Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

AN ECOLOGICAL ASSESSMENT OF SITU BABAKAN LAKE FOR AGROTOURISM DEVELOPMENT IN JAKARTA Indrasti, Rita; Bakrie, Bachtar; Alit Artha Wiguna, I Wayan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Situ Babakan telah ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di wilayah Propinsi DKI Jakartakarena berada ditengah-tengah lokasi pengembangan Perkampungan Budaya Betawi di Kotamadya JakartaSelatan. Sebuah pengkajian telah dilakukan dalam upaya membantu pemerintah untuk mengembangkan danau inisebagai wilayah agrowisata. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk a) mempelajari kualitas air dari danautersebut dan b) mengetahui persepsi tentang pengembangan danau sebagai wilayah agrowisata dari masyarakatyang tinggal di sekitar danau dan dari tamu yang mengunjungi danau. Dari pengkajian ini diperoleh hasil bahwaa) danau Situ Babakan mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai wilayah agrowisata yangdiperlihatkan oleh kualitas air danau yang cukup baik; b) baik penduduk yang tinggal di sekitar danau maupuntamu yang mengunjungi danau sangat mengharapkan agar danau ini dikembangkan secara profesional danberkelanjutan sebagai wilayah agroturisme. Saran kebijakan untuk pengembangan situ Babakan adalah : a) perlupenataan tata ruang di wilayah sekitar situ, b) perlu melibatkan masyarakat setempat dalam pengembangan situBabakan, c) sumber-sumber pencemar perairan situ Babakan perlu dikendalikan dengan sebaik-baiknya, sehinggakualitas perairan situ dapat dipertahankan, d) penataan KJA (Keramba Jaring Apung) perlu dilakukan agarkeindahan dan kelestarian situ dapat dipertahankan.Kata Kunci : pengkajian lingkungan, pengembangan agro wisata, danau Situ Babakan Situ Babakan Lake is determined as one of tourism areas in DKI Jakarta province due to its strategiclocation in the center of Betawi Cultural Village development in South Jakarta municipality. This assessment wasaimed at assisting the local government in developing the lake as an agro-tourism area. Specifically, objectives ofthe study were (a) to study water quality of the lake, and (b) to know perceptions of surrounding community andvisiting tourists regarding the development of the lake as an agro-tourism area. The results showed that (a) SituBabakan showed its potential for an agro-tourism area due to its good water quality, (b) local community andvisiting tourists expected that the local government should promote the lake as sustainable and professionallydeveloped agro-tourism area.. Policy recommendations of the study are: (a) local government has to properlydesign the surrounding area of the lake, (b) involving local community in developing the lake as an agro-tourismarea, (c) controlling sources of pollution to sustain water quality of the lake, and (d) existing floating nets are to bemaintained for its best scenic views of the area.Key words: environmental assessment, agro-tourism development, Situ Babakan lake
Penggunaan Tepung Limbah Organik Pasar Sebagai Pengganti Dedak dalam Ransum Ternak Itik Petelur Bakrie, Bachtar; Sente, Umming; Andayani, Dini
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 11, No 3 (2011)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.674 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v11i3.235

Abstract

Organic waste materials such as flour market (TLOP) have the potential to be used as a substitute for rice bran in poultry rations. This study aims to determine the level of efficiency and effectiveness TLOP in the ration on production of laying ducks levels and quality of duck eggs. The experiment was conducted using Completely Randomized Design with four treatment and 38 replicates each. This type of treatment is replacement of rice bran in the ration with TLOP as: a) 0% (P-0), b) 10% (P-10), c) 20% (P-20) and 30% (P-30). Used 160 ducks consisting of 152 females ducks and 8 males were placed in 8 cages and each filled in 20 ducks were 19 females and 1 male ducks. Observations made during three months and the observed parameters are included the percentage of the daily egg production and egg quality. The results showed that the highest daily production of eggs contained in the treatment of P-30 (average 80.5%), but not significantly different (P>0.05) with P-0 (79.1%) and P-20 (77, 1%) but significantly different (P<0.05) with P-10 (75.2%). Observation of the quality of the eggs they did not look real difference, except in the quality Haught Unit (HU) and egg yolk color index. Haught Unit (HU) increase from 87 to 92, while egg yolk color index change from 14** to 14***. Concluded that TLOP can be used as a substitute for bran feed material up to 30% in the rations of laying ducks Keywords: Organic waste materials, Bran, laying Ducks, egg production, egg quality
Pertambahan Bobot Badan Larva Ulat Hongkong (Tenebrio Molitor L.) dengan Penambahan Styrofoam Di Dalam Pakan Iding Iding; Bachtar Bakrie; Maria Aditia Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i2.1105

