Naniek Afrilla Framanik
Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI GARMEN DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Dirlanudin Dirlanudin; Rahmi Winangsih; Naniek Afrilla Framanik
Jurnal Administrasi Publik Vol 5, No 1 (2014): JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.416 KB) | DOI: 10.31506/jap.v5i1.2394

Abstract

Upaya pengembangan usaha mikro garmen terutama ditujukan untuk meningkatkan kemampuan wirausaha para pengusaha mikro tersebut. Keterlibatan dinas instansi terkait sangat dibutuhkan, dalam pelaksanaannya perlu didasarkan pada payung hukum yang jelas seperti peraturan daerah maupun keputusan kepala daerah. Faktor pendorong yang membentuk kemampuan wirausaha pengusaha mikro industri garmen adalah: 1) Tingkat pendidikan; 2) Sifat keuletan dalam menjalankan usahanya; 3) Pergaulan dalam menjalin hubungan dengan pihak lain; 4) Kepekaan dalam melihat perkembangan pasar dan perubahan situasi ekonomi; 5) Kejelian dalam mencari sumber-sumber permodalan; 6) Sikap mental terhadap resiko yang akan dihadapi; 7) Sikap optimistic dengan pertimbangan yang masuk akal. Sedangkan ukuran perkembangan usaha mikro adalah: (1) terciptanya kepuasan berbagai pihak yang berkepentingan dengan usaha mikro; (2) meningkatnya kesetiaan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan. (3) mampu meningkatkan dan memperluas pangsa pasar. (4) memiliki kemampuan bersaing di bidang usahanya. (5) terjadi peningkatan pendapatan.
STUDI FENOMENOLOGI PERIHAL PELAKOR DI KABUPATEN TANGERANG Giolia Arsy Robbiah; Naniek Afrilla Framanik; Nia Kania Kurniawati
JOURNAL OF SCIENTIFIC COMMUNICATION (JSC) Volume 2 Issue 1, April 2020
Publisher : Magister Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.869 KB) | DOI: 10.31506/jsc.v2i1.8036

Abstract

AbstrakBeberapa tahun belakangan maraknya pemberitaan media mengenai kasus perselingkuhan pada rumah tangga seseorang yang membuat istilah pelakor ini mencuat. Dalam perselingkuhan ada dua pihak yang terlibat, namun hanya pihak perempuan yang mendapatkan istilah dengan konotasi negatif seperti ini yang membentuk kesan-kesan tertentu terhadap seorang wanita selingkuhan seorang pria yang sudah beristri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif. Dengan mengumpulkan data melalui observasi, dan wawancara terhadap 5 informan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori Dramaturgi, Erving Goffman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan gaya dan perilaku pelakor saat berada di panggung depan dan panggung belakang adanya pengelolaan kesan tertentu untuk menghasilkan konsep diri dari dirinya sendiri maupun orang lain terutama saat berada di panggung depan pelakor cenderung menjadi sosok yang lebih berkarakter, dan memiliki cara berpenampilan, ekspresi maupun perilaku yang lebih formal baik dalam bentuk komunikasi secara verbal maupun non verbal. Sedangkan saat berada di panggung belakang pelakor lebih menunjukkan cara berpenampilan dan bersikap yang lebih apa adanya sebagai bentuk interpretasi pada lingkungan sekitarnya. Kata Kunci : Fenomena, Pelakor, Dramaturgi, Erving Goffman AbstractA few years ago there was a lot of media coverage of an affair in someone's household that made the term pelakor appear. In the affair there are two parties involved, but only the women who get the term with a negative connotation like this which forms certain impressions of a woman having an affair with a married man. This research uses explorative qualitative. By collecting data through observation, and interviews with 5 informants. The theory used in this research is Dramaturgi Theory of Erving Goffman. The results of this research shows the different styles and behavior of the actors when they are on the front stage and the back stage of the management of certain impressions to produce self-concepts from themselves and others, especially when they are on the front stage, pelakor tend to be more character, and have a way of appearance, expression and more formal behavior both in the form of verbal and non verbal communication. Whereas when they are on the back stage, pelakor show more natural ways of looking and acting as a form of interpretation of the surrounding environment.Keywords: Phenomenon, home wrecker, Dramaturgy Theory, Erving Goffman
KREDIBILITAS PEMBIMBING: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR PERKULIAHAN Fauzi Putra Laksana; Rahmi Winangsih; Naniek Afrilla Framanik; Noerma Kurnia Fajarwati
Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance Vol. 2 No. 1 (2022): Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance
Publisher : Gapenas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53363/bureau.v2i1.118

