Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Paving Block Metoda Analisa Komponen (MAK) 1987 dengan MAK 2002 Mukhlis MT; Zulfira Mirani; Enita Suardi; Nur Arifin
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 18 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v18i1.536

Abstract

Concrete blocks are an alternative surface coating for road construction made of a mixture of cement, filler and water. The road that will be redesigned with pavement thickness is the DR. Moh. Hatta section of Pasar Baru - Gate of Unand Padang. This road has an uphill contour so that conventional roads are unable to withstand the flow of water falling down, causing puddles that can damage the road construction. Pavement thickness planning for paving block roads on Jalan DR. Moh. Hatta Padang uses the 1987 component analysis method and the 2002 component analysis method by entering the road planning parameters: the carrying capacity of the soil is obtained from the CBR value of the subgrade, the traffic load is obtained from the average daily traffic. With a subgrade CBR of 5.25%, 8 cm thick paving blocks with K-300 quality, 100% CBR crushed stone foundation layer, and 70% CBR gravel bottom foundation layer. So from the 1987CAM results obtained a surface layer with a thickness of 8 cm, 10 cm lean concrete, 15 cm top foundation layer, and 10 cm bottom foundation layer. While 2002 CAM obtained a surface layer of 8 cm thick, 10 cm of lean concrete, 10 cm of top foundation layer, and 10 cm of bottom foundation layer.
Pemanfaatan Limbah Penambangan Bukit Kapur Untuk Stabilisasi Tanah Lempung ( Clay ) Enita Suardi; Zulfira Mirani; Silvianengsih Silvianengsih; Oni Guspari; Desmon Hamid
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 18 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v18i2.675

Abstract

Soil stabilization by adding new materials is one of the alternatives to soil repair that can improve the properties of the soil, namely by mixing new materials and soil that is then compacted. Waste left over limestone hill mining,among others in the form of materials with various sizes of granules. This study aims to review the effect of the addition of limestone hill mining waste material on the density and value of the California Bearing Ratio (CBR) of clay soil. Tests conducted only on a laboratory scale with variations in the increase in limestone hill mining waste levels are 0%, 5%, 10%, and 15% to the total weight of the mixture. Laboratory CBR testing is performed under optimum water content conditions. The results showed that the stabilization of soft soils using limestone hill mining waste, can increase the density and value of soil CBR. The most optimal level of use of limestone hill mining waste and which provides the highest CBR value is for the addition of 5%of limestone hill mining waste with a CBR value of 26.5%.
Perbandingan Karakteristik Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) Menggunakan Aspal PEN 60/70 dan Aspal PG 76 Mukhlis Mukhlis; Lusyana Lusyana; Enita Suardi; Rahmadini Fitri; Dessy Chintya Sagita
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 19 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v19i1.701

Abstract

Lapisan AC-WC merupakan lapisan rentan terhadap kerusakan akibat temperatur tinggi dan beban lalu lintas berat. Penggunaan aspal modifikasi seperti aspal PEN 60/70 dicampur dengan aspal PG 76 merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja pelayanan dari perkerasan jalan dengan tujuan untuk menghasilkan campuran dengan stabilitas yang baik pada teperatur yang tinggi dan beban lalu lintas berat. Untuk menganalisa kinerja campuran yang dihasilkan menggunakan aspal modifikasi dilakukan metoda Marshall Immersion. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa kinerja dari campuran AC-WC menggunakan aspal PEN 60/70, aspal PEN 60/70 yang dicampur dengan aspal PG 76 dan aspal PG 76 terhadap temperature tinggi dan beban lalu lintas berat. Kadar Aspal Optimim pada campuran aspal PEN 60/70 didapat nilai 6,37%, campuran aspal aspal PEN 60/70 dicampur PG 76 didapat nilai 6,5% dan untuk aspal PG 76 didapat nilai 6,6%. Pengujian Marshall Immersion dengan tujuan untuk mengetahui Indeks Kekuatan Sisa (IKS) pada campuran dengan peredaman 30 menit dan 24 jam pada temperatur 60oC untuk mengetahui durabilitas aspal bertahan dari pengaruh temperature dan beban lalu lintas berat.
ANALISIS KINERJA INDEKS KEKUATAN SISA (IKS ) CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI SUBSITUSI AGREGAT HALUS Mukhlis Mukhlis; Lusyana Lusyana; Enita Suardi; Fauna Adibroto
Jurnal Fondasi Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jft.v8i1.5403