Abstract

Taman Margasatwa Ragunan salah satu tempat rekreasi di Jakarta yang ramai dikunjungi. Permasalahan sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung seperti styrofoam dikarenakan pengelolaan sampah yang belum optimal. Larva ulat Hongkong diketahui dapat mengurai sampah anorganik seperti Styrofoam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertambahan bobot badan larva ulat Hongkong (Tenebrio molitor L.) dengan penambahan styrofoam secara ad libitum di dalam pakan. Larva ulat Hongkong yang digunakan berumur 35 hari setelah menetas sebanyak 2.000 ekor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor (pakan dan styrofoam), terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga berjumlah 20 wadah pemeliharaan dengan masing-masing wadah pemeliharaan berisi 100 ekor. Pakan perlakuan terdiri dari 4 level terdiri dari P1 (100 % pakan ayam komersil bentuk pellet) tanpa pemberian styrofoam, P2 (75% pakan ayam komersil bentuk pellet + styrofoam), P3 (50% pakan ayam komersil bentuk pellet + styrofoam), P4 (25% pakan ayam komersil bentuk pellet + styrofoam). Variabel penelitian yaitu pertambahan  bobot badan dan konversi pakan. Pengamatan jumlah konsumsi dan sisa pakan dilakukan per 10 hari dari awal penelitian dan 10 hari terakhir dilakukan setiap hari sampai akhir penelitian, pengamatan konsumsi dan sisa styrofoam dilakukan pada 10 hari terakhir, sedangkan pengamatan pertambahan bobot badan larva ulat Hongkong dilakukan per 10 hari dari awal sampai dengan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan styrofoam di dalam pakan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan. Perlakuan 2 dengan persentase pemberian pakan 75 % dari kebutuhan pokoknya, memberikan hasil terbesar pada pertambahan bobot badan larva ulat Hongkong yaitu 0,82  gram/100 ekor/hari atau 0,0082 gram/ekor/hari dan konsumsi pakan 3,25
Perbadingan Pembersihan Bulu Halus Antara Penggunaan Lilin Siongka dan Pemanggangan Terhadap Kualitas Karkas Itik Moh. Amir Biqi; Bachtar Bakrie; Maria Aditya Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1855

Abstract

Proses mendapatkan karkas itik terdapat kesulitan pada pembersihan bulu halusnya. Pelaku usaha pemotongan itik menambah prosesnya dengan lilin siongka atau pemanggangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas fisik dan mikrobiologis karkas itik dengan perlakukan pembersihan bulu halus berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (2x2). Perlakukanya yaitu dengan cara pembersihan dan jenis itik yang digunakan dengan delapan ulangan meliputi: Lilin siongka+itik lokal (P1L1), Lilin siongka+itik hibrida (P1L2), Pemanggangan+itik lokal (P2L1) dan Pemanggangan+itik hibrida (P2L2). Parameter yang diamati adalah persentase karkas, persentase mutu karkas, tingkat kesukaan karkas dan cemaran mikrobiologi. Hasil analisis statistik persentase karkas lebih tinggi (P<0,05) pada pembersihan dengan lilin siongka (61,27%) dibandingkan pembersihan dengan pemanggangan P2L1 (57,09%). Persentase mutu faktor keutuhan paling tinggi pada P1L1 (75 %) sedangkan faktor kebersihan paling tinggi P2L2 (88%). Tingkat kesukaan warna karkas tidak berbeda nyata (P>0,05), aroma karkas pemanggangan lebih disukai (P<0,05). Cemaran Eschericia coli tertinggi 110x101 MPN/g (P2L1) dimana pada penilaian mutu kebersihan mendapatkan nilai terendah. Semua perlakukan menunjukkan hasil negatif salmonella.  Kata kunci : Itik, karkas, lilin siongka, pemanggangan
Profil Peternakan Kelinci di Wilayah Perkotaan DKI Jakarta Serta Potensi dan Peluang Pengembangannya Syamsu Bahar; Bachtar Bakrie; Umming Sente
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.082 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.89