Abstract

This study aims to examine the credibility of the resources held by the thesis supervisor and their influence on student motivation in completing the thesis. The independent variable in this study is lecturer credibility, while the dependent variable is student motivation. This study uses the Source Credibility theory which is broken down into three main dimensions, namely Expertise, Trustworthiness and Attractiveness. The research population is students of communication science study programs who are taking thesis in the odd semester of the 2018/2019 academic year totaling 170 students. Samples were taken as many as 63 respondents from the 10% precision Slovin formula with simple random sampling technique. Data were analyzed using SPSS version 23.00 including data quality tests, normality tests, correlation coefficient tests, linear regression tests and hypothesis tests. The results showed the credibility of the supervisor was in the good category with an average score of 68.85%. Student motivation in completing the thesis is also in the high category with an average score of 76.05%. The credibility of the supervisor has proven to have a significant positive effect on students' motivation to complete the thesis with an effect value of 21.2%.
Fenomena Ancaman Paham dalam Media Sosial Terhadap Eksistensi Pancasila Di Provinsi Banten (Komunitas Eks FPI, JI, JAD) Raden Panji Supriyadi; Naniek Afrilla Framanik; Yoki Yusanto
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9010

Abstract

Media sosial sebagai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, memudahkan manusia pada abad ini untuk berkomunikasi, mendapat informasi lebih cepat dan mudah. Fenomena paham dan informasi bebas, dapat membentuk sudut pandang atau persepsi seseorang. Terkait hal ini, penggunaan media sosial di Provinsi Banten disinyalir terdapat penyalahgunaan yang berakibat semakin bebas penyebaran ide, nilai, norma. Dan disinyalir tidak sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena ancaman paham dalam media sosial terhadap eksistensi Pancasila di Provinsi Banten. Penelitian pada teori fenomena sosial ini terkait dalam Konstruksi Sosial dari Berger & Luckmann. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif dan Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui indeph interview. Keabsahan data diperoleh dengan cara Triangulasi Data. Hasil penelitian yaitu: media sosial saat ini menjadi penunjang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, aplikasi media sosial yang sering digunakan adalah WhatsApp, FaceBook, dan YouTube sebagai sarana mencari dan tukar informasi dengan pengguna media sosial lainnya. Namun, sebagaian orang atau suatu kelompok tertentu, menggunakan media sosial untuk melakukan kejahatan dan menyebar paham ajaran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini menyebabkan terjadinya tindakan yang berujung penghinaan dan pencemaran nama baik, dan dapat terjerat dalam UU ITE. Tentu saja perbuatan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan model konstruksi sosial menurut Berger & Luckmann, hasil penelitian adalah perilaku pengguna media sosial di Provinsi Banten disinyalir mengancam Pancasila.
KOMUNIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM KONFLIK PROYEK GEOTHERMAL DI DESA BATUKUWUNG, KABUPATEN SERANG Yayan Saryani; Naniek Afrilla Framanik; Ail Muldi
Jurnal Riset Komunikasi Vol 14, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jrk.v14i1.22054

Abstract

Pemetaan Sosial, Konflik dan Komunikasi Stakeholders. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Desa Batukuwung, Kabupaten Serang yang dijalankan oleh PT. Sintesa Banten Geothermal merupakan salah satu proyek nasional yang sampai saat ini masih belum berjalan karena masih mendapat penolakan dari masyarakat di lokasi pembangunan dan menciptakan terjadinya konflik kepentingan antar stakeholder yang terlibat. Sehingga untuk memetakan konflik kepentingan yang terjadi dan alur skema komunikasi pada konflik pembangunan PLTPB di Desa Batukuwung menjadi menarik untuk dikaji. Inilah yang kemudian menjadi dasar penelitian ini dilakukan. Waktu penelitian sendiri berlangsung dari bulan Oktober 2022 - Juni 2023. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dan teknik pemetaan sosial.Berdasarkan hasil kajian setiap stakeholders yang terlibat dalam konflik yang terjadi saling terhubung antara satu sama lain dan saling mempengaruhi yang ditandai dengan adanya garis koordinasi untuk stakeholders yang menolak pembangunan PLTPB dan ditandai dengan adanya skema komunikasi yang bersifat konvergen. Sedangkan untuk stakeholders yang menerima pembangunan PLTPB hubungan antar stakeholders ini selain ditunjukan dengan garis koordinasi juga lebih bersifat vertikal (perintah dari atas kebawah), dimana skema komunikasi yang dijalankan lebih bersifat divergen.