Nuzila Fitri Filaila
Universitas Gadjah Mada

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Ruang Pendingin Nol Energi untuk Pengelolaan Pascapanen Antraknosa pada Capsicum frutescens Nuzila Fitri Filaila; Suryanti Suryanti; Ani Widiastuti
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 3 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.3.83-91

Abstract

Ruang Pendingin Nol Energi untuk Pengelolaan Pascapanen Antraknosa pada Capsicum frutescens Salah satu penyebab kehilangan hasil cabai pascapanen adalah penyakit antraknosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan ruang pendingin nol energi atau zero energy cool chamber (ZECC) dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada komoditi cabai rawit (Capsicum frustescens) serta memperpanjang daya simpan buah cabai. Penelitian dimulai dengan merancang dan membuat ZECC sebagai tempat penyimpanan cabai. Buah cabai diinokulasi Colletotrichum gloeosporioides dan tanpa inokulasi (kontrol) disimpan pada dua kondisi, yaitu di dalam ZECC dan tempat penyimpanan dengan suhu ruang. Pertumbuhan C. gloeosporioides mengalami penghambatan sebesar 40.48% setelah disimpan di dalam ZECC dibandingkan dengan pertumbuhannya pada suhu ruang. Penyimpanan cabai rawit di dalam ZECC mampu menekan keparahan penyakit antraknosa sebesar 56.2% pada hari ke-15, tidak memengaruhi kandungan vitamin C dan total padatan terlarut (TSS) serta mampu mengurangi susut bobot cabai selama penyimpanan. Berdasarkan uji organovisual dengan metode visual quality rating dan Hedonic sensory test, konsumen lebih menyukai cabai yang disimpan di dalam ZECC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan di dalam ZECC dapat memperpanjang umur simpan cabai rawit. Model tempat penyimpanan ini tidak menggunakan listrik atau bersifat zero energy sehingga dapat digunakan oleh petani berskala kecil. Ini adalah laporan pertama penggunaan ZECC untuk pengelolaan penyakit antraknosa pada cabai pascapanen di Indonesia.