Abstract

Kelinci memiliki potensi biologis dan ekonomi  untuk menghasilkan daging dan kulit-bulu bermutu terutama jenis Rex dan Satin, dan juga untuk tujuan kesayangan. Salah satu potensi yang menonjol dalam hubungannya dengan peternakan rakyat adalah kelinci mampu tumbuh dan berkembang biak hanya dengan pemberian pakan hijauan, limbah pertanian dan limbah pangan serta dapat dipelihara pada skala rumah tangga . Tujuan penelitian mengetahui profil peternakan kelinci di wilayah perkotaan DKI Jakarta serta  peluang pengembangannya. Metode penelitian survei peternakan kelinci dengan sampel secara sengaja,teknik pengambilan data dengan wawancara meliputi: jenis kelinci, sistim perkandangan, sistim reproduksi, pengelolaan pakan, pengendalian penyakit,pemasaran, potensi dan peluang pengembangannya. Analisis data secara deskriptif. Hasil menunjukkan pemeliharaan kelinci kebanyakan dilakukan secara perorangan dan bersifat bisnis keluarga. Sebagian peternak bergabung dalam wadah Indonesian Rabbit Association, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki wadah kelembagaan. Umumnya peternak memelihara kelinci sebagai hewan hias dengan jenis bermacam-macam seperti Rex bulu karpet, Rex satin, English Angora, Black oter, Fuzzy lop, Holland lop, Lion dan Persilangan.  Pemeliharaan kelinci  menggunakan  sistim  kandang  baterai/individu  dengan  bahan  terbuat  dari  kayu  dan  kawat.  Sistim reproduksi menunjukkan jumlah anak sekelahiran antara 6–8 ekor per induk per kelahiran. Pakan yang diberikan umumnya berupa hijauan limbah sayuran, sangat sedikit yang memberikan pakan konsentrat. Penyakit yang sering menyerang scabies, diare  dan  kembung. Pemasaran kelinci dilakukan secara langsung ke  konsumen  yaitu  di tempat-tempat keramaian seperti pasar dan tempat rekreasi. Kesimpulan potensi dan peluang pengembangan kelinci dapat dilakukan melalui inovasi teknologi peternakan kelinci dan menciptakan kawasan “kampung industri kelinci” yang dikelola oleh kelembagaan kelompok tani. Kata Kunci            : Jakarta, Kampung industri kelinci, Perkotaan.
PENGARUH PERBANDINGAN PERSENTASE PENGGUNAAN DUA BAHAN PENCAMPUR TERHADAP KUALITAS TEPUNG SILASE AYAM MATI Siti Rohaeni; Bachtar Bakrie; Endjang Manshur
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.385 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i1.231

Abstract

Keberadaan ayam mati merupakan salah satu permasalahan yang ada di masyarakat karena sering disalahgunakan oleh oknum-oknum pedagang ayam potong untuk diperjualbelikan sebagai bahan konsumsi manusia, salah satu pemecahan masalah tersebut yaitu dengan teknologi fermentasi pengolahan ayam mati menjadi bahan pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bahan pencampur/pereduksi lemak yang terbaik dan menghasilkan performans terbaik untuk dijadikan tepung silase sebagai bahan pembuat pellet ikan lele. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan 3 kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah onggok dan tepung kapur, sedangkan faktor kedua adalah persentase yang digunakan dari kedua bahan tersebut yaitu masing-masing untuk onggok 20%, 30% dan 40% serta tepung kapur 20%, 30% dan 40%. Parameter yang diamati yaitu pH, performans meliputi warna, aroma, tekstur, konsistensi dan kemungkinan adanya jamur, serta analisa kandungan BK dan lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pereduksi yang lebih tinggi menurunkan lemak yaitu tepung kapur 40% (6,37%), Sedangkan jenis bahan pereduksi yang menghasilkan performans terbaik untuk dijadikan tepung silase sebagai bahan pembuat pellet yaitu onggok 20%.  Kata kunci : bahan pencampur, tepung silase, ayam mati, onggok, tepung kapur
PENGARUH BEBERAPA MACAM PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SELADA (Lactuca sativa L.) Ade Rahmat Firmansyah; Bachtar Bakrie; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.146 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.219

