This Author published in this journals
All Journal Jurnal Biomedika
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Etanolik Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L. Cv Woja Laka) terhadap Berat Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Diabetik Rahmat Budi Nugroho; Rinda Binugraheni; Rizal Maarif Rukmana
Biomedika Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.461 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i1.225

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Beberapa gejala dari penyakit diabet adalah: banyak minum, banyak kencing dan berat badan menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanolik bekatul beras hitam (Oryza sativa L. cv Woja Laka) yang paling baik dalam meningkatkan berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) yang menderita diabetik. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi terkait tanaman fungsional yang dapat meningkatkan berat badan pada penderita diabetik. Metode ekstraksi bekatul beras hitam dengan maserasi. Rancangan penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, 3 kelompok uji ekstrak bekatul beras hitam masing-masing dengan dosis 75 mg/200 g BB, 150 mg/200 g BB dan 225 mg/200 g BB. Semua kelompok perlakuan diinduksi aloksan kecuali kelompok kontrol normal. Ekstrak bekatul diberikan selama 21 hari terakhirmasa penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanolik bekatul beras hitam mampu meningkatkan berat badan tikus putih yang menderita diabet. Kosentrasi yang paling baik untuk meningkatkan berat badan tikus putih jantanyang menderita diabet adalah 225 mg/ 200 g BB.
Identifikasi Pseudomonas aeruginosa dan Uji Sensitivitas terhadap Antibiotik dari Sampel Pus Infeksi Luka Operasi di RSUD Dr. Moewardi Aulia Wahyu Sulviana; Nony Puspawati; Rizal Maarif Rukmana
Biomedika Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.231 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i2.271

Abstract

Infeksi luka operasi merupakan bagian dari infeksi nosokomial. Salah satu bakteri penyebab tertinggi infeksi luka operasi adalah Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Pseudomonas aeruginosa pada sampel pus infeksi luka operasi dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi dan untuk mengetahui pola sensitivitasnya terhadap beberapa antibiotik. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Bakteri Pseudomonas aeruginosa yang telah diisolasi dari sampel pada media Pseudomonas Selective Agar lalu dilakukan pengecatan Gram dan uji biokimia, kemudian dilakukan uji sensitivitas terhadap beberapa antibiotik yaitu: siprofloksasin, seftriakson, meropenem, sefotaksim, gentamisin, dan tobramisin dengan metode difusi Kirby Bauer. Hasil diameter zona hambat pada uji sensitivitas dibandingkan dengan standar diameter zona hambat menurut Clinical Laboratory Standard Institute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 sampel pus infeksi luka operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi teridentifikasi 11 sampel positif Pseudomonas aeruginosa. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa Pseudomonas aeruginosa sensitif 100% terhadap meropenem. Hasil uji sensitivitas menunjukkan sensitif 90,90% terhadap siprofloksasin, tobramisin dan gentamisin. Hasil uji sensitivitas menunjukkan sensitif 63,63% pada seftriakson dan hasil uji sensitivitas menunjukkan sensitif 9,09% pada sefotaksim.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Salmonellasp dan Serratia sp Pada Eksoskeleton Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) Rizal Maarif Rukmana; Rika Siwi Utami
Biomedika Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.757 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i1.417

Abstract

Chrysomyamegacephala is one species that often found around humans, especially in Traditional Markets. Chrysomyamegacephala is one vector of various diseases caused by: bacteria, parasites and helmin. The purpose of this study was to determine whether the exoskeleton of the Chrysomyamegacephala carries the bacteria Salmonellasp and Serratia sp. The method used in catching the Chrysomyamegacephala is by using adhesive bait paper. Number of Chryosomya megacephala samples is 30. Chryosomya megacephalaare then identified. The next step is the isolation of the bacterium Salmonella sp and Serratiasp in the Chrysomyamegacephala using Salmonella Shigella Agar (SSA) and Endo Agar (EA). Identification is done by observing colonies, biochemical tests and gram staining. The results obtained were found in Serratiasp on the exoskeleton of the Chrysomyamegacephalaas much as 90%. Salmonellasp bacteria identified 63.33% on the exoskeleton of the Chrysomyamegacephala. Salmonellasp and Serratiasp bacteria identified in the Chrysomyamegacephala are 30%.Chrysomyamegacephala flies obtained from the Surakarta Mojosongo Market are accepted as vectors of Salmonellasp and Serratia sp.
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanolik Daun Beluntas (Pluchaea indica Less.) dan Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Bella Agil Agustin; Nony Puspawaty; Rizal Maarif Rukmana
Biomedika Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1394.277 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v11i2.425

