Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Prevalensi Penyakit Tuberculosis Paru di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011-2013 Rachmawati, Faika
Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Central Basic Biomedical and Health Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.627 KB)

Abstract

Tuberculosis (TB) is still a global health problem especially in developing countries including Indonesia. This disease can be transmitted from patient with Mycobacterium tuberculosis by releasing bacteria into the air when coughing and sneezing. High prevalence of TB and unsucessful of implementation of eradication programs.This disease as the number one killer infectious disease group. TB incidence in Lampung province was increasing from year to year even though the curing rate was already higher than 85%. In the last two years (2011 – 2013), the Lampung Provincial Health Office reported an increasing new TB cases as much as 15%. Similarly, the Metro city which is one of the districts / cities in Lampung province with the lowest numbers of TB case finding in Lampung province. This research was aimed to describe the prevalence TB and their distribution at Metro City that has been not yet available as far. This research was design as a descriptive study with a cross sectional approach. Data taken from 4 hospitals and 11 center for public health (Puskesmas) in Metro City during 2011 – 2013.with SITT software and the data were analyzed by using an Excel program. The results showed that in 2011-2013 found as many as 3618 cases of TB suspects with 247 cases of pulmonary TB smear positif.Patients in Metro City only 2% of TB patients Lampung Province. Many people were suffered by pulmonary tuberculosis at the age of 25-54 years and 67% of patients them were male.Key words: Lampung, Metro, Tuberculosis disease, Prevalence Abstrak TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia. Penyakit ini dapat menular dari penderita yang di dalam paru-paru atau tenggorokannya terdapat Mycobacterium tuberculosis, kemudian melalui batuk atau bersin sehingga melepaskan bakteri ke udara. Tingginya prevalensi TB dan belum berhasilnya pelaksanaan program pemberantasan TB, menempatkan penyakit ini sebagai penyebab kematian nomor satu dari kelompok penyakit infeksi. Di Provinsi Lampung, insiden kasus TB dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, meskipun angka kesembuhan sudah di atas 85%. Berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, terjadi peningkatan kasus baru sebesar 15% dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Demikian juga halnya dengan kota Metro yang merupakan salah satu kabupaten/kota di Provinsi Lampung dengan angka temuan kasus TB terendah di Provinsi Lampung. Saat ini gambaran mengenai prevalensi dan sebarannya belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Prevalensi TB dan sebarannya di kota Metro, Lampung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pendekatan potong lintang. Data berasal dari 4 rumah sakit dan 11 Puskesmas di kota Metro selama tahun 2011-2013 dengan menggunakan software Sistem Informasi Tuberculosis Terpadu (SITT).Data diolah dengan menggunakan program Excel. Hasil menunjukkan bahwa pada tahun 2011-2013 ditemukan kasus tersangka TB sebanyak 3.618 dengan 598 penderita TB dan 247 kasus BTA positif. Penderita TB paru di kota Metro hanya 2% dari penderita TB Provinsi Lampung. TB paru banyak diderita pada umur 25-54 tahun dan 67% penderita berjenis kelamin laki-laki.Keyword: Lampung, Metro, Tuberkulosis, Prevalensi
Analisis Determinan Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Apartment Suite Trivium PT. Lippo Cikarang Ansori, Farizal; Suratmi, Tri; Tamba, Mariati; Bakrie, Bachtar; Rachmawati, Faika
JURNAL ADMINISTRASI & MANAJEMEN Vol 12, No 1 (2022): Jurnal Administrasi dan Manajemen
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jam.v12i1.2108

Abstract

Latar Belakang: Pengambilan keputusan dianggap sebagai hasil dari proses mempertimbangkan berbagai faktor untuk memprediksi masa depan. Pengambilan keputusan dalam membeli apartemen Trivium Suite di PT Lippo Cikarang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian Apartemen Trivium Suite PT. Lippo Cikarang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Data dikumpulkan dengan google form. Jumlah sampel sebanyak 230 responden, dianalisis menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 168 (73%) responden mengambil keputusan untuk membeli Apartemen Trivium Suite PT. Lippo Cikarang. Variabel yang berhubungan signifikan dengan keputusan pembelian apartemen adalah harga, cara pembayaran, lokasi, fasilitas, desain dan promosi dengan p.value < 0,05. Faktor dominan yang berhubungan signifikan dengan keputusan pembelian apartemen adalah harga dengan nilai OR 5,374 dan memiliki peluang 5 kali untuk membeli apartemen dengan harga murah dibandingkan konsumen yang menyatakan harga apartemen mahal. Kesimpulan: Harga yang murah menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk membeli apartemen komersial. Saran: Dapat dijadikan sebagai rekomendasi kebijakan dalam strategi pemasaran. Kata kunci: Pengambilan keputusan, harga, apartemen
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Bahaya Rokok pada Remaja SMPN 1 dan SMP Yapan di Kota Depok Rachmawati, Faika
Borobudur Nursing Review Vol 4 No 2 (2024): Borobudur Nursing Review Vol 4 No 2 (July-December 2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bnur.9771

