfa Oktarina
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 7 No 1 (2022): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian uji toksisitas subakut ekstrak etanol rambut jagung terhadap fungsi hati tikus putih jantan yang diberikan secara oral dengan dosis tunggal selama 21 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala toksik ekstrak etanol rambut jagung serta gambaran histopatologi. Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan sebanyak 20 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, dosis 500 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB dan 2000 mg/kgBB. Parameter yang diamati yaitu kadar SGOT, SGPT, rasio berat organ hati, makroskopis dan pemeriksaan histopatologi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan uji ANOVA satu arah dan dua arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kadar SGOT dan SGPT serta mempengaruhi rasio berat organ hati, makropatologi dan gambaran histopatologi. Hasil rata-rata pemeriksaan kadar SGOT pada hari ke-21 secara berturut-turut adalah 37 U/L, 111,8 U/L, 107 U/L, 128,4 U/L. Sedangkan hasil rata-rata pemeriksaan kadar SGPT pada hari ke-21 secara berturut-turut adalah 34 U/L, 67,8 U/L, 76,4 U/L, 87,2 U/L. Hasil rata-rata perhitungan rasio berat organ hati secara berturut-turut adalah 2,956%, 3,782%, 3,792%, 3,968%. Hasil analisis ANOVA dua arah terhadap kadar SGOT dan SGPT yaitu terdapat perbedaan secara siginifikan (P<0,05) terhadap kadar SGOT dan tidak terdapat perbedaan secara signifikan (P>0,05) terhadap kadar SGPT. Hasil analisis ANOVA terhadap rasio berat organ hati terdapat perbedaan secara signifikan pada kelompok uji dengan (P<0,05). Gambaran histopatologi memperlihatkan adanya tanda kerusakan terutama pada dosis tinggi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol rambut jagung bersifat toksik dan menimbulkan kerusakan terhadap gambaran histopatologi.
Perbandingan Akrilamidakopi Bubuk Tradisional Dan Luwak Dengan Metode HPLC Ridho Asra; Rusdi Rusdi; Sofia Nofianti; Nessa Nessa
Jurnal Katalisator Vol 4, No 2 (2019): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v4i2.4644

Abstract

Akrilamida merupakan senyawa kimia terdapat pada kopi yang disangrai pada suhu diatas 120 ˚C, berpotensi menyebabkan kanker pada manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kandungan akrilamida dalam kopi bubuk tradisional dan kopi  luwak dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.  Fase gerak yang digunakan asetonitril: aquabidest (15: 85, v/v), dengan detektor Photodioday-Array (PDA) pada ℷ   200 nm. Akrilamida dalam sampel kopi bubuk teridentifikasi pada waktu retensi (tR) ± 6,8 menit. Metode ini terbukti valid dengan linearitas y = 356468 + 293761 x, koefisien korelasi (r) = 0,9993, batas deteksi 1,9901 µg/mL dan batas kuantitasi 6,6337 µg/mL, presisi dengan % SBR = 0,207 %, akurasi dengan % perolehan kembali kopi bubuk tradisional dan kopi bubuk luwak 99 % dan 104 %. Kadar akrilamida dalam sampel kopi bubuk 1 sampai 6 berturut-turut adalah 1115 ± 12,17 µg/g sampel (1), 687 ± 7,58  µg/g sampel (2), 1461 ± 63,89 µg/g sampel (3), 221 ± 3,54 µg/g sampel (4), 128 ± 3,24 µg/g sampel (5), 195 ± 1 µg/g sampel (6). Dari keenam sampel kopi bubuk menunjukkan bahwa kadar akrilamida masing-masing sampel berkisar antara 128 sampai 1461 µg/g. Kadar yang diperoleh melebihi batas aman konsumsi akrilamida yang dikeluarkan oleh WHOAcrylamide is a chemical compound found in roasted coffee at temperatures above 120 ˚C which can potentially cause cancer in humans. The purpose of this research was to analyze acrylamide contents in traditional ground coffee and civet ground coffee by using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method. This analysis was carried out by isocratic elution system, the mobile phase of acetonitrile : aquabidest (15 : 85, v/v), using the stationary phase of the Shimadzu Shimpack ODS C18 column (250 × 4.6 mm), flow rate of 0.5 mL/minute, injection volume 20 µL, with a Photodioday-Array (PDA) detector at a wavelength of 200 nm. Acrylamide in ground coffee samples was identified at retention time (tR) ± 6.8 minutes. This method is proved valid with the linearity y = 356468 + 293761 x, correlation coefficient (r) = 0.9993, limit of detection 1.9901 µg / mL and limit of quantitation 6.6337 µg / mL, precision with % RSD = 0.207 %, acuracy with % recovery of traditional ground coffee and luwak ground coffee 99 % and 104 %. Acrylamide levels in 1 to 6 ground coffee samples in a row is 1115 ± 12.17 µg / g samples (1), 687 ± 7.58 µg / g samples (2), 1461 ± 63.89 µg / g samples (3), 221 ± 3.54 µg / g sample (4), 128 ± 3.24 µg / g sample (5), 195 ± 1 µg / g sample (6). Of the six ground coffee samples showed that the acrylamide levels of each sample ranged from 128 to 1461 µg / g. The levels obtained exceed the safe limits of acrylamide consumption released by WHO
Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Karagenan 1% Nessa, Nessa; Widyastuti, Widyastuti; Tri Kurnia, Nelia
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 9 No 2 (2024): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inflamasi adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen, senyawa beracun, bakteri maupunrangsangan berbahaya lainnya. Rambut jagung memiliki aktivitas antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan.Rambut jagung memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang memiliki efek antiinflamasi yang bekerjadengan cara mengatur metabolisme asam arakhidonat dengan menghambat aktivitas sikooksigenase danlipooksigenase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol rambut jagung(Zea mays). Pengujian dilakukan dengan metode induksi karagenan 1% dengan menggunakan dosis ekstraketanol rambut jagung 100, 200, dan 400 mg/kg BB tikus. Hasil penelitian menunjukkan semakin bertambahdurasi pengujian, volume udem semakin berkurang secara signifikan (p= 0,000-0,002) Dosis 400 mg/kgmempunyai efek antiinflamasi yang sama dengan Na. Diklofenak dalam menurunkan volume udem. Ekstraketanol rambut jagung mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi paling baik pada dosis 400mg/kg BB.