Abstract

Beluntas dan Meniran merupakan tanaman obat tradisional yang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan triterpenoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanolik daun Beluntas dan Meniran terhadap bakteri Staphylococcus aureus.Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini maserasi dengan etanol 96%. Isolasi dan identifikasi bakteri Staphylococcus aureus dengan media VJA (Vogel Johnson Agar), pengecatan gram, uji katalase, dan uji katalase. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanolik daun Beluntas dan Meniran memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Ekstrak etanolik daun Beluntas dan Meniran pada perbandingan 1 : 0, 2 : 1, 1 : 1, 1 : 2, dan 0 : 1 dengan konsentrasi 50% terhadap bakteri Staphylococcus aureus dari rumah sakit adalah 10,67 mm, 13 mm, 17 mm, 17 mm, dan 20 mm. Ekstrak etanolik daunBeluntas dan Meniran pada perbandingan 1 : 0, 2 : 1, 1 : 1, 1 : 2, dan 0 : 1terhadap bakteri Staphylococcus aureus kultur laboratorium adalah 11 mm, 13,67 mm, 14 mm, 16,67 mm, dan 18 mm. Ekstrak etanolik daun Beluntas dan Meniran dengan perbandingan 0 : 1 merupakan ekstrak yang memiliki zona hambat paling luas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dari rumah sakit dan kultur laboratorium. Kata kunci: Antibakteri, Ekstrak etanolik daun Beluntas dan Meniran, Staphylococcus aureus
PENURUNAN JUMLAH SEL SPERMATOSIT PRIMER DAN SEL SPERMATID TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Plucea indica Less) Rizal Maarif Rukmana; Bayyinatul Muchtaromah; Ahmad Barizi
Biomedika Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9212.364 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i1.485

Abstract

ABSTRAK Kepadatan penduduk menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Indonesia. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu solusi untuk masalah ini yaitu dengan memanfaatkan ekstrak daun beluntas (P. indica Less) sebagai penghambat proses spermatogenesis pada mencit. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dikelompokkan kedalam 5 kelompok dengan 5 kali ulangan. Ekstrak daun beluntas (P. indicaLess) diberikan dengan dosis 12,5 mg/kg bb, 62,5 mg/kg bb, 125 mg/kg bb, 187,5 mg/kg bb dan kontrol. Setelah 36 hari pemberian ekstrak daun beluntas, mencit dibedah dan diambil testisnya serta di hitung jumlah sel spermatosit primer dan sel spermatid. Data di analisis menggunakan ANOVA satu arah, bila hasil analisis diperoleh nilai Fhitung > Ftabel 1 % maka dilanjutkan uji BNT dengan taraf signifikan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas mampu menurunkan jumlah sel spermatosit primer, spermatid. Dosis yang paling baik dalam penelitian ini adalah 187,5 mg/kg bb. Kata kunci: Ekstrak daun beluntas, Spermatosit primer, Spermatid, Mus musculus
Detection Detection Of Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) On The Patients Of RSUD Dr. Moewardi surakarta Using Culture Method And Polymerase Chain Reaction (PCR) Siti Nur Arsih; Nony Puspawati; Rizal Maarif Rukmana
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.549 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.615

Abstract

ABSTRACT Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is type of Staphylococcus aureus resistant to beta-lactam antibiotics, such as meticillin, penicillin, amphycillin, and amoxycillin. The percentage of MRSA occurrence in Indonesia is quite high namely 23.5%. MRSA detection can be done using culture method and Polymerase Chain Reaction (PCR). This research aims to find out the comparison of speed and sensitivity between the culture method and Polymerase Chain Reaction (PCR) in detecting Methicillin Resistant Staphylococcus aureus towards the patients of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. This research used experimental analytic research design along with comparative research design. This experiment observed 3 samples of bacterial isolates Staphylococcus aureus MRSA suspect patients of RSUD Dr. Moewardi Surakarta. The detection of MRSA was conducted using disk diffusion test of penicillin, amphycillin, amoxycillin and vancomisin as well as using Polymerase Chain Reaction (PCR). The results of the research indicate that Polymerase Chain Reaction (PCR) method was faster and more sensitive to detect Methicillin Resistant Staphylococcus aureus on the patients of RSUD Dr. Moewardi Surakarta.