Abstract

Latar belakang: Rokok masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Perilaku merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi sudah dimulai pada masa anak-anak dan masa remaja. Jumlah perokok usia remaja saat ini terus meningkat. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 – 2018 terjadi peningkatan prevalensi perokok usia 10-18 tahun dari 7,1% (tahun 2013) meningkat menjadi 9,1% (tahun 2018). Pendidikan Kesehatan terbukti mencegah perilaku merokok pada siswa sekolah karena merupakan suatu pendekatan yang efektif dan memberikan pengaruh yang positif. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pre-experimental design tipe one group pretest-posttest. Jumlah sampel 38 terbagi dalam 2 sekolah, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil: Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan peningkatan rata-rata 3,50 (6 siswa SMPN 1) dan 10,65 (17 siswa SMP YAPAN) menunjukkan probabilitas Asym.sig 2 failed SMPN 1 sebesar 0 .020 (p value < 0,05) dan SMP YAPAN 0.000 (p value < 0,05). Kesimpulan: intervensi pendidikan kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bahaya dan ancaman rokok dan peran orang tua, guru sekolah, serta lingkungan dalam pendidikan kesehatan juga menjadi salah satu faktor penting untuk membangun kepercayaan , perkembangan sosial, emosional, dan kognitif pada anak dalam menghindari rokok. Kata Kunci: Pengetahuan, Rokok, Remaja
Hubungan jenis kelamin dan status pernikahan dengan indikasi masalah kesehatan jiwa pada ASN Kota Depok Zakiah, Zakiah; Rachmawati, Faika; Prasetyo, Raden Putri Annisya Affriany
Journal of Health Research Science Vol. 5 No. 01 (2025): Journal of Health Research Science
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jhrs.v5i1.1572

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan jiwa menjadi isu kesehatan global karena meningkatnya prevalensi gangguan mental, dampaknya yang luas terhadap kualitas hidup dan produktivitas, serta masih tingginya stigma dan keterbatasan akses layanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan indikasi gangguan kesehatan mental.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui proses skrining menggunakan instrumen PHQ-2 dan GAD-7. Sampel penelitian terdiri dari 1.401 responden yang dipilih melalui teknik random sampling.Hasil: terdapat hubungan signifikan antara status perkawinan dan hasil skrining kesehatan mental (p-value = 0,001 < 0,05). Pegawai yang sudah atau pernah menikah memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami indikasi gangguan kesehatan mental (OR = 3,121). Selain itu, ditemukan hubungan bermakna antara jenis kelamin dan hasil skrining kesehatan mental (p-value = 0,032 < 0,05), dengan jenis kelamin sebagai faktor protektif dan pegawai laki-laki lebih terlindungi dari gangguan kesehatan mental (OR = 0,657).Kesimpulan: Pegawai perempuan dan sudah atau pernah menikah lebih banyak terindikasi gangguan kesehatan mental. Sehingga perlu untuk memperkuat program kesehatan mental di tempat kerja melalui layanan konseling, edukasi literasi mental, serta pendekatan yang responsif terhadap gender dan status perkawinan.
PREVALENSI PEROKOK PADA REMAJA AWAL DI KOTA DEPOK TAHUN 2024 Liziawati, Mary; Zakiah, Zakiah; Rachmawati, Faika; Ihyani, Ihyani; Lestari, Puji
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.43745