Abstract

Agregat pada campuran AC-WC ini terdiri dari bahan batuan alam yang dipecah. Untuk daerah tertentu ketersediaannya terbatas sehingga harus didatangkan dari daerah lain, mengakibatkan relatif tingginya harga campuran beraspal. Untuk mengatasi masalah tersebut diupayakan mengunakan bahan alternatifpenganti agregat. Pengolahan minyak kelapa sawit menghasilkan limbah berupa cangkang sawit. Agar pemanfaatan limbah cangkang sawit dapat dilakukan semaksimal mungkin, maka salah satunya adalah digunakan sebagai subsitusi agregat halus dalam suatu campuran AC-WC.Benda uji yang digunakan adalah campuran AC-WC dengan mengunakan cakang sawit sebagai subsitusi agergat halus (#2,36 dan #1,18). Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) campuran dilakukan dengan memvariasikan kadar cakang sawit (CS-0%, CS-5%, CS-10%, CS-15%, CS-20% dan CS-25%). Pengujian Durabilitas campuran dilakukan setelah mendapatkan nilai kadar aspal optimum (KAO) dari pengujian Marshall.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja durabilitas campuran AC-WC dengan cakang sawit subtitusi agregat halus dengan waktu perendaman 24 jam pada suhu 60 oc. Untuk melihat kinerja durabilitas campuran digunakan Indeks Kekuatan Sisa (IKS).Dari hasil penelitian diperoleh hasil Indeks Kekuatan Sisa (IKS)akibat perendaman Marshall masih berada di atas 75%. Nilai IKS tiap variasi cangkang sawit yaitu 80,12%, 79,78%, 79,11%, 76,25%. Secara keseluruhan campuran dengan cangkang awet terhadap perendaman kecuali campuran CS-20% dan CS-25%.
Perbaikan Tanah Lempung Lunak dengan Metode Preloading pada Jalan Tol Palembang-Indralaya Sta 1+670 Enita Suardi; Liliwarti Liliwarti; Merley Misriani; Ibnu Iqbal
Jurnal Fondasi Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fondasi.v10i2.12545

