Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Remaja Mengenai Narkoba, Seks Bebas, dan HIV Menggunakan Kerangka Kerja Theory Of Planned Behavior William Hadi Seputro; Mary Philia Elisabeth
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi Vol. 5 No. 2 (2020): Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi
Publisher : Islamic Psychology Department, Dakwah Faculty of Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/psi.v5i2.1190

Abstract

The level of drug use and free sex behavior in Indonesia is still very high, as much as 28% and 32%, including in one area in a big city, after referred to as the BU area. Based on initial interviews with BU residents, adolescents in BU areas are predominantly drug users and perpetrators of free sex when they knew residents try to cover up and keep quiet. Starting from the desire of BU citizen to change, researchers conducted research using the Theory of Planned Behavior (TPB) framework to provide behavior change interventions for changes in BU residents. Research participants were members of the youth organization consisting of 15 people. Participants selected because they understand and share values ​​and culture with BU residents. Based on the results of the study, all of the participants who experienced changes had the intention to change. Increase in the cognitive realm, helping participants change internal who has an impact on behavior change. The behavior that initially pretended not to know turned into real action, such as listening to stories of unexposed adolescents so as not to be exposed to drugs and free sex and suggesting more positive activities.
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ANAK Laurentia Sugianto; Setiasih Setiasih; Mary Philia Elisabeth
CALYPTRA Vol. 7 No. 2 (2019): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Maret)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parenting style has a very important role in supporting child’s achivement motivation because at this age they have orientation on achievement and capable of critical thinking. This study aims to determine the relationship between parenting style and achievement motivation in childhood. The subjects of this study were 84 subjects of tutoring center with an age range of 9 to 11 years and carried out incidental sampling. Parenting style scale made by Gafoor and Kurukkan (2014). Achievement motivation scale made by Steinmayr & Bergold (2016) and). Data were analyzed with nonparametric Spearman correlation. The resultsin this study indicate a significant positive relationship between the parenting style with achievement motivation (r = 0.591; 0.001 <0.050). Most of the subjects have a high level of responsiveness and demandingness with hope for success that is classified as high and fear of failure that is classified as low.
GRACE and GRATITUDE : KEBERSYUKURAN SEORANG AYAH YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME Eirene Emaretta Chahyadi; Teguh Wijaya Mulya; Mary Philia Elisabeth
CALYPTRA Vol. 7 No. 2 (2019): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Maret)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan sebuah kajian life-history seorang pria yang berusaha menerima dan menjalani perannya sebagai seorang ayah dari anaknya yang memiliki Down syndrome untuk memahami lika-liku yang dialami dan dirasakannya. Data yang diambil pada penelitian ini bersumber dari wawancara baik secara formal maupun informal, dan observasi terhadap seorang ayah dengan anak pertamanya memiliki Down syndrome, beserta dengan orang-orang terdekat mereka. Agar dapat menjelaskan pengalaman subyek, penulis menggunakan paradigma interpretif dalam penelitian ini. Teori-teori yang digunakan untuk membantu menguraikan proses yang dialami Surya adalah teori mengenai fatherhood, coping strategy, gratitude,danreligiusitas. Teori-teori tentang Down syndrome juga turut dipaparkan agar kita dapat memiliki gambaran secara garis besar mengenai Down syndrome. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan bahwa menjadi seorang ayah dari anak Down syndrome bukanlah merupakan hal yang mudah pada awalnya dan dibutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat. Banyak proses yang Surya lalui untuk dapat menerima kenyataan ini. Surya memilih untuk terus bersyukur sebagai caranya menerima keadaan Grace serta menjalani perannya sebagai ayahnya. Dengan bersyukur, Surya dapat memahami bahwa Grace merupakan anugerah spesial yang Tuhan percayakan padanya.
PENGARUH PELATIHAN SELF-COMPASSION UNTUK MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PENDAMPING ANAK BERISIKO HUMAN TRAFICKING Partika Dhimas Pangestu; Hartanti Hartanti; Mary Philia Elisabeth
CALYPTRA Vol. 8 No. 1 (2019): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (September)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan psychological well-being yang dimiliki oleh pendamping anak, melalui intervensi pelatihan self-compassion yang dilakukan sebanyak tujuh sesi. Penelitian ini menggunakan pendekatan experiment single case dengan A-B-A design. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini merupakan pendamping anak yang memiliki risiko terlibat dalam kasus human traficking. Berdasarkan hasil pengukuran psychological well-being pada baseline phase (A1), skor partisipan Meliau 110 dan Sanggau 114. Sedangkan hasil pengukuran di treatment phase (B), skor partisipan Meliau 155 dan Sanggau 138. Pada tahap hasil pengukuran di baseline phase (A2), skor partisipan Meliau 165 dan skor partisipan Sanggau 146. Peneliti menyimpulkan bahwa pelatihan self-compassion terbukti efektif dalam meningkatkan psychological well-being pada pendamping anak yang memiliki risiko terlibat kasus human traficking. Kata kunci: Pelatihan self-compassion, psychological welAbstractl-being, pendamping anak, human traficking. Abstract: The purpose of the research is to improve psychological well-being that is owned by the companion of the child, through the intervention of self-compassion training conducted as many as seven sessions. This research uses the approach of single case experiment with A-B-A design. Participants who are involved in this research is a great companion to the child who has the risk involved in the case of human traficking. The results of the measurement of psychological well-being at baseline phase (A1), Meliau score is 110 and 114 to Sanggau. Measurement in the treatment phase (B), Meliau had score 155 and 138 to Sanggau. Measurement results in the baseline phase (A2), Meliau had score 165 and Sanggau 146. Researchers concluded that the training of self-compassion shown to be effective in improving the psychological well-being of companion on a child who has the risk involved cases of human traficking. Keywords: Child facilitator, human trafficking, self-compassion training, psychological well-being
