Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : IMJ (Indonesian Midwifery Journal)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN GAIRAH SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG TAHUN 2020 Titin Martini; Dewi Puspitasari
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 4, No 2 (2021): IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v4i2.4270

Abstract

Perubahan gairah seksual merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita hamil. Perubahan gairah seksual pada masa kehamilan yang di sebabkan oleh faktor usia ibu, usia kehamilan,dan pengetahuan ibu, serta presepsi ibu yang dipengaruhi oleh mitos yang kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan gairah seksual pada kehamilan primigravida di Puskesmas Kecamatan Curug Tangerang 2020. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan metode survey. Pengambilan data primer dipeoleh dari kuesioner kepada 60 ibu hamil primigravida selama 5 hari yang dimulai pada tanggal 21-26 Oktober 2020. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Data dianalisi dengan menggunakan uji chi square p value < 0,05. Penyajian data dalam penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Dapat dilihat dari jumlah ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 37  responden dengan perincian 23 responden (862,2%) yang mengalami perubahan gairah seksual dan ibu sebgaian besar responden setuju dengan mitos kehamilan sebanyak 35 responden dan yang mengalami perubahan gairah seksual sebanyak 30 responden (85,7%). Dari hasil uji statistic menggunakan chi square test, didapatkan hasil signifikan  p value = 0,029 (p  value <  α 0,05) menunjukan bahwa Ha gagal di tolak berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perubahan gairah seksual dan Hasil uji statistic ibu yang setuju dengan mitos kehamilan di peroleh p value = 0,023 (p  value < α 0,05) berarti menunjukan bahwa Ha gagaldi tolak berarti ada hubungan antara mitos kehamilan dengan perubahan gairah seksual.
ANALISIS PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN BIDAN BPM TERHADAP PENGEMBANGAN LAYANAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER TERINTEGRASI DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Wahidin Wahidin; Titin Martini; Atnesia Ajeng
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 3, No 2 (2020): IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v3i2.4356

Abstract

Paradigma pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan tengah mengalami pergeseran, perkembangan yang jelas terlihat adalah terjadinya kombinasi pelayanan kebidanan yang sipatnya konvensional dan komplementer, Praktek kebidanan komplementer telah menjadi bagian penting dari praktek kebidanan yang ada saat sekarang ini. Kondisi ini menjadi fenomena tersendiri untuk dilakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut. Tujuan, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan dan tingkat pengetahuan masyarakat dan Bidan Praktek Mandiri (BPM) dalam pelaksanaan dan pengembangan layanan kebidanan komplementer terintegrasi di Kabupaten Tangerang. Metode,Penelitian menggunakan metode survey, melalui tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan reduksi data serta analisis hasil. Subyek penelitian masyarakat dan bidan yang melakukan praktik. Sampel diambil melalui teknik purposive sampling. Data kuanti dalam tabel distribusi frekuensi dan data kuali disajikan model interactive. Hasil, Layanan Kebidanan komplementer telah dilakukan oleh 46,7% bidan dengan 42,9% rentang usia antara 26-41 tahun, 31,4% berpendidikan D3 Kebidanan dan 34,3% telah menjalankan praktek layanan komplementer kurang dari 10 tahun. Tingkat pengetahuan bidan rata-rata sebesar 1,72 dan tingkat pengetahuan masyarakat rata-rata 1,47, hasil uji corellasi 0,524 dengan sign 0,000 menunjukan hubungan positip dan signifikan, nilai probabilitas 0,000 < 0,05 dalam kaitan ini secara nyata ada perbedaan antara tingkat pengetahunan bidan dan masyarakat terhadap pengembangan layanan kebidanan komplementer, layanan kebidanan komplementer dominan di Kabupaten Tangerang adalah pijat, yoga dan hypnotheraphy.
ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN Hikmah Hikmah; Titin Martini; Ade Tyas Mayasari
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 1, No 1 (2017): IMJ: Indonesian Midwifery Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.42 KB) | DOI: 10.31000/imj.v1i1.143

Abstract

Morbiditas post natal biasanya diakibatkan karena terjadinya perdarahan post partum, dan sebagai faktor predisposisinya adalah kala II lama. Penyebab perdarahan jalan lahir paling banyak karena ruptur pada jalan lahir, baik karena ruptur spontan maupun ruptur yang disengaja (episiotomi). Posisi ibu dalam persalinan kala II mempunyai dampak terhadap kenyamanan ibu selama persalinan dan lama persalinan. Posisi kala II yang efektif bisa mempercepat persalinan dan mengurangi ketidaknyamanan ibu dengan mengurangi tekanan-tekanan pada jalan lahir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara posisi meneran terlentang dan kombinasi terhadap lama kala II serta kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik. Penelitian di lakukan di  wilayah kerja Klinik Syafyeni, Kec. Curug, Kab. Tangerang dan pengambilan data di lakukan pada bulan Maret-Mei 2016. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di Klinik Syafyeni. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 61 ibu  bersalin (75,3%) dengan lama kala II secara normal dan sebanyak 20 ibu bersalin (24,7%)  dengan kala II memanjang. Sebanyak 54 responden (66,7%) mengalami ruptur perineum artinya sebagian besar responden mengalami ruptur perineum. sebanyak 53 responden (65,4%) bersalin dengan posisi kombinasi artinya sebagian besar responden menggunakan posisi kombinasi selama proses persalinan kala II. Perbedaan antara posisi meneran dengan lama kala II diketahui bahwa ibu bersalin yang mengalami kala II memanjang lebih banyak pada posisi kombinasi sebanyak 16  (30,19%) dibandingkan dengan posisi terlentang yang hanya 4  (14,29%). Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara posisi meneran terlentang dan kombinasi dengan lama kala II. Ada perbedaan yang signifikan antara posisi meneran terlentang dan kombinasi dengan kejadian ruptur perineum diketahui bahwa ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum lebih banyak pada posisi bersalin kombinasi yaitu 42 (79,25%) dibandingkan dengan posisi terlentang yaitu sebanyak 12 (42,86%). Bidan dapat memberikan konseling mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan proses persalinan, salah satunya adalah posisi meneran yang nyaman sehingga dapat mengurangi  kala II memanjang dan ruptur perineum.