Abstract

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera merupakan langkah nyata program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan kemajuan suatu wilayah. Salah satu Pembangunan Jalan tol Trans Sumatera yaitu Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) yang terletak di antara Kotamadya Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kondisi tanah dasar jalan tol tersebut sangat lunak dengan nilai N-SPT <10 dan kedalaman tanah lunak mencapai 16,95 m. Daya dukung tanah dasar tersebut rendah dan permeabilitas sangat kecil sehingga diperlukan perbaikan tanah dasar dengan metode preloading agar daya dukung tanah dasar meningkat dan pada masa layan jalan tidak akan terjadi penurunan diferensial. Metodologi diawali dengan pengumpulan data sekunder yaitu layout lokasi, data pengujian lapangan Boring Log dan N-SPT juga data hasil pengujian laboratorium. Selajutnya merencanakan tinggi timbunan dimana timbunan tersebut sebagai beban pramuat. Dilanjutkan dengan menentukan besarnya penurunan tanah dasar dengan mengurangi segera dan penurunan konsolidasi dan diakhiri dengan menghitung waktu penurunannya. Hasil yang diperoleh, penurunan tanah dasar nya mencapai 1.556 meter dengan tinggi rencana timbunan (beban preloading) 5 meter. Waktu yang tepat untuk mencapai derajat pemampatan 90% adalah 2.149 tahun. Dari hasil penelitian ini, penurunan cukup besar namun waktu yang dibutuhkan belum sesuai dengan harapan sehingga dilanjutkan dengan menggunakan prefabricated vertical drain (PVD) agar waktu pemampatan tanah dasar nya semakin singkat. Dilanjutkan dengan menentukan besarnya penurunan tanah dasar dengan mengurangi segera dan penurunan konsolidasi dan diakhiri dengan menghitung waktu penurunannya. Hasil yang diperoleh, penurunan tanah dasar nya mencapai 1.556 meter dengan tinggi rencana timbunan (beban preloading) 5 meter. Waktu yang tepat untuk mencapai derajat pemampatan 90% adalah 2.149 tahun. Dari hasil penelitian ini, penurunan cukup besar namun waktu yang dibutuhkan belum sesuai dengan harapan sehingga dilanjutkan dengan menggunakan prefabricated vertical drain (PVD) agar waktu pemampatan tanah dasar nya semakin singkat. Dilanjutkan dengan menentukan besarnya penurunan tanah dasar dengan mengurangi segera dan penurunan konsolidasi dan diakhiri dengan menghitung waktu penurunannya. Hasil yang diperoleh, penurunan tanah dasar nya mencapai 1.556 meter dengan tinggi rencana timbunan (beban preloading) 5 meter. Waktu yang tepat untuk mencapai derajat pemampatan 90% adalah 2.149 tahun. Dari hasil penelitian ini, penurunan cukup besar namun waktu yang dibutuhkan belum sesuai dengan harapan sehingga dilanjutkan dengan menggunakan prefabricated vertical drain (PVD) agar waktu pemampatan tanah dasar nya semakin singkat. Waktu yang tepat untuk mencapai derajat pemampatan 90% adalah 2.149 tahun. Dari hasil penelitian ini, penurunan cukup besar namun waktu yang dibutuhkan belum sesuai dengan harapan sehingga dilanjutkan dengan menggunakan prefabricated vertical drain (PVD) agar waktu pemampatan tanah dasar nya semakin singkat. Waktu yang tepat untuk mencapai derajat pemampatan 90% adalah 2.149 tahun. Dari hasil penelitian ini, penurunan cukup besar namun waktu yang dibutuhkan belum sesuai dengan harapan sehingga dilanjutkan dengan menggunakan prefabricated vertical drain (PVD) agar waktu pemampatan tanah dasar nya semakin singkat.
The Effect of Bending Strength of Concrete Using Machine Crushed Fine Aggregate Enita Suardi; Mukhlis; Oni Guspari; Illona Giovanni; Ila Putri Yani
International ABEC Vol. 2 (2022): Proceeding International Applied Business and Engineering Conference 2022
Publisher : International ABEC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.655 KB)

Abstract

Concrete is a mixture of Portland cement or other hydraulic cement, fine aggregate, coarse aggregate, and water with or without additives to form a solid mass. Cement concrete pavement is a pavement construction with aggregate as raw material and uses cement as a binding material, so it has a relatively high level of rigidity, especially when compared to asphalt pavement. The fine aggregate commonly used is natural fine aggregate. Due to the increasing use of fine aggregate in construction so as to obtain the fine aggregate by means of sand mining, ecological damage in some areas. Therefore, the use of natural fine aggregate can be replaced with machine crushed aggregate. Based on this, this study aims to determine the maximum compressive strength of concrete, maximum flexural strength of concrete blocks using a mixture of machined aggregate percentage. The research method was carried out with 15cm x 15cm x 60cm beams. Variation of the test specimen mixture is a mixture that meets the maximum combined gradation limit of 30mm. Flexural strength testing was carried out at the age of 56 days. The highest flexural strength test results are found in variation 2, which is 4.85 MPa.
Marshall Characteristics of Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) With Substitution of Silica Sand as Fine Aggregate Mukhlis Mukhlis; Lusyana Lusyana; Enita Suardi; Denisa Rahma Sukri; Alyza Sazama
Jurnal Fondasi Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fondasi.v12i2.21917

Abstract

The growth of traffic loads in Indonesia has increased significantly, but road infrastructure has developed disproportionately. Excessive loads can damage roads because they exceed the planned capacity. Aggregates, especially fine aggregates, play an important role in inclined flexible pavement layers, namely in AC-WC layers. AC-WC aims to provide smoothness, safety and comfort for road users, as well as protect the underlying layers from damage due to traffic loads such as collapse, grooves and bleeding. The use of silica sand is an alternative used to improve the quality of AC-WC layers. This research aims to obtain the Optimum Asphalt Content (KAO) value. The KAO value using the Marshall method on the AC-WC mixture was 5.99% for 0% silica sand, 5.88% for 25% silica sand, 5.845% for 50% silica sand, 5.835% for 75% silica sand, 5.810% in the 100% silica sand variation. Thus the more percentage of silica sand added as a fine aggregate substitution in the AC-WC mixture, the lower the KAO value obtained.