Hubungan antara Fungsi Adaptif Mendengarkan Musik dengan Academic Buoyancy pada Mahasiswa Emerging Adulthood Meidy Christianty Soesanto; Andrian Pramadi; Mary Philia Elisabeth
CALYPTRA Vol. 8 No. 2 (2020): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Mei)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak-- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi adaptif mendengarkan musik dengan academic buoyancy pada mahasiswa emerging adulthood. Sebanyak 257 mahasiswa/i aktif berusia 18-25 tahun dipilih menggunakan probability sampling menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kuisioner on-line. Alat ukur yang digunakan adalah Adaptive Function of Music Listening scale (AFMLS) dan Academic Buoyancy Scale (ABS). Hasil uji hipotesis non-parametrik menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara fungsi adaptif mendengarkan musik dengan academic buoyancy berdasarkan spearman (p = 0.030; r = 0.135). Pada uji korelasi antar aspek fungsi adaptif mendengarkan musik, terdapat hubungan antara regulasi stres dengan academic buoyancy (p = 0.019; r = 0.129). Aspek pengalaman emosional yang kuat dengan academic buoyancy (p = 0.030; r = 0.117). Tidak terdapat hubungan antara aspek regulasi kognitif dengan academic buoyancy (p = 0.066; r = 0.094). Kesimpulan penelitian ini adalah mendengarkan musik secara adaptif dapat membantu meningkatkan academic buoyancy mahasiswa. Saran penelitian selanjutnya adalah menambahkan pertanyaan mengenai analisis lirik dan mengukur faktor-faktor yang bisa mempengaruhi academic buoyancy. Kata kunci: fungsi adaptif mendengarkan musik, academic buoyancy, mahasiswa aktif, emerging adulthood Abstract-- This study aims to determine the relationship between adaptive function of music listening with academic buoyancy on emerging adulthood college students. 257 active college students aged 18-25 years were selected using probability sampling to be participants in this study. This study uses a quantitative approach and on-line questionnaire. The measuring instruments used are Adaptive Function of Music Listening scale (AFMLS) and Academic Buoyancy Scale (ABS). The results of the non-parametric hypothesis test found that there was a significant positive relationship between adaptive listening music functions and spearman academic buoyancy (p = 0.030; r = 0.135). In the correlation test between the adaptive function aspects of listening to music, there is a relationship between stress regulation and academic buoyancy (p = 0.019; r = 0.129). Strong emotional experience aspects with academic buoyancy (p = 0.030; r = 0.117). There was no relationship between aspects of cognitive regulation with academic buoyancy (p = 0.066; r = 0.094). Conclusion of this study is that listening to music in an adaptive way can help college students improve their academic buoyancy. Suggestion for further research is to add questions about lyric analysis and measure factors that can influence academic buoyancy. Keywords: adaptive function of music listening, academic buoyancy, active college student, emerging adulthood
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERNIKAHAN DENGAN KASIH SAYANG ORANGTUA PADA ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER Nanda Faradiza Jolanet Adam; Hartanti; Mary Philia Elisabeth
CALYPTRA Vol. 9 No. 2 (2021): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Mei)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract – Understanding the awareness of the Indonesian public regarding children who have autism spectrum disorder (ASD) can be said that very minimal. The lack of understanding and awareness can influence a person's behavior, especially parents in their children who have ASD. Children who have ASD will find it difficult to do social activities in their environment. Couples who are often involved in debates in their married life are likely to influence satisfaction in their marriages. In this study, researchers wanted to see the relationship between marital satisfaction with parental affection for their ASD child. Subjects were taken as many as 202 parents (104 women, 90 men, 8 others) by accidental sampling who had ASD children and still had "married" marital status (not divorced / spouse died). The measuring instrument used is ENRICH marital satisfaction (EMS) to measure parental marriage satisfaction and parent-child relationship questionnaire (PCRQ) to measure parental affection for ASD children. The results of this study indicate that there is a relationship between marital satisfaction with parental affection for ASD children with p. 0,000 (<0.05). The conclusion of this study shows that there is a relationship between marital satisfaction with parental affection for ASD children. In this study, researchers only focus on ASD disorders, so they cannot describe other disorders. Keywords: autism spectrum disorder, marital, parental affection, parents Abstrak – Pemahaman hingga kesadaran masyarakat Indonesia terkait anak yang memiliki autism spectrum disorder (ASD) dapat dikatakan masih sangat minim. Pemahaman dan kesadaran yang masih kurang tersebut-lah yang dapat memengaruhi perilaku seseorang khususnya orangtua pada anak mereka yang memiliki ASD. Anak yang memiliki ASD akan sulit untuk melakukan aktivitas sosial di lingkungan mereka. Pasangan yang sering terlibat perdebatan dalam kehidupan pernikahan mereka dimungkinkan akan memengaruhi kepuasan dalam pernikahan mereka. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara kepuasan pernikahan dengan kasih sayang orangtua pada anak ASD mereka. Pengambilan subjek dilakukan sebanyak 202 orangtua (104 perempuan, 90 laki-laki, 8 lainnya) secara accidental sampling yang memiliki anak ASD dan masih memiliki status pernikahan “menikah” (tidak bercerai/pasangan meninggal). Alat ukur yang digunakan yakni ENRICH marital satisfaction (EMS) untuk mengukur kepuasan pernikahan orangtua dan parent-child relationship questionnaire (PCRQ) untuk mengukur kasih sayang orangtua pada anak ASD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan pernikahan dengan kasih sayang orangtua pada anak ASD dengan p. 0,000 (<0,05). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubugan antara kepuasan pernikahan dengan kasih sayang orangtua pada anak ASD. Pada penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada gangguan ASD saja, sehingga tidak dapat menggambarkan gangguan lain. Kata kunci: autism spectrum disorder, kasih sayang, orangtua, pernikahan
Pola Asuh Otoritatif dengan Kemandirian Anak Down Syndrome dalam Melakukan Activity Daily Living Evania Yanasari Ritto; Hartanti Hartanti; Mary Philia Elisabeth
Keluwih: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 1 (2020): Keluwih: Jurnal Sosial dan Humaniora (April)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/soshum.v1i1.2849

