Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENILIK FLUKTUASI EKONOMI KOTA MAGELANG DENGAN IDENTIFIKASI OUTPUT GAP Nur Afiyah Maizunati
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 2, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v2i2.225

Abstract

Pembangunan yang berkelanjutan memerlukan kondisi ekonomi makro yangstabil. Munculnya goncangan dari aspek politik, sosial, ekonomi dan aspek laintidak jarang mengakibatkan terjadinya fluktuasi yang signifikan dalamperekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang positif tidak mutlak mencerminkanhasil output riil yang mampu diperoleh suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomiyang tinggi tidak akan optimal berpengaruh terhadap perkembanganpembangunan jika masih terdapat kesenjangan output negatif terhadap outputpotensialnya. Penelitian ini menggunakan metode Hodrick-Prescott (HP) filterdan regresi exact logistic untuk mengetahui faktor yang mempengaruhiprobabilita terjadinya output gap pada perekonomian Kota Magelang. Hasilpenelitian menyimpulkan bahwa kontraksi pertumbuhan ekonomi di KotaMagelang muncul kembali di tahun 2014 dengan pertumbuhan ekonomi yangmelambat sebesar 4,9% dan output gap negatif mencapai Rp 10,462 miliar. Haltersebut semakin melebar di tahun 2015 dengan gap negatif sebesar Rp. 41,893miliar meski perekonomian mengalami ekspansi dengan pertumbuhan ekonomi5,07%. Tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap probabilita terjadinyaoutput gap di Kota Magelang adalah pertumbuhan belanja Pemerintah Daerah,pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan tingkat pengangguranterbuka.
ANALISIS KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MAGELANG DALAM KLASTER KOTA DI JAWA-BALI Nur Afiyah Maizunati
Riset Akuntansi Keuangan Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Riset Akuntansi Keuangan
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rak.v2i2.222

Abstract

Diberlakukannya prinsip otonomi memberikan kebebasan bagi Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan. Di sisi lain Pemerintah Pusat dan Provinsi masih mengalokasikan dana transfer untuk pemerataan kemampuan keuangan daerah. Ketergantungan akan dana transfer tanpa disadari menjadikan Pemerintah Daerah termasuk Kota Magelang menjadi institusi yang kurang inovatif dan memiliki kesadaran yang rendah terhadap kondisi keuangannya. Monitoring kesehatan keuangan secara periodik merupakan hal yang wajib dilakukan untuk membentuk suatu early warning system terhadap berbagai kemungkinan di masa mendatang baik dari sisi ekonomi makro maupun sosial politik. Melalui analisis deskriptif dengan metode indeks komposit kondisi keuangan dan klasterisasi Pemerintah Daerah disimpulkan bahwa secara umum pengelolaan keuangan di Kota Magelang cukup baik di antara Kota-kota dalam Klaster 3. Dari sisi komposit, kesehatan keuangan Kota Magelang masuk dalam klasifikasi baik (0,856 ~ 1). Kondisikeuangan terbaik dicapai pada dimensi solvabilitas jangka pendek, solvabilitas jangka panjang, fleksibilitas keuangan dan solvabilitas layanan. Nilai indeks dimensi kemandirian keuangan yang rendah mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Magelang perlu untuk lebih mengoptimalkan upaya pencarian sumber dana baru dan basis pajak. Keseimbangan dalam penerimaan dan pengeluaran, manajemen struktur utang dan efisiensi belanja juga harus diperhatikan seiring dengan peningkatan kualitas penganggaran agar kondisi kesehatan keuangan secara keseluruhan dapat terjaga di tengah dinamika kondisi sosial ekonomi yang ada.
Peran Produktivitas Dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Di Indonesia Nur Afiyah Maizunati
Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.081 KB)

Abstract

Achieving food security is one of the global challenges in realizing the Sustainable Development Goals target. The successful growth trend of rice production in Indonesia which is negative can reduce the quality of local producers in providing rice supply to the domestic market and improve the welfare of farmers. Some of the previous studies were obtained from the evidence of income at the farm level with farmer income levels. However, the gap between the results of research with existing conditions in Indonesia. With the wealth indicator being proxied from the exchange rate of farmers, there is still a pattern of a non-linear relationship between economic growth and the exchange rate of farmers in the food crop sub-sector that occurred in Indonesia in several years. Through microdata analysis sourced from the fifth wave of the Indonesian Family Life Survey (IFLS) with Variable Instrumental (IV) regression, this study provides empirical evidence about the production of rice produced on the welfare of rice farmers in Indonesia. At the one percent significance level, a one percent increase in rice production can significantly increase the average income of rice farmers in Indonesia by 0.35 percent (cateris paribus). The welfare of smallholders, in particular, is a component which then complements prioritization in order to support the achievement of food security, one of which is by increasing productivity. Decomposed not only in terms of profit but also in terms of quality. Quality that can be accepted at a significant level, improving education, empowering gender, managing farms that are environmentally friendly, supporting stable prices, independence in fulfilling inputs, capital, marketing, and technological mastery.