Abstract

Perilaku merokok masih menjadi masalah sosial karena berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Prevalensi merokok di Indonesia semakin meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa remaja awal di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Kota Depok, dengan jumlah sampel sebanyak 2.440 responden dengan teknik pengambilan sampel Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi umur paling banyak berusia 12 tahun sebanyak 851 siswa (34.9%), jenis kelamin siswa laki-laki sebanyak 1807 siswa (74%), pengetahuan dampak merokok pada kesehatan sebanyak 1799 siswa (73.7%), frekuensi siswa yang memiliki anggota keluarga di rumah yang merokok 1843 siswa (75%) lebih besar dibandingkan dengan melihat teman dekat yang merokok 1101 siswa (45.1%) dan melihat orang merokok di satuan pendidikan sebanyak 797 siswa (32.7%). Hasil uji bivariat menggunakan analisis Chi Square terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan signifikansi terhadap perilaku merokok yaitu sumber paparan melihat orang yang merokok di satuan pendidikan (p value 0.000), ada anggota keluarga di rumah yang merokok (p value 0.000) dan teman dekat banyak yang merokok (p value 0.000). Penurunan prevalensi perokok remaja harus dilakukan oleh seluruh stakeholder lintas sektor, perguruan tinggi, media, masyarakat, orang tua, termasuk peran anak sebagai subjek yang dilindungi serta penguatan program promosi dan preventif secara komprehensif.
Determinants of Stunting In Children Aged 6–59 Months In West Sulawesi Province: A Secondary Data Analysis of The 2022 Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI) Basirah Mulya, Ainur; Ulfa, Laila; Indrawati, Lili; Rachmawati, Faika
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 5 No. 3 (2025): August 2025 (Indonesia - Malaysia)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijhp.v5i3.385

Abstract

Introduction:Stunting remains a major public health concern in Indonesia, particularly in West Sulawesi Province, which continues to report a high prevalence. Stunting refers to a failure of linear growth in children under five years of age, primarily resulting from prolonged nutritional deficiency and repeated infections, especially during the critical window of the first 1,000 days of life. This study aimed to identify the determinants of stunting among children aged 6–59 months in West Sulawesi Province using secondary data from the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI). Methods: This was a cross-sectional study using secondary data from the 2022 SSGI. The study population consisted of 3,686 households with children aged 6–59 months in West Sulawesi. Data analysis was conducted using univariate, bivariate, and multivariate approaches to identify variables significantly associated with stunting. Results: The dominant factor associated with stunting among children aged 6–59 months in West Sulawesi Province is birth weight (OR: 3.369). Children with a history of low birth weight (LBW) are 3.3 times more likely to experience stunting compared to those without such history, after controlling for maternal education, sanitation (latrine ownership), and immunization status. Conclusion: Low Birth Weight (LBW) is a significant contributing factor to the increased risk of stunting in children aged 6–59 months. Therefore, it is recommended to implement targeted interventions focused on fulfilling nutritional needs, monitoring growth and development, providing early stimulation, and promoting exclusive breastfeeding. These measures are essential to prevent and address stunting early in children with a history of LBW.
Determinan Perilaku Merokok pada Sopir Angkutan Umum Terminal Depok Kota Depok Tahun 2024 Nurdiena, Ihyani; Krianto, Tri; Rachmawati, Faika; Lestari, Puji; Darwati, Darwati
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16087

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada sopir angkutan umum di Terminal Depok. Latar belakang penelitian ini adalah tingginya prevalensi merokok di Indonesia, yang berdampak pada masalah kesehatan serius, termasuk Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain cross-sectional, penelitian ini mengumpulkan data dari 30 sopir angkutan umum melalui wawancara dan pengukuran kadar karbonmonoksida (CO) menggunakan alat BEDFONT Smokerlyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76,7% sopir merokok setiap hari, dengan faktor-faktor seperti stres kerja dan kebiasaan sosial menjadi pendorong utama perilaku merokok. Selain itu, hasil pemeriksaan CO menunjukkan bahwa 50% sopir memiliki kadar CO yang masuk dalam kategori "sangat buruk". Terdapat hubungan signifikan antara perilaku merokok dan kadar CO (p-value < 0,05), yang menunjukkan dampak merokok terhadap kesehatan paru-paru. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan perlunya edukasi dan intervensi yang lebih kuat untuk mengurangi perilaku merokok di kalangan sopir angkutan umum, serta implementasi lebih ketat kawasan tanpa rokok di tempat-tempat umum, termasuk terminal.