Hartanti Hartanti
Universitas Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBEDAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA WANITA LAJANG DITINJAU DARI TIPE WANITA LAJANG Yohana Christie; Hartanti Hartanti; Nanik Nanik
CALYPTRA Vol. 2 No. 1 (2013): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (September)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.346 KB)

Abstract

Pada dasarnya, kehidupan melajang bisa merupakan suatu pilihan hidup ataupun suatu keterpaksaan akibat belum adanya pasangan yang sesuai. Kehidupan melajang ini dapat menimbulkan perasaan kesepian karena kurangnya dukungan sosial, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesejahteraan psikologis wanita lajang tipe stable voluntary, temporary voluntary, dan temporary involuntary dengan mengontrol maupun tanpa mengontrol kontribusi dukungan sosial dan kesepian, sehingga dapat memberikan sumbangan ide dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan psikologis pada wanita lajang. Data diperoleh melalui angket kesejahteraan psikologis, kesepian, dan dukungan sosial yang diisi oleh 60 orang wanita lajang usia 35-50 tahun dan diolah dengan Anakova. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis wanita lajang tipe stable voluntary, temporary voluntary, dan temporary involuntary tidak berbeda dan berada pada kategori tinggi. Kesepian dan dukungan sosial berkontribusi besar (79.9%) terhadap kesejahteraan psikologis wanita lajang. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menggunakan pendekatan ekologi (community psychology), bagi wanita lajang disarankan mengikuti kegiatan yang dapat mengembangkan dirinya (seperti bekerja dan pelayanan sosial), dan bagi masyarakat disarankan dapat bersikap menerima dan mendukung serta tidak beranggapan negatif terhadap wanita lajang.
Psychological Well-Being Dynamics of Catholic Pastors in Surabaya Bartolomeus Yofana Adiwena; Khanis Suvianita; Hartanti Hartanti
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 31 No. 3 (2016): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 31, No. 3, 2016)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.886 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v31i3.572

Abstract

Being a pastor is a challenging life calling, not only in terms of duties and responsibilities, but also due to the lifestyle “demands”. On a personal level, a pastor is an individual who still needs to take care of their own welfare as well as being cared for. The current study is a qualitative research that aims to understand the psychological well-being dynamics of pastors. There are two informants in this study. Results showed that factors supporting the psychological well-being of the two pastors are self-determination, skill and positive values acquired from the seminary, adaptive coping strategies, and social support.
Pelatihan Resiliensi Untuk Menurunkan Perceived Stress Selama Masa Pandemi Covid-19 Marina Pristiarawati; Alvina Prameswari; Hartanti Hartanti
Psychocentrum Review Vol 3, No 2 (2021): Psychocentrum Review
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26539/pcr.32632

Abstract

The COVID-19 pandemic that its first case in Indonesia found in March 2020 urged society to adapt to a new lifestyle. Offline meetings were restricted to avoid the transmission of COVID-19, therefore, online meetings have become a new lifestyle presently. This process of adapting to online’s lifestyle happens universally in such workplaces and educational institutions of kindergartens to colleges. This sudden adaptation makes society experience some pressure which also affects an individual’s stress and wellbeing. Teachers at one of the special needs schools in Sidoarjo, Indonesia, experience stress due to the pressures they had while adapting to online teachings. Resilience training is given as an intervention to help teachers decrease their level of stress. The training is scheduled for 3 (three) days and holds 6 (six) sessions via Zoom Meeting. The data result is analyzed using Wilcoxon differentiate test for resilience and perceived stress scores before and after the training. The result shows a difference between resilience and perceived stress scores before and after the training session with a significance score of 0,005 (p<0,05). This result concludes that resilience training can decrease the level of perceived stress that the teachers experienced.
Hubungan antara Dukungan Sosial Daring dan Kepribadian Lima Besar dengan Adiksi Media Sosial Tiek Budysan; Hartanti Hartanti
PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4686

Abstract

Adiksi media sosial adalah penggunaan dan pemantauan media sosial secara berlebihan, yang tampak dalam penggunaan kompulsif dengan mengorbankan aktivitas lain. Penelitian bertujuan melihat ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial daring dan kepribadian lima besar pada adiksi media sosial. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif korelasional, yang dilakukan pada para pengguna media sosial di Surabaya yang berusia 18–40 tahun. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 105 orang, yang didapat melalui teknik sampling insidental. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bergen’s Social Media Addiction Scale (BSMAS), Big Five Inventory-2 (BFI-2) versi Indonesia, dan Online Social Support Scale (OSSS). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dukungan sosial daring dan kepribadian lima besar berpengaruh secara bersama-sama pada adiksi media sosial (p0.01). Hasil korelasi parsial menunjukkan bahwa hanya variabel dukungan sosial daring (r=0.510, p0.01) dan dimensi kepribadian neuroticism (r=0,372, p0.01) yang memiliki korelasi dengan adiksi media sosial. Keempat dimensi kepribadian yang lain tidak memiliki korelasi pada adiksi media sosial