Abstract

Abstract— The goal of this research was to find out the relation between authoritative parenting and the independence of down syndrome children in doing activity daily living. The participants in this study were 33 parents who had down syndrome children. The sampling technique in this study was conducted by purposive technique. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires for the Parenting Style Dimension Questionnare (PSDQ) and Functional Indpendence Measure for Children (WeeFIM). The results of hypothesis testing using Pearson correlation were found a significantly positive between authoritative parenting and the independence of down syndrome children in performing daily living activities (r = 0.498 <0.05; r = 0.498). Based on the results of the crosstab, significant associations were found between parents' education, children's age, parents' thoughts about the child's condition, parents' feelings of having down syndrome children, parental treatment to improve children's abilities, and parental treatment of the child's condition with significant associations with independence of down syndrome children in doing activity daily living Keywords : authoritative parenting, independence, down syndrome, activity daily living Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoritatif dengan kemandirian anak down syndrome dalam melakukan activity daily living. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 33 orang tua yang mempunyai anak down syndrome. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive. Teknik pengambilan data dilakukan dengan membagikan angket Parenting Style Dimension Questionnare (PSDQ) dan Functional Indpendence Measure for Children (WeeFIM). Hasil uji hipotesis menggunakan korelasi pearson dan ditemukan hubungan positif yang signifikan antara pola asuh otoritatif dengan kemandirian anak down syndrome dalam melakukan activity daily living (r=0,498 < 0,05; r = 0,498). Berdasarkan hasil crosstab ditemukan asosiasi signifikan antara pendidikan akhir orang tua, usia anak, pikiran orang tua mengenai kondisi anak, perasaan orang tua memiliki anak down syndrome, perlakuan orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak, dan perlakuan orang tua terhadap kondisi anak memiliki asosiasi signifikan dengan kemandirian anak down syndrome dalam melakukan activity daily living. Kata kunci : pola asuh otoritatif, kemandirian, down syndrome, activity daily living
Peningkatan Pengetahuan Remaja Mengenai Narkoba, Seks Bebas, dan HIV Menggunakan Kerangka Kerja Theory Of Planned Behavior William Hadi Seputro; Mary Philia Elisabeth
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi Vol. 5 No. 2 (2020): Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/psi.v5i2.1190

Abstract

The level of drug use and free sex behavior in Indonesia is still very high, as much as 28% and 32%, including in one area in a big city, after referred to as the BU area. Based on initial interviews with BU residents, adolescents in BU areas are predominantly drug users and perpetrators of free sex when they knew residents try to cover up and keep quiet. Starting from the desire of BU citizen to change, researchers conducted research using the Theory of Planned Behavior (TPB) framework to provide behavior change interventions for changes in BU residents. Research participants were members of the youth organization consisting of 15 people. Participants selected because they understand and share values ​​and culture with BU residents. Based on the results of the study, all of the participants who experienced changes had the intention to change. Increase in the cognitive realm, helping participants change internal who has an impact on behavior change. The behavior that initially pretended not to know turned into real action, such as listening to stories of unexposed adolescents so as not to be exposed to drugs and free sex and suggesting more positive activities.