Latar belakang: Pijat bayi merupakan sentuhan setelah kelahiran yang dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan sehingga dapat mempertahankan perasaan nyaman dan aman. Dari survey pendahuluan di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dari 3 responden dukun bayi, mereka mempunyai pengalaman kerjaselama 8, 10, dan 15 tahun. Dari 3 responden tersebut 2 berpendidikan SD sedangkan 1 berpendidikan tidak lulus SD, dari 3 responden tersebut dalam melakukan praktik kurang baik. Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan lama kerja dukun bayi dan tingkat pendidikan dengan praktik pijat bayi di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Metode :Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dari penelitian ini adalah semua dukun bayi tingkat Kecamatan di Karangrayung sebanyak 30 orang. Sampel adalah total populasi. Hasil :Berdasarkan hasil penelitian lama kerja dukun bayi terendah 2 tahun dan tertinggi 17 tahun, pendidikan terendah tidak sekolah dan tertinggi 6 tahun. Praktik yang dilakukan dukun bayi kategori baik 2 responden dan kurang 24 responden. Hubungan antara lama kerja dukun bayi dengan praktik pijat bayi kemudian dilakukan analisa dengan uji Korelasi Rank Spearman ,maka didapatkan nilai r hitung sebesar 0,918 > r tabel (30 responden) sebesar 0,361 dengan p value sebesar 0,001 < 0,05. Dan pendidikan dukun bayi dengan praktik pijat bayi Uji korelasi Rank Spearman, maka didapatkan nilai r hitung sebesar 0,108 < r tabel (30 responden) sebesar 0,361 dengan p value sebesar 0,000 < 0,05. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dan praktik pjat bayi.Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan praktik pijat bayi di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Saran :Lama kerja praktik pijat bayi lebih ditingkatkan melalui penyuluhan di puskesmas atau pelatihan khusus dari bidan.