Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Prasasti Padang Candi: Tinjauan Epigrafis Temuan Data Tertulis dari Situs Padang Candi, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 16 No 1 (2013)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4484.468 KB) | DOI: 10.24832/bas.v16i1.112

Abstract

AbstractPadang temple inscription is one of the few written records of the ancient Indian culture in Indonesia. The written record unfortunately still fails to provide a data of the period and background. This paper uses an inductive reasoning that comprises such processes of data collection, detailing, analysis, interpretation, and conclusion. This gold plate inscription containing the Buddha formula ye te mantra may relatively be from between the 9th and 10th centuries A.D. The content of the inscription suggests that the Padang temple site may be the remains of a Buddha temple complex.AbstrakPrasasti Padang Candi adalah salah satu data tertulis dari masa pengaruh kebudayaan India di Nusantara yang tidak banyak jumlahnya. Prasasti yang ditulis di atas lembaran emas ini secara relatif berasal dari abad ke-9 hingga ke-10 M, yang memuat mantra Buddha formula ye te mantra. Berdasarkan muatan prasasti ini, sisa-sisa bangunan bata di Situs Padang Candi diperkirakan adalah sisa-sisa kompleks suatu percandian yang berlatar belakang agama Buddha.
Obyek-Obyek Ideofak dari Situs Kota Cina: Refleksi Kehidupan Religi Penghuninya Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 15 No 1 (2012)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4281.646 KB) | DOI: 10.24832/bas.v15i1.138

Abstract

AbstractThe variety of aspects of life of the people settling in the Kota Cina in the past is reflected through the archaeological data gathered through a number of observations and people findings. One of the aspects revealed is the religious aspect. The existing diverged ideofac indicates the diversified religius background as well as the people. The Hindus (Siva and VaisnavaI, Buddhists, and Animists coexisted in harmony in the Kota Cina in its heydey as an international port.AbstakRagam aspek kehidupan manusia pendukung peradaban Kota Cina di masa lalu tercermin pada data arkeologis yang dihimpun melalui sejumlah penelitian dan temuan masyarakat. Salah satu aspek yang terungkap adalah kehidupan religinya. Keragaman ideofak yang ada mencerminkan keragaman latar belakang religinya, sekaligus asal pendukung budayanya. Penganut Hindu (Śaiwa dan Waiṣṇawa), Buddha, dan penganut animisme hidup berdampingan di Kota Cina pada masa jayanya dahulu sebagai suatu bandar internasional.
Jalur-Jalur Interaksi di Kawasan Pesisir dan Pedalaman Daerah Sumatra Bagian Utara Pada Masa Pengaruh Kebudayaan India (Hindu-Buddha) Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 14 No 2 (2011)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6659.575 KB) | DOI: 10.24832/bas.v14i2.151

Abstract

AbstractThe existence of archaeological data in the coastline and hinterland of north sumatra was a trace of an ancient intrerraction track that continued to a later period. The track became a feeding line of the hinterland as trade commodity provider and the coastline as an exit gate of hinterland exported goods and an entrance of imported goods. The evidence of the traffic of commodity in north sumatra was recorded thorugh artefacts or written data.AbstrakEksistensi data arkeologis di kawasan pedalaman dan pesisir Sumatra bagian utara merupakan jejak suatu jalur interaksi kuno yang terus eksis hingga ke masa yang jauh lebih muda. Keberadaannya menjadi penghubung antara kawasan pedalaman sebagai penyedia komoditas perdagangan dengan kawasan pesisir yang menjadi gerbang keluarnya komoditas dari pedalaman dan pintu masuk barang-barang import. Bukti keluar-masuk beragam mata dagangan di Sumatra bagian utara terekam lewat data artefaktual maupun data tertulis.
The Functions and Roles of Śrīwijaya’s Mandalas In The Northern Sumatra Island Ery Soedewo; Stanov Purnawibowo; Repelita Wahyu Oetomo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 13 No 26 (2010)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1688.258 KB) | DOI: 10.24832/bas.v13i26.172

Abstract

AbstrakŚrīwijaya adalah suatu kerajaan maritim yang pengaruhnya meliputi kawasan yang luas di sekitar Selat Malaka. Kepentingan utama dari kerajaan ini adalah penguasaan jalur pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Malaka. Bagaimanapun, baik sumber sejarah maupun arkeologis mengindikasikan bahwa pengaruh niaga dan politik Śrīwijaya juga meliputi kawasan pedalaman dan pantai barat Sumatera. Hal ini mungkin berkaitan dengan kepentingan Śrīwijaya untuk mengamankan aliran mata dagangan terutama kamper dan kemenyan yang hanya dihasilkan oleh kawasan di baratlaut Danau Toba dan sekitarnya.
Peran Transportasi dalam Perkembangan Peradaban Indonesia Kuno Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 13 No 25 (2010)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3735.863 KB) | DOI: 10.24832/bas.v13i25.187

Abstract

AbstractGood transportation system ensures the smooth flow of people and goods. At the same time, along the transfer of people and goods, it also occured the spread of the ideas from one place to another. Unwittingly, such conditions have ultimately an impact on the growing of a civilization.
Panji, Karya Nusantara yang Mendunia: Suatu Kajian Folklor Tentang Keberterimaan “Barang” Impor Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 12 No 23 (2009)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4188.039 KB) | DOI: 10.24832/bas.v12i23.203

Abstract

AbstractPanji story is one of creativity form from ancient Java periode that’s still enjoyed till now in many representation forms. The spread of it not only in South-East Asia archipelago but also to South- East Asia mainland. The similarity of some autochton elements made the story could be accepted in anyplace
Beberapa Ikon Tantrayana dari Padang Lawas dan Cerminan Ritualnya Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 12 No 24 (2009)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.329 KB) | DOI: 10.24832/bas.v12i24.215

Abstract

AbstractIn its heyday, the Padanglawas site area was the center of civilization of Tantric Buddhism. Various Tantric Buddhism rites are reflected in a number of icons found in that area.
Jejak Keindiaan (Hindu-Buddha) dalam Kebudayaan Pakpak Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 11 No 21 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/bas.v11i21.229

Abstract

AbstractPakpak as one of the ethnic group in North Sumatera, showed that its cultural heritage had been influenced by Indian culture. Indian culture added into Pakpak culture then enriched it. This addition didn’t change Pakpak’s identity.
Sumberdaya Lahan Basah di Situs-Situs Masa Hindu-Buddha di Daerah Aliran Sungai Batang Ggadis dan Batang Angkola Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 11 No 22 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/bas.v11i22.243

Abstract

AbstractWetland exploitation along Batang Gadis and Batang Angkola River had triggered the rise of Hindu-Buddhism influence in those area. Temples ruin in Mandailing are facts of sophisticated its civilisation
Kemelayuan dan Batas-Batasnya Pada Masa Hindu-Buddha Ery Soedewo
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 10 No 20 (2007)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.491 KB) | DOI: 10.24832/bas.v10i20.255

Abstract

AbstractBased on Chinese sources, at the first time Malay entity due to political entity. Spread of Ancient Malay language speaker to another place didn’t result lost identity on each participants. It’s also proved the ability of Malays in sea voyage, which is now to be one of their identity, besides Malay language itself.