Abstract

Tanaman selada (Lactuca sativa L) adalah jenis sayuran daun yang dimanfaatkan sebagai lalapan dan penghias hidangan, serta bias membantu mengurangi risiko kanker, katarak, stroke, meringankan insomnia, dan mengurangi gangguan anemia dan banyak mengandung vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial dengan empat perlakuan dan 6 kali ulangan. Pengamatan yang dilakukan 6 kali selama penelitian dimulai pada umur 1 minggu setelah tanam sampai umur 6 minggu setelah tanam. Penelitian ini dilaksanakan secara ekperimen dengan menguji pupuk 4 macam pupuk organik cair sebagai perlakuan. Pupuk organik cair yang digunakan adalah pupuk kandang domba, pupuk organik cair solusi pupuk dewa;  pupuk organik cair green tonvit; dan pupuk organik cair b-terra. Parameter yang diamati ,yaitu tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan bobot segar. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik cair b-terra memberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter lain yaitu lebar daun, jumlah daun, dan bobot segar. Kata kunci : Pupuk organic cair, selada, pertumbuhan, produksi.
Bobot Produksi Telur Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) dengan Pemberian Larutan Daun Kelor Maria Aditia Wahyuningrum; Bachtar Bakrie; Hendri Fahroji
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.846

Abstract

Pemeliharaan burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) di daerah tropis tidak terlepas dari permasalahan konsumsi pakan dan cekaman stres akibat panas. Tanaman kelor menjadi salah satu alternatif pengganti antibiotic karena telah dikenal sebagai sumber nutrisi yang sangat baik dengan protein yang cukup tinggi dan baik bagi ternak monogastrik, dikenal pula sebagai sumber antioksidan alami yang mengandung karoteinoid, selenium, flavonoid dan fenolik yang dapat memperbaiki performa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengkaji tentang performa produksi telur burung puyuh (Coturnix coturnix Japonica) fase layer yang diberi larutan daun kelor (Moringa oleifera Lam) dalam air minum sebagai suplemen beta karoten yang aman dengan berbagai level dosis yang tepat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan pada masing-masing 5 ekor. Perlakuan air minum pada penelitian ini terdiri atas lima taraf pemberian yaitu : R1 = air minum tanpa larutan daun kelor (kontrol), R2 = larutan daun kelor 5%, R3 = larutan daun kelor 10%, dan R4 = larutan daun kelor 15%. Variable penelitian meliputi bobot telur dan  produksi telur. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan  uji  F  ANOVA,  apabila hasil menunjukkan  perlakuan  berbeda  nyata  maka  dilakukan  uji  perbandingan berganda duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil perhitungan produksi telur burung puyuh pada R1 = 83,14 - 92,57 %, R2 = 85,14 - 96,00 %, R3 = 84,45 - 93,71% dan R4 = 83,43 - 95,43 % sedangkan bobot telur burung puyuh pada R1 = 10,98 - 11,47 gram, R2 = 10,95 - 11,41 gram, R3 = 11,11 - 11,50 gram, dan R4 = 11,17 - 11,70 gram.Kata Kunci: Burung puyuh, Larutan kelor, Antioksidan alami, Bobot telur.
AN ECOLOGICAL ASSESSMENT OF SITU BABAKAN LAKE FOR AGROTOURISM DEVELOPMENT IN JAKARTA Rita Indrasti; Bachtar Bakrie; I Wayan Alit Artha Wiguna
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v6n2.2003.p%p

