Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Anti-Inflammatory Effect of ACE-I/ARBs Drug on hs-CRP and HDL-Cholesterol in CKD Patient Muhammad Iqbal Mubarok; Maftuchah Rochmanti; Mochamad Yusuf; Mochammad Thaha
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15878

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is progressive disease that closely related to the chronic inflammatory process.Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACE-I)/Angiotensin Receptor Blockers (ARBs) is the main therapy in the management of CKD, based on the recent sudies stated that this drug have pleiotropic effects as anti-inflammation.The aim of this study is tosee the interaction of hs-CRP and HDL-Cholesterol to prove the role of ACE-I/ARBs as an anti-inflammatory treatment for CKD patient. In this study we compared hsCRP, HDL Cholesterol and HDL Cholesterol /hs-CRP ratio levels in CKD patients who consumeand do not consumeACE-I/ARBs. Forty eight samples of CKD patients were taken randomly and then separated into two group based on their consumption of ACE-I/ARBs, each group have 24 samples.There were significantly different of mean of hs-CRP, HDL Cholesterol, and HDL Cholesterol/hs-CRP ratio between group, the mean concentration of hs-CRP in the ACE-I/ARBs group was significantly lower than in non-ACE-I/ARBs group (1,48±0,81 vs 4,19±4,02; P= 0.038),the mean of HDL (48,95±13,05vs 41,50±12,31; P= 0,048).There were negative correlation between HDL Cholesterol and hs-CRP, positive correlation between HDL Cholesterol/hs-CRP ratio and eGFR.This result indicate that hs-CRP and HDL-Cholesterol monitoring very important in CKD patient.
PENGARUH VARIASI KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN SPINDEL MESIN BUBUT CH-530x1100 TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA BAJA ST 37: PENGARUH VARIASI KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN SPINDEL MESIN BUBUT CH-530x1100 TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA BAJA ST 37 Muhammad Iqbal Mubarok; Basuki
Jurnal MOTION ( Manufaktur, Otomasi, Otomotif, dan Energi Terbarukan) Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal MOTION: Mei
Publisher : UNHASY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/motion.v1i2.4921

Abstract

Pengujian tingkat kekasaran merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengaruh variasi potong dan kecepatan putar mesin bubut terhadap tingkat kekasaran yang terjadi pada benda baja ST 37. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dengan tujuan mengetahui sebab akibat berdasarkan perlakuan yang diberikan. Pada penelitian ini menggunakan pahat HSS rapid extra 1200 ukuran 3/8x4 Bohler, material benda kerja menggunakan Baja ST 37 dengan beberapa variasi putaran spindel 52 rpm, 330 rpm, 950 rpm dan kedalaman potong 1mm, 1,5 mm, 2mm. Masing-masing spesimen dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 3 kali, setelah dilakukan pembubutan selanjutnya di uji nilai kekasarannya menggunakan Surface Rougness tester, kemudian akan muncul nilai kekasaran. Lalu data yang telah diperoleh dari pengujian akan disajikan kedalam bentuk tabel atau grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai kekasaran, dimana nilai kekasaran yang paling tinggi diperoleh pada variasi kedalaman potong 1 mm dengan kecepatan putar mesin bubut 52 rpm memperoleh nilai kekasaran 9,11 µm. Kemudian nilai kekasaran yang rendah menggunakan variasi kedalaman potong 2 mm dengan kecepatan putar mesin bubut 950 rpm menghasilkan nilai kekasaran 3,28 µm. Jadi terdapat pengaruh yang sangat signifikan saat menggunakan variasi kedalaman potong yang rendah. Kemudian Terdapat pengaruh yang sangat besar saat pengujian menggunakan variasi kedalaman potong 1 mm dan kecepatan putar mesin bubut 52 rpm, mendapatkan nilai kekasaran yang sangat tinggi yakni 9,11 µm. Begitu sebalikmya jika menggunakan variasi kedalaman potong yang tinggi yakni 1,5 mm dan kecepatan putar mesin bubut yang tinggi 950 rpm akan menghasilkan nilai kekasaran 2,98 µm. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kecepatan 950 rpm dengan kedalaman potong 1,5 mm memperoleh nilai kekasaran yang rendah yakni 2,98 µm.
PENGARUH VARIASI KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN SPINDEL MESIN BUBUT CH-530x1100 TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA BAJA ST 37: PENGARUH VARIASI KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN SPINDEL MESIN BUBUT CH-530x1100 TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA BAJA ST 37 Muhammad Iqbal Mubarok; Basuki
Jurnal MOTION ( Manufaktur, Otomasi, Otomotif, dan Energi Terbarukan) Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal MOTION: Mei
Publisher : UNHASY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/motion.v1i2.4921

Abstract

Pengujian tingkat kekasaran merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengaruh variasi potong dan kecepatan putar mesin bubut terhadap tingkat kekasaran yang terjadi pada benda baja ST 37. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dengan tujuan mengetahui sebab akibat berdasarkan perlakuan yang diberikan. Pada penelitian ini menggunakan pahat HSS rapid extra 1200 ukuran 3/8x4 Bohler, material benda kerja menggunakan Baja ST 37 dengan beberapa variasi putaran spindel 52 rpm, 330 rpm, 950 rpm dan kedalaman potong 1mm, 1,5 mm, 2mm. Masing-masing spesimen dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 3 kali, setelah dilakukan pembubutan selanjutnya di uji nilai kekasarannya menggunakan Surface Rougness tester, kemudian akan muncul nilai kekasaran. Lalu data yang telah diperoleh dari pengujian akan disajikan kedalam bentuk tabel atau grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai kekasaran, dimana nilai kekasaran yang paling tinggi diperoleh pada variasi kedalaman potong 1 mm dengan kecepatan putar mesin bubut 52 rpm memperoleh nilai kekasaran 9,11 µm. Kemudian nilai kekasaran yang rendah menggunakan variasi kedalaman potong 2 mm dengan kecepatan putar mesin bubut 950 rpm menghasilkan nilai kekasaran 3,28 µm. Jadi terdapat pengaruh yang sangat signifikan saat menggunakan variasi kedalaman potong yang rendah. Kemudian Terdapat pengaruh yang sangat besar saat pengujian menggunakan variasi kedalaman potong 1 mm dan kecepatan putar mesin bubut 52 rpm, mendapatkan nilai kekasaran yang sangat tinggi yakni 9,11 µm. Begitu sebalikmya jika menggunakan variasi kedalaman potong yang tinggi yakni 1,5 mm dan kecepatan putar mesin bubut yang tinggi 950 rpm akan menghasilkan nilai kekasaran 2,98 µm. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kecepatan 950 rpm dengan kedalaman potong 1,5 mm memperoleh nilai kekasaran yang rendah yakni 2,98 µm.