Rytha Tambunan
Universitas Sumatera Utara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUTA DI TOMBAK SITUMORANG: Perubahan Kosmologi Pada Masyarakat Batak Toba Ketut Wiradnyana; Taufiqurrahman Setiawan; Rytha Tambunan
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 21 No 2 (2018)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.224 KB) | DOI: 10.24832/bas.v21i2.364

Abstract

Huta merupakan satu kesatuan sosial yang merupakan bentuk sistem kepemilikan tanah yang berbaur dengan sistem kosmologi masyarakat Batak Toba. Huta merupakan elemen tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya sawah/ladang dan hutan (tombak). Sebuah huta dapat merupakan menjadi tanda keberadaan sebuah kelompok masyarakat dan juga penguasa kelompok marga dalam sebuah tatanan kosmologi, sehingga keberadaan huta menjadi sangat penting bagi eksistensi sebuah kelompok marga. Jadi sebuah huta tidak hanya bermakna ekonomi dan sosial juga bermakna religius. Sehingga ketiga elemen tersebut merupakan sebuah simbol makrokosmos dan mikrokosmosnya dapat dilihat pada bangunan rumah adatnya. Mengingat huta itu bagian dari elemen kosmologi, maka keberadaannya terpisah antara elemen sawah dan hutan/tombak. Di Hutan Tele Situmorang, huta berada di tengah hutan (tombak), hal ini sangat berbeda dengan pemahaman konsepsi kosmologi masyarakat Batak Toba. Berkenaan dengan itu, maka tujuan uraian ini adalah untuk memahami keberadaan huta yang berada di tengah hutan/tombak dalam kaitannya dengan kosmologi masyarakat Batak Toba. Metode yang digunakan dalam pengungkapan ini yaitu dengan mendeskripsi tinggalan arkeologis di huta tersebut untuk mengetahui objek sebagai sebuah huta, dengan segenap perangkatnya. Kemudian dilakukan metode etnoarkeologi atas konsepsi yang terkait dengan kosmologi masyarakat Batak Toba untuk dibandingkan dengan masyarakat tradisional lainnya guna memahami konsepsi kosmologi sebuah hunian. Diharapkan dengan metode tersebut dan folklor yang ada pada masyarakat dapat menggambarkan penyebab dari perubahan kosmologi sistem hunian masyarakat Batak Toba pada huta di hutan Tele Situmorang.
A Homestay Development Based On Traditional Architecture And Ethno Design Of Toba Traditional Houses With The Marga Kinalsystem In Lumban Suhi-Suhi, Pangururan District, Samosir Regency Rytha Tambunan; Fotarisman Zaluchu
INFOKUM Vol. 13 No. 01 (2025): Infokum
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community service program that focuses on improving the welfare and economy of the community, Lumban Suhi-Suhi Village, Pangururan District, Samosir regency. This program was implemented from may 2024 and ended in December 2024. Using the fo-cus group discussion (FGD) method with homestay owners to provide training for own-ers/family clans on managing the Batak Toba traditional house homestay in improving the community's economy and maintaining cultural heritage products by maintaining the uniqueness of traditional architecture and ethno design of the Batak Toba house. The re-search methods include field studies, in-depth interviews with local indigenous commu-nities, and a literature review of Toba traditional architecture. This approach explores cul-tural elements applicable to homestay designs, such as building structures, traditional ornaments, and spatial layouts that reflect the lifestyle of the Batak Toba community. The Batak Toba traditional house has a high cultural value, especially in terms of aesthetics and as a cultural heritage product that really needs to be maintained. The Batak tradi-tional house that is still being empowered must continue to be preserved to maintain the culture it has. One of the most effective ways to empower the Batak Toba traditional house into a homestay. So that the development of this kinship-based homestay willpro-vide welfare for the family and clan owners.