Abstract

Situ Babakan telah ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di wilayah Propinsi DKI Jakartakarena berada ditengah-tengah lokasi pengembangan Perkampungan Budaya Betawi di Kotamadya JakartaSelatan. Sebuah pengkajian telah dilakukan dalam upaya membantu pemerintah untuk mengembangkan danau inisebagai wilayah agrowisata. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk a) mempelajari kualitas air dari danautersebut dan b) mengetahui persepsi tentang pengembangan danau sebagai wilayah agrowisata dari masyarakatyang tinggal di sekitar danau dan dari tamu yang mengunjungi danau. Dari pengkajian ini diperoleh hasil bahwaa) danau Situ Babakan mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai wilayah agrowisata yangdiperlihatkan oleh kualitas air danau yang cukup baik; b) baik penduduk yang tinggal di sekitar danau maupuntamu yang mengunjungi danau sangat mengharapkan agar danau ini dikembangkan secara profesional danberkelanjutan sebagai wilayah agroturisme. Saran kebijakan untuk pengembangan situ Babakan adalah : a) perlupenataan tata ruang di wilayah sekitar situ, b) perlu melibatkan masyarakat setempat dalam pengembangan situBabakan, c) sumber-sumber pencemar perairan situ Babakan perlu dikendalikan dengan sebaik-baiknya, sehinggakualitas perairan situ dapat dipertahankan, d) penataan KJA (Keramba Jaring Apung) perlu dilakukan agarkeindahan dan kelestarian situ dapat dipertahankan.Kata Kunci : pengkajian lingkungan, pengembangan agro wisata, danau Situ Babakan Situ Babakan Lake is determined as one of tourism areas in DKI Jakarta province due to its strategiclocation in the center of Betawi Cultural Village development in South Jakarta municipality. This assessment wasaimed at assisting the local government in developing the lake as an agro-tourism area. Specifically, objectives ofthe study were (a) to study water quality of the lake, and (b) to know perceptions of surrounding community andvisiting tourists regarding the development of the lake as an agro-tourism area. The results showed that (a) SituBabakan showed its potential for an agro-tourism area due to its good water quality, (b) local community andvisiting tourists expected that the local government should promote the lake as sustainable and professionallydeveloped agro-tourism area.. Policy recommendations of the study are: (a) local government has to properlydesign the surrounding area of the lake, (b) involving local community in developing the lake as an agro-tourismarea, (c) controlling sources of pollution to sustain water quality of the lake, and (d) existing floating nets are to bemaintained for its best scenic views of the area.Key words: environmental assessment, agro-tourism development, Situ Babakan lake
Penggunaan Tepung Limbah Organik Pasar Sebagai Pengganti Dedak dalam Ransum Ternak Itik Petelur Bachtar Bakrie; Umming Sente; Dini Andayani
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 11 No 3 (2011)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.674 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v11i3.235

Abstract

Organic waste materials such as flour market (TLOP) have the potential to be used as a substitute for rice bran in poultry rations. This study aims to determine the level of efficiency and effectiveness TLOP in the ration on production of laying ducks levels and quality of duck eggs. The experiment was conducted using Completely Randomized Design with four treatment and 38 replicates each. This type of treatment is replacement of rice bran in the ration with TLOP as: a) 0% (P-0), b) 10% (P-10), c) 20% (P-20) and 30% (P-30). Used 160 ducks consisting of 152 females ducks and 8 males were placed in 8 cages and each filled in 20 ducks were 19 females and 1 male ducks. Observations made during three months and the observed parameters are included the percentage of the daily egg production and egg quality. The results showed that the highest daily production of eggs contained in the treatment of P-30 (average 80.5%), but not significantly different (P>0.05) with P-0 (79.1%) and P-20 (77, 1%) but significantly different (P<0.05) with P-10 (75.2%). Observation of the quality of the eggs they did not look real difference, except in the quality Haught Unit (HU) and egg yolk color index. Haught Unit (HU) increase from 87 to 92, while egg yolk color index change from 14** to 14***. Concluded that TLOP can be used as a substitute for bran feed material up to 30% in the rations of laying ducks Keywords: Organic waste materials, Bran, laying Ducks